" kenapa ketawa?" Heran Jimin.

" apa lo selalu baik sama semua orang?"

" entahlah. Emangnya gue baik ya?" Tanya Jimin, balik bertanya.
Jiwon mengangkat bahu tak acuh. Sejauh ini Jimin menjadi orang yang paling perhatian pada Jiwon. Selalu mengingatkanya saat jam makan siang tiba.

" muka lo kenapa?" Tanya Jimin hati- hati.

" berantem" jawab Jiwon singkat sambil terus melangkah menuju cafetaria.

" gue baru tahu orang kayak lo suka berantem" Jiwon tertegun sejenak mendengar ucapan Jimin. Tentu saja akan wajar jika polisi bertarung namun akan terdengar aneh jika komposer hobi bertarung.

" yah insiden kecil. Hanya karena salah paham mungkin" ucap Jiwon ragu. Mana mungkin usaha pembunuhan disebut kesalah pahaman. Sudah pasti itu kejahatan yang diniati sejak awal.

" mau makan apa? Biar gue ambilin. Tangan lo gak bisa bawa nampan kan" Jiwon mengangguk membenarkan ucapan Jimin. Jangankan nampan, memegang sumpit saja sudah perjuangan keras bagi Jiwon karena luka robek yang ia dapatkan dipertengahan jari telunjuknya. 

" nih" Brandon entah dari mana datang meletakan semangkuk nasi campur dihadapan Jiwon.

" apa saja yang kau lakukan sampai begini heuh?" Brandon menarik wajah Jiwon menghadap dirinya. Disibaknya poni panjang yang menutupi wajah Jiwon.

Jiwon diam saja menunggu apa yang akan dilakukan Brandon selanjutnya.

" tahan sebentar oke!" Brandon mulai mengeluarkan salep dari kantung plastik bawaanya.

" jangan! Nanti pacarmu cemburu" tolak Jiwon menghentikan pergerakan Brandon.

" udah jangan dipikirin. Inikan cuma ngobatin luka" kilah Brandon bersikeras mengoleskan salep.

" biar gue aja. Gue bisa. Jimin ssi bisa tolong aku" putus Jiwon meminta bantuan pemuda yang terpaku dibelakang kursinya.

" nde?" Otak Jimin merespon lambat. Ia sedari tadi memang masih diam mematung disana tanpa melakukan apapun.

" tolong oleskan salep diwajahku" pinta Jiwon, membuat Brandon menghela nafas jengah niat baiknya ditolak mentah- mentah.

Jiwon diam memperhatikan wajah Jimin lamat- lamat.  Jujur saja melihat wajah Jimin yang sedang serius itu sangat tampan.

" dilarang bermesraan dikantor!" Suara dingin dan menusuk itu membuat Jiwon memutar bola matanya malas.

" cuma bantuin ngobatin kok" Ujar Jimin kalem. Suga mendecih tidak suka mendengar jawaban Jimin.

" Jangan terlalu baik sama orang. Nanti orang jadi seenaknya memanfaatkanmu"

" dengar Suga ssi, entah bagaimana tapi aku merasa kau seperti menaruh dendam pribadi padaku" tuding Jiwon dengan mata melirik tajam.

" gue? Enggak kok" Yoongi berkilah, namun jelas sekali ada kekehan lirih bernada mengejek disana.

Jiwon menghembuskan nafasnya jengah. Daripada memikirkan itu lebih baik ia mulai makan nasi campurnya sebelum dinggin. Beruntung Brandon memberinya sendok bukan sepasang sumpit yang akan mengenai lukanya saat digunakan.

" lagu yang lo puter tadi bagus" komentar Jimin sambil meletakan nampan diatas meja.

" iya tapi jenisnya ballad. Gak cocok sama tema kalian yang mengusung genre hip hop" jelas Jiwon sebelum menyuapkan nasi dalam mulutnya.

" siapa bilang? Kami multi musik kok. Come back yang kemarin kami ambil genre EDM" Balas Jimin sambil memasukan satu sayatan daging kedalam mulutnya.

" sekarang kami artis internasioal, harus bisa menyesuaikan pasaran musik" lanjut Jimin lagi.

" tapi kalo menurut gue, kalian bagusnya di hip hop. Kalian kelihatan menjiwai saat nyanyi hip hop" Jiwon mengutarakan pendapatnya.

" dulu kami memang grup hip hop tapi sekarang berubah jadi grup idol"

" oh ya? Jadi genre apa aja yang udah kalian ambil?" Jimin menekan sendoknya dibibir. Matanya menerawang seolah sedang memikirkan sesuatu.

" emmm hampir semua udah. Pop, hip hop, edm, rap juga udah walaupun khusus rapper line, ballad udah, jazz mungkin yang belum. Tapi suara Taehyung cocok buat yang satu itu" senyum Jimin mengembang diakhir kalimat.

" kalian tidak mau coba rock? Heavy metal? Hardcore?"

" hahaha gue gak pernah kepikiran sampai situ lho. Lo suka musik begituan?"

" rock masih tapi kalo heavy metal sama hardcore gue pilih pulanglah" Jimin tertawa puas mendengar jawaban jujur gadis didepanya.

Untuk pertama kalinya Jimin bisa mengobrol bebas dengan seorang gadis tanpa takut digosipkan berkencan.

" terkadang saat iseng gue juga suka bikin lirik. Tar lo kasih musik ya biar jadi lagu" pinta Jimin.

" iya kalo gak lupa"

" ya jangan lupa dong"

" ya kenapa? Lupakan manusiawi"

" ya tapi lo bilangnya seolah lo niat mau lupain"

" ya gue bilang gini biar lonya gak ngarep banyak"

" jangan diiyain dong kalo mau bikin gue gak ngarep"

" yaudah gak jadi bantuin lo"

" kok malah dibatalin?" Jimin mulai bersunggut- sunggut kesal.

" ya kan biar lo gak ngarep. Udah mau makan atau debat nih?" Tidak menjawab Jimin justru tertawa keras. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi keakraban mereka dari jauh.

Tbc.

Coba tebak siapa yang lagi mengawasi hayo????

akhir kata strong power tengkyu 😄😄😄

Bangtan New Producer ( Completed 30/12/19)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang