Tapi bolehkan kali ini ia kembali egois ? Setelah memaksa Jisoo menerima perjodohan mereka secara sepihak. Seok Jin ingin memiliki Jisoo seutuhnya meski gadis itu tak memberinya ijin. Meski Jisoo jelas-jelas tak membalas perasaannya.

Boleh ?

Jin merasa itu akan setimpal dengan apa yang telah ia perjuangkan selama ini untuk Jisoo dan keluarganya. Meskipun akan lebih baik jika Jisoo membalas dengan ketulusan padanya.

Tadi, Seok Jin benar-benar merasa bahwa Jisoo sudah mulai membuka hati padanya. Menerima lamaran Jin dengan senang hati dan membalas ciumannya dengan mesra saat pesta pertunangan tadi.

Tapi semuanya sirna begitu saja karena Jisoo tidak benar-benar dengan apa yang ia lakukan sekarang. Nyatanya, ia telah dipermainkan. Perasaannya kembali disia-siakan.

Semuanya terjawab dengan perkataan menyakitkan yang Jisoo utarakan pada Jungkook. Tentang dirinya yang sulit melupakan Kim Taehyung dan terang-terangan tak memiliki perasaan pada Jin.

" Jangan menangis, aku tidak sedang memarahimu. "

Jisoo terisak, ia menutup wajahnya mencoba menahan desakan penyesalan dari matanya.

" Maafkan aku, aku tidak benar-benar ingin membuatmu terluka. "

" Berhenti menangis. "

" Aku pantas untuk dimarahi. Aku-- "

" Uljima ! " Bentak Seok Jin keras yang membuat Jisoo berhenti terisak dan memandangnya kaget.

" Jangan pernah menangis dihadapan ku. Apalagi karena perbuatan orang lain. Kau hanya boleh tersenyum saat bersamaku. Kau harus bahagia saat bersamaku. Arraseo ? