"Dasar anak-anak remaja," ujar Claudya
"Kalian ini, semua salah. Prinsip kita adalah satu orang salah, maka semua anggota juga akan kena imbasnya, juri memanggil kalian lagi""Jadi...?" Kata Naumi meminta kepastian.
"Kalian mendapat hadiah dari juri karena penampilan kalian luarbiasa di atas panggung tadi."Mendengar kabar itu, mereka bukanlah bersorak gembira melainkan membuang nafas panjang.
Verrin terjatuh duduk di sofa ruang tunggu itu wajahnya kaku, meskipun pipinya sudah basah akan air mata, jantungnya benar-benar memberontak pada malam itu.
Bagas, dan yang lain pun menangis bahagia, walaupun kekurangan voting tapi juri sendirilah yang meminta mereka lolos babak berikutnya.Flashback off
"Malam ini.. karena kalian sudah bekerja sangat keras, saya sebagai pelatih sanggat bangga atas perjuangan kalian. Keberhasilan kalian saat ini, menjadi awal perjalanan kalian selanjutnya."Semua bersorak gembira, kecuali Verrin wajahnya memang tidak menunjukkan kalau ia sedang sedih, atau marah. Hanya saja perkataan Velly tentang dirinya terus terulang dibenaknya.
"Mungkin ini salahku, salahku menulis lirik lagu itu, yang menyindir hati mu, tapi jujur, aku tak berniat sama sekali untuk menyakitimu."
Bicaranya dalam batin***
Verrin agak berjauhan dengan yang lain memandang langit yang begitu indah malam ini warna yang gelap itu sama dengan hati dan pikirannya.
Banyak kata seandainya yang terlintas di kepala."Seandainya dulu, aku tidak berkenalan denganmu.."
"Seandainya dulu hal itu tidak terjadi.."
"Seandainya dulu.. aku tidak membuatmu kecewa, mungkin sekarang tidak seperti ini."
"Kau adalah panutan ku dulu. kau itu pemberani, kau itu tidak kenal jatuh, kau itu orang yang berani menentang apa yang tidak sesuai dengan jalan pikiranmu, kadang aku berpikir sempat ingin menjadi seperti mu, tapi tidak. Aku salah, menjadi sepertimu bukanlah keputusan yang tepat, aku bersyukur belum menjadi sepertimu karena kamu begitu iri ketika melihat orang lain lebih darimu,
Kau tahu alasannya mengapa? Karena kamu bisa menjadi pemimpin yang baik saat itu."Tiba-tiba Bagas datang dan duduk di sampingnya.
"Jangan bilang kalau Lo sedang menyalahkan diri sendiri sekarang."
Pernyataan Kak Bagas membuat Verrin kaget dan sadar dari lamunannya.
"Gua gak mau dengar saat gua tanya Lo kenapa, dan Lo jawab gak kenapa-napa."
"Kalau gue memang gak kenapa-kenapa, terus harus jawab apa?"
"Fisik Lo memang gak kenapa-kenapa, tapi hati Lo yang kenapa-kenapa."
"Gak ada hubungannya dengan Lo, kak."
"Jangan membohongi diri sendiri, Rin. Gue siap mendengar cerita, Lo."
"Gue gak mau."
"Kalau Lo belum mau sekarang, gak papa. Pintu rumah gua selalu terbuka buat, lo."Lalu Bagas beranjak bangkit dari tempat ia duduk. sengaja memperlambat jalannya, berharap Verrin memanggilnya untuk ia temani.
"Kak.. duduk disini dulu sebentar."
"Akhirnya... Gua tahu Rin, sekuat apa diri Lo, pasti ada dimana saatnya Lo membutuhkan sandaran." Dalam hati Bagas.
"Untuk apa gua duduk disini kalau gak ada yang mau Lo omongin, Lo aja terlalu pelit berbicara."
"Ini perintah."
"Iya-iya... Perintah dari ketua."
"Rin, kalau Lo gak mau cerita, biar gua aja."
"Cerita apa?"
"Tapi Lo mau dengar gak nih?"
"Iya mau, Rin itu pendengar yang setia."
"Gua suka sama seseorang."
"Cewek?"
"Gak... Cowok.."
"Ihh gila, ternyata Lo penyuka sejenis."
Verrin menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Bagas langsung menjitak kepala Verrin.
