Entah apa yang ada dipikiran zee saat ini, dia benar-benar merasa bersalah dengan gadis itu. Lalu sedikit mengeluarkan air mata, brielle hanya merasa dirinya pusing dan juga karena efek minuman itu dia belum menyadari hal itu. Suara isakan zee terhenti saat brielle mengucapkan hal yang membuatnya terkejut.
"Zee..apa itu kau?"
Zee melebarkan matanya, nafasnya tidak teratur. Dia menangkap wajah brielle sekarang sedikit tertawa.
"Auhh aku mabuk hingga berhalusinasi tentang gadis itu lagi..."
Brielle tidak menghiraukan zee yang masih menangis dihadapannya itu hingga zee benar-benar lelah dengan segala rindunya. Zee ingin sekali brielle melihat dirinya sebagai zee yang dia cintai, yang brielle rindukan setiap saat.
Lalu dibaringkannya secara perlahan tubuh Brielle di atas ranjang hangat berseprai putih itu. Di rapikannya rambut yang menutupi separuh wajahnya, cantik. Itulah kata yang terbesit di benaknya. Tiba-tiba wanita itu menggeliat dan mengerjapkan matanya. Masih terlihat jelas wajah merah meronanya akibat minuman laknat itu. Wanita itu masih dalam pengaruh alkohol, dia mengoceh tak jelas. Namun Zee dapat menangkap maksudnya, sepertinya wanita ini sedang dilema karena cintanya pada dirinya begitu berat untuk ia lalui.
Saat Zee akan beranjak, tangan gadis cantik itu menggenggam erat kerah kemeja yang di kenakan zee dan menariknya hingga wajah brielle tepat di hadapannya. Mata mereka bertemu, saling diam menatap lalu tanpa ragu-ragu brielle mengecup bibir zee dan mengulum bibir atas bawahnya. Awalnya zee menolak dan berusaha untuk melepaskan cengkraman brielle. Tapi brielle sepertinya tak rela bila zee menjauh darinya.
"Kenapa??? Apa kau tak tertarik padaku??? Apa tubuhku ini tak membuatmu tergoda untuk menyentuhnya, tuan???"
Racau brielle dengan mata yang mulai berembun dan basah. Tak lama suara isak tangisnya terdengar, zee hanya bingung apa yang harus dia lakukan pada brielle untuk saat ini. Jika dia terus berada di dekat brielle zee tak yakin mampu menahan gejolak yang datang mengusik veromone yang ada pada dirinya.
Zee adalah gadis yang paling merindukan aroma tubuh brielle, dan juga paling berhasrat pada brielle terbukti dengan goyahnya iman yang ada pada dirinya pada saat brielle menggerakan kedua lengannya untuk menyentuh dan mengelus leher belakang zee sambil menggelantungkan tangannya itu. Mengobrak abrik tatanan rambutnya.
Nafas mereka mulai putus-putus. Zee mulai turun mengecup dan menjilati tiap jengkal tubuh brielle. Brielle hanya mampu menggeliat resah karena rangsangan yang di berikan zee pada tubuhnya benar-benar terasa nikmat untuknya. Zee meraba dan meremas payudara brielle lalu secara perlahan jilatan dari lidah zee turun ke perut hingga sampailah pada bagian intim wanita itu. Di kecup,di jilat dan di kulumnya kulit brielle dan sedikit menariknya dengan menggunakan kedua belah bibir sexynya.
Lidah Zee semakin liar dan lihai memanjakan daerah intim milik Brielle. Brielle hanya bisa mendesah dan mendongakkan kepalanya bersama tubuhnya yang bergerak gelisah, di tekannya kepala zee agar lebih dalam lagi memuaskanya di bawah sana. Brielle mengangkat kepalanya untuk melihat zee yang sedang bekerja di bawah tubuhnya. Rangsangan yang menghantar rasa geli ini membuat brielle tak sanggup lagi menahan gelombang nikmat yang akan segera menyembur keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Roomatte [END]
FanfictionZeeBriel [Not Jibril] Gabriel Angelina biasa dipanggil Briel seorang penyendiri dan begitu membenci kerusuhan, keributan harus membuka takdir barunya. Yakni ketika Zee dengan nama lengkapnya Azizi Shafa Asadel datang sebagai teman satu Rumahnya. Ras...
45.[21+] PRESSURE 🔞📵🚷
Mulai dari awal