Emang Nina IQ nya cuman 20! Umpat Alexa dalam hati.
Baru saja Alexa hendak mengambil ponselnya, sebuah suara dari radio sekolah yang berkumandang indah tiba-tiba mengalihkan perhatian kedua gadis itu.
ANAK-ANAK DI HARAP UNTUK KUMPUL DI LAPANGAN KARENA UPACARA AKAN SEGERA DIMULAI, TERIMAKASIH.
Sontak semua gadis yang ada di kelasnya mendadak lesu, mereka semua pikir hari ini tidak ada upacara karena jam sudah lewat 5 menit.
Nina berdiri setelah kedua softlens nya telah terpasang dengan sempurna kemudian menarik tangan sahabatnya menuju lapangan.
"JANGAN LESU GITU DONG WAJAHNYA, SAYANG!" Kata Nina sambil berjalan lantas mencubit-cubit pipi Alexa gemas.
Wajah Alexa entah kenapa berubah menjadi bete, perubahan mood gadis itu memang begitu susah di tebak.
"Sekarang lo yang lesbi, dasar!" Nina terkekeh sambil menyengir lebar, seperti ada yang aneh dari gadis itu.
Begitu mereka sudah baris dengan benar dan bersampingan, Alexa mulai menghadapkan tubuhnya pada Nina dnegan tatapan bertanya.
Alisnya terangkat sebelah dengan tatapan menyelidik, "Ada yang aneh dari lo!"
DEG.
Tiba-tiba saja senyum Nina yang sebelumnya lebar dan ceria berubah menjadi tersenyum kikuk dan matanya menjelajah kemana-mana.
"Mak—sud llo ap-pa sih?" Tanya Nina dengan terputus-putus.
Alexa tertawa sekali, "Nina gak pernah gagap, setau gue."
Ketika Alexa mengatakan hal itu Nina seketika berubah diam seperti ada yang di sembunyikan gadis itu dari dirinya.
"Bilang sama gue lo kenapa?" Melihat raut wajah Alexa yang tak enak lagi sontak Nina menggaruk kepalanya canggung.
"Tapi gue bilangnya malu.." cicit Nina sambil menunduk, wajahnya tertutupi topi upacara sehingga pipinya yang merah tak akan terlihat oleh Alexa.
"Gak usah malu-mau lagi, lo udah malu-maluin dari lahir."
"Ish!" Nina mencibir. "Cepetan bilang, ih!" Paksa Alexa gemas, kedua tangannya hendak bergerak nakal namun Nina sudah mencegahnya duluan.
"Oke, sini!" Nina menyuruh Alexa mendekat dan dirinya bergerak membisikkan sesuatu di samping telinga Alexa dengan suara yang kecil sekali.
"Jangan bilang siapapun kalo gue jadian sama Paul."
DEG!
Mata Alexa sontak membulat sempurna, kedua tangannya bergerak menutup mulutnya yang juga ikut membulat terkejut.
Tanpa disadari ketika mulutnya ingin berteriak bahagia Nina sudah lebih dulu bergerak untuk menutup mulutnya agar tak nakal.
"Eitt! Jangan teriak apapun itu!" Ingat Nina dengan tersenyum penuh kode, Alexa entah kenapa mengangguk menurut seperti anak anjing.
Alexa menoleh lagi pada Nina, "Kok bisa sih lo jadian sama dia?"
Nina mengangkat kedua bahunya, "Tanya orang yang nembak gue dong!"
"Tapi lo suka, kan, sama Paul?" Goda Alexa sambil memainkan kedua alisnya.
Nina mengangguk kecil, malu-malu kucing biasanya anak sekolahan menyebutnya. "Kalo gue gak suka, ya, gue gak akan terima, Lex."
Alexa tertawa lantas mengucapkan selamat atas itu, disusul dengan pemimpin upacara yang menyuruh untuk hormat pada pembina upacara.
15 menit berlalu hingga sampailah di pertengahan upacara dimana disini pembina upacara akan memberikan ceramahnya yang sangat sangat bermutu dan panjangnya seperti rumus fisika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jupiter
Teen Fiction-END- ~~CERITA INI MOSTLY DIALOGNYA PAKAI BAHASA INGGRIS, KALAU KALIAN NGGA NYAMAN DENGAN ITU JUST STOP IT HERE DAN JANGAN MASUKIN CERITA INI KE LIBRARY KALIAN TERIMAKASIH~~ #8 in teen fiction (August 14, 2019) #23 in Cerita Remaja (March 29, 2018) ...
CHAPTER 30 •Jupiter's Bad Day•
Mulai dari awal