Vino melangkah dengan cepat menuju Jack yang hanya diam terpaku ditempatnya. Ia tidak menyangka jika anak buahnya bisa dilumpuhkan dengan mudah oleh dua orang.

"Cukup Vin!" Vino berhenti mendengar peritah Jinan. Padahal ia baru sempat memukul satu kali.

Jinan mencoba bangkit dan menghampiri Jack.

"Gue.. Gak akan balik kerja sama lo. Gue akan bebasin lo, dan lo pun harus ngelakuin hal yang sama. Mereka bisa aja bunuh lo sekarang, ditempat ini. Ini peringatan terakhir dari gue, kalau lo berani ganggu hidup gue dan orang disekitar gue. Bisnis dan hidup lo bakal gue hancurin. Semua tergantung sama lo, lupain kerjasama itu atau lo mati disini"

Jack tidak menjawab, ia langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Jinan bisa menahan semua rasa sakit itu karena ia sudah terbiasa merasakan hal itu sejak kecil.

"Vin, tolong bukain ikatannya. Gue gak bisa gerakin tangan gue dulu" Ucap Jinan. Ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian bahu kanannya.

"Jinan.." Cindy kembali meneteskan airmatanya melihat Jinan yang kini hanya bisa berlutut dihadapannya.

Jinan menatap Vino, mengerti apa yang dibutuhkan Jinan. Vino pun menjauh, memberikan ruang untuk Jinan dan Cindy.

"Maafin aku" Jinan tersenyum mendengar kata itu dari Cindy. Jinan menutup mata Cindy dengan tangannya.

 Jinan menutup mata Cindy dengan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan dilihat kalau itu nyakitin kamu. Aku bakal baik-baik aja karena ada kamu. Dan yang seharusnya minta maaf itu aku. Maaf karena buat kamu terlibat masalah aku."

Cindy menggenggam tangan Jinan yang menutupi matanya lalu menurunkannya. Ia ingin melihat wajah Jinan.

"Jangan nangis lagi, kita pulang ya?" Cindy mengangguk.

Cindy mencoba membantu Jinan berdiri, dengan berusaha tidak menyentuh bahu kanan Jinan.

"Ayo naik. Lo bisa mati sebelum sampai mobil kalau jalan sendiri" Vino menawarkan dirinya untuk menggendong Jinan dipunggungnya.

Jinan mengikuti apa yang dikatakan Vino. Ia memang sangat membutuhkan bantuan itu.

"Dulu gue nemuin lo luka dan gue gendong gini. Sekarang juga gitu, lo emang hobby cari masalah ya" Ucap Vino.

Jinan hanya tersenyum tanpa berniat untuk membalas ucapan Vino. Ia masih mengingat hal itu, Jinan merasa seperti kembali ke masa lalu.

Jinan dan Cindy duduk di belakang, Okta yang mengemudikan mobil dan Vino disampingnya.
Mereka hanya diam selama perjalanan menuju rumah sakit.

~~~

Cindy menunggu di luar bersama dengan Vino dan Okta selagi dokter memeriksa keadaan Jinan.
Jinan sempat kehilangan kesadarannya ketika diperjalanan menuju rumah sakit, dan itu membuat mereka semua panik.

The Colour of Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang