Dera memilih bungkam daripada harus salah ngomong lagi, itu bikin dia malu. Cowo itu terkekeh pelan.
"Lo masih inget nama gue kan?" kata cowo itu
"Emm rafi kan?" tebak dera. Cowo itu tersenyum tipis.
"Akhirnya ada juga yang bisa bedain rafa sama rafi." gumam rafi.
"Emang kenapa?" tanya dera
"Soalnya banyal banget yang engga bisa bedain gue sam rafa." kata rafi.
"Amasa sih?" kata dera
"Iyahh, ohiya gue heran deh, sama kalian berdua." kata rafi.
"Siapa?" tanya dera.
"Lo sama deffan, yang gue liat kalian kan suka banget berantem tapi entah kenapa gue ngerasa deffan nyembunyiin sesuatu dari lo." dera menengok ke arah rafi.
"Gue juga mikir gitu, gue curiga kalau dia nyembunyiin baju gue." kata dera sambil ngangguk ngangguk.
Rafi menggelengkan kepalanya. "Bukan itu." gemas rafi.
"Terus?"
"Maksud gue mungkin dia suka sama lo."
Uhuk uhuk.
Dengan reflek rafi berdiri dan menepuk pundak dera. "Lo gapapakan? Astaga gue minta maaf." khawatir rafi.
"Uhuk uhuk gapapa." batuk dera.
"Yaudah minum dulu." kata rafi sambil menyodorkan jus ke depan dera. Dera meminumnya dan tanpa sengaja mata dera bertatapan dengan cewe yang ada di depan pintu.
Dera menaruh minumannya dan segera berdiri, cewe itu tersenyum tipis dan berjalan keluar dari kafe. Dera melihat cowo yang pernah ia temui di bus waktu itu sedang duduk di salah satu kursi dan didepan nya ada cewe dengan pakaian kurang bahan.
Dera mengejar cewe itu keluar cafe dengan rafi dibelakang nya. Tentunya rafi sudah membayar minuman dan makanannya.
Dera berjalan ke sana kemari, matanya juga menelusuri setiap sisi dan sudut dijalanan. Dia melihat gadis itu sedang menaiki angkutan umum yang berhenti didepannya. Baru saja dera ingin berteriak tangan rafi mencegah niat nya.
"Kenapa?" tanya rafi dengan nafas tak beraturan.
"Fi gue duluan yah, ada urusan dan tentang makanannya nanti gue bayar. " dera pergi sebelum rafi menjawab nya. Gadis itu memberhentikan angkutan yang lewat.
Rafi menatap dera dari tempatnya berdiri. Dia memilih ke parkiran dan kembali ke sekolah, dia masih ada urusan disekolah.
Dera menatap angkutan yang ada didepannya. Dera memohon semoga ia bisa bertemu dengan gadis itu entah kenapa ia ingin sekali bertemu dengan nya padahal ia tak mengenalnya. Ia hanya penasaran.
Angkut itu berhenti di pinggir jalan. Sontak dera menatap siapa yang akan turun ternyata gadis itu. "Pak stop pak." kata dera.
Dera turun setelah angkut berhenti, dia berjalan mencari gadis tadi, saat melihat gadis itu memasuki gang dia segera menyusulnya nya, pas saat dia didepannya dera langsung menepuk pundak gadis itu.
"Eh kamu?" kaget gadis itu
"Akhirnya gue ketemu lo juga." gumam dera dengan nafas tersenggal senggal.
"Kamu nyusul aku kesini?" tanya gadis itu. Dera mengangguk sekali. "Tapi mau ngapain?" tanya gadis itu.
Dera terdiam sebentar.
"Mau ngapain ya?" batin dera.
"Gue juga engga tau, gue pengen ketemu sama lo doang." kata dera. Gadis itu mengerutkan meninggalkan.
"Yaudah yuk kerumah aku aja." gadis itu membawa dera menuju rumahnya, jalannya berbelok belok dan dipenuhi oleh rumah rumah dan banyak anak kecil juga.
"Yuk masuk." dera menatap rumah didepannya, gadis itu masuk dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
Saat ingin masuk dia berhenti dan melihat kakinya, dia membuka sepatunya dan masul ke dalam rumah gadis itu.
"Nih minum, maaf engga ada apa apa selain itu." dera tersenyum dan melihat gelas yang berisi air dengan warna oren.
"Jadi, kamu cuman pengen ketemu sama aku?" tanya gadis itu to the point. Dera mengangguk.
"Nama kamu dera kan?" tanya gadis itu.
"Iyah, nama lo siapa?" tanya dera.
"Minum dulu air nya." gadis itu tersenyum tipis.
"Hmmiyah." dera meminum airnya.
"Apa lo kenal sama cowo yang tadi ke kafe?" tanya dera. Gadis itu menengok lalu mengangguk sekali.
"Kamu kenal sama dia?" tanya gadis itu.
"Iyah kenal, waktu itu engga sengaja ketemu di bus." jawab dera.
"Ohhh."
"Jadi nama lo siapa?" tanya dera penasaran.
"Indah." bukan gadis itu yang berbicara tapi wanita paruh baya yang datang dari pintu masuk.
"Mamah." gadis itu berdiri lalu menyalami wanita itu dera mengikuti nya.
"Ada tamu." gumam wanita itu.
"Iyah."
"Mau makan nak?" tanya wanita itu.
"Engha usah tan, saya sebentar lagi juga pulang." tolak dera halus.
"Beneran engga mau makan?" tawar wanita itu.
"Engga usah tan." senyum dera.
"Yaudah, mamah ke dalam dulu dah." gadis itu mengangguk dan mengajak dera ke kamarnya.
"Jadi nama kamu indah?" tanya dera.
"Hmm."
"Mau dengerin aku curhat engga?" tanya indah.
"Iyah."
"Sebenernya aku engga mau pacaran sampai lulus smk tapi aku ngerasa kesepian kalau temen temen aku pada suka ngilang. Apalagi dia, kamu tau kan cowo tadi di kafe?" dera mengangguk sekali.
"Dia sahabat gue, tapi gue engga mau punya sahabat cowo, takut kenapa friendship, aku awalnya emang sayang sama dia bahkan kamu tau aku pernah nembak dia duluan, aku buang semua rasa malu aku tapi dia malah jawab dengan mudah, dia cuman jawab engga dan setiap gue ceritain tentang cowo yang gue suka dia suka cuek terus bodo amat, kadang kesel juga punya temen kaya dia." dan dari saat itu sampai menjelang malam merela bsrbagi cerita satu sama lain.
Tanpa disadari dera, ada seseorang yang sedang menantinya de gan rasa khawatir yang sangat ketara.
"Gila nih cewe udah malam belum pulang juga." gumam cowo itu.
----------
Maaf banyak typonya, dan maf juga update nya lama. Semoga suka ya.
Sabtu 22 juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
DAD [END]
Romance⛔Jangan Lupa Follow Dulu⛔ Sequel ALDITA Bagaimana cinta tumbuh saat kedua hati tak pernah mengakuinya? Deffan Alfino Wijaya Omongan yang keluar dari bibir kadang membuat seseorang menjadi bingung dengan perasaan mereka sendiri. Adera Najwa Fidelitya...
🌛Tiga Puluh🌜
Mulai dari awal