"Auhh.. ihhh..." Kemudian dibalasnya dengan pukulan yang tidak ada tawar-menawar.
"Lanjut?"
"Lanjut kemana?
"Lanjut bertamasya." Jawab Bagas kesel.
"Oh.. katanya mau cerita."
"Yaa Allah, tabahkanlah hati hambamu ini." Kata Bagas dalam hati.
"Gua tahu identitasnya, tapi sayang dia tidak mengetahui identitas gua."
"Lah..kok gitu?"
"Iyaa.. karena gua nyamarin identitas gua."
"Emang gak pernah ketemuan?"
"Sering malah."
"Sering kok gak tahu? Aneh.
"Karena dia tahu aku sebagai B, bukan A, gua berharap suatu saat nanti hubungan kita direstui oleh semesta."
"Aamiin..."
"Aamiin.."
"Dia cewek yang cantik, dalam dan luarnya. Orangnya terlalu cuek sama kayak Lo. Tapi dia sangat baik. Sama kayak lo, Rin."
"Kangen dia ya?"
"Gak, gua cuman kangen senyumannya."
"Alasan gak kangen?"
"Karena dia selalu ada di sampingku, cuman akhir-akhir ini ia dapat banyak masalah, jadi wajahnya tidak seceria dulu."
"Hmm... Dia pasti orang yang sangat peduli dengan orang - orang sekelilingnya."
"Sudahlah. Ceritanya bersambung."
"Alhamdulillah udah selesai."
"Kenapa?"
"Itu berarti Rin gak harus dengar lama-lama."
"Nanti gua kirim fotonya ke, Lo."
"Oke. Kak terimakasih ya."
"Terimakasih buat apa? Sudah mau duduk disini sebentar, dan terimakasih sudah menyadarkan soal permasalahan di ruang tunggu."
"Sama-sama. Lo pantes jadi ketua Rin. Lo pantes. Eh...jangan lama-lama di sini. Udah makin dingin, ntar Lo bersin-bersin lagi"
"Heheh..iya"
"5 menit lagi gua kirim fotonya ke Lo, dengan syarat Lo gak boleh kaget."
"Emang kenapa?"
"Jawab iya dulu."
"Iya." Tegas Verrin, karena memang dia tidak mau berlama-lama debat dengan kak Bagas.Lima menit kemudian..
~Syaputra
(Send foto)Melihat foto yang dikirim Bagas, seketika Verrin kaget, ia tidak menyangka. Ia kaget nama yang tertera disitu adalah Syaputra. Jelas-jelas teman yang dikenal Verrin di sosmed. Ia berusaha mengontrol dirinya, berusaha mengingat kalau kak Bagas yang mengatakan kalau dia akan kirim foto 5 menit lagi.
Matanya menelusuri tiap sudut lapangan itu, mencari keberadaan Bagas. Tapi tak kunjung ia lihat.
Lalu....
~Syaputra
Hai... Kenalin aku Bagas Syaputra anak kelas 12 IPA- 2 SMA 1 Bogor.
Verrin hanya membaca pesan singkat itu. Seketika jarinya kaku tidak tahu mau menulis apa. Saat mendengar cerita Bagas tadi, dirinya sempat sakit mendengar ada seorang cewek yang disukai Bagas.
Jujur setelah itu ia senang, senang karena orang itu adalah Kak Bagas.HAI... GIMANA-GIMANA? UDAH RADA-RADA MAU PAWOR RANGERS NIH..
kalau ada yang bertanya, author kenapa sering banget publis luamaaa banget.
Maaf.. karena author banyak kesibukan. Bukan sok sibuk.
Ini author sengaja publis ya pas libur sekolah loh yah.Apa?MWINT UP TIAP LIBUR?
hmm.. bisa dibilang begitu.
Ehh udah deh. Gak usah cerewet. Nanya2nya cht author aja
Semoga kalian semakin suka dengan cerita author.⚠️Vottmen⚠️
Jangan lupa ya..☺️
Krisarnya boleh dong.Next chapter ada sesuatu
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Not There
RomanceVerrin Dista Ramaditya, cewek pendiam, pemalu, dan polos, tidak suka keramaian dan memilih untuk sendiri, ketimbang bersama orang lain. Pov Verrin Aku punya seorang kakak perempuan namanya Laura Ramaditya. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagik...
MWINT 19
Mulai dari awal