Jimin menoleh kebelakang agar bisa berbicara padaku; "Maaf, semalam nampaknya aku merepotkan mu,"

Aku diam, tidak menatap wajahnya sama sekali, berpura-pura sibuk merapikan isi tas ku.

"Kau tidak pulang terlalu malam, kan?"

Aku masih sibuk dengan tas ku. Ugh, kapan dia akan berbalik? Manusia-manusia bodoh itu masih terus memperhatikan ku! Entah sampai kapan matanya itu kelilipan oleh abu iblis!

Aku pun hanya meresponnya dengan sedikit anggukan.

"Syukurlah," Aku tidak menatapnya namun aku bisa merasakannya tersenyum. "Seperti apa yang guru fisika bilang, kau adalah murid yang pintar. Bila kuperhatikan, murid seperti itu biasanya pintar dalam membagi waktunya."

Ya, teruslah memuji ku. Aku suka itu.

Suara kenop pintu diputar terdengar di keheningan kelas. Pintu terbuka, Jungkook tengah berdiri disana dengan matanya yang seperti tengah mencari seseorang. Tanpa permisi Jungkook langsung memasuki kelas dan rupanya ia menghampiri tempat dimana ku duduk.

"Bisa kita bercakap secara empat mata di atap sekarang?" Tanya nya. Suara maskulin nya membuat gadis seisi kelas bergetar dan terlihat sekelompok lelaki melukiskan wajah kesal dari balik punggung Jungkook namun langsung menciut ketika Jungkook hanya menoleh kebelakang sebentar.

Aku yang sedang tidak ingin berbicara pun rasanya Jungkook bisa membaca pikiran ku; "Tenang saja, semua tidak berkaitan dengan hukum." Jelasnya sambil tersenyum.

"Apa yang kalian lakukan?" Jimin tiba-tiba bertanya.

"Kau tidak perlu tahu, anak kecil." Jungkook tertawa mengejek. Seisi kelas pun ikut menertawai Jimin. Aku bisa melihat wajah Jimin yang tadinya ceria ketika menyapa ku mulai berubah serius dengan matanya yang menatap tajam Jungkook, sesekali ia melirik ke arah ku.

"Rupanya target mu itu murid baru ya"

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti bahasa anak-anak." Jungkook kembali tertawa. Lagi-lagi seisi kelas mengikutinya. Sedangkan aku berdiam diri menyimak drama apa yang akan terjadi di antara dua insan ini.

Jimin berdiri dengan tangannya yang terkepal seperti siap melayangkan pukulan di wajah Jungkook.

"Sudahlah, kau hanyalah makhluk yang tidak memiliki seorang teman. Ya, ku akui sikap mu baik tapi sikap mu yang terlalu baik itu lah sampai-sampai mereka menjauhi mu, bodoh," Jungkook berkata. Membuat seisi kelas jawdrop.

Jimin menoleh ke arah ku dengan tatapan yang serius; "Jangan ikut dengannya, Yoongi."

"Haha, dia adalah teman ku. Bahkan dia sudah berjanji untuk menghadiri pertemuan khusus nanti malam." Jungkook secara tiba-tiba menepuk pundak ku lalu merangkul ku seraya mengangkat sebelah alisnya yang tergores.

Jimin menatap kami lekat-lekat sampai bel masuk berbunyi dengar keras membuyarkan kami semua. Jungkook segera meninggalkan kelas, sambil mengatakan suatu kalimat ketika melewati Jimin; "Makhluk perusak." Ucapnya.

Seisi kelas yang sedari tadi tengah asik menonton drama kami pun dengan berat mengeluarkan beberapa buku dari tas mereka seraya menghembuskan napas dengan kasar. Karena drama yang mereka tonton harus berakhir sampai disini.

ʕ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʔ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʕ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʔ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʔ

As we know, LEBARAN IS ALMOST HERE!

Kalian pada pulkam ga? Kalau aku sih engga (ok but who asked you? The word says 'Kalian' not 'author')

Oke maaf-maaf ya ):

Aku agak sad karena puasa akan berakhir hanya dalam hitungan hari. Bcs aku blm menjalankan dan memanfaatkan aktivitas saat ibadah puasa dengan sebaik-baiknya

Huhu (":

Btw, jangan lupa vote & comment ya kawan-kawan! ❤️
Karena itu sangat membantu ku dalam meneruskan cerita ini!😊

¡Gracias!🙏 || ありがとうごっざいまっす🙏||Thank You🙏||Terima Kasih!🙏

Love y'all💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜 huehehehehe

💜💜💜💜💜💜💜

Demon; yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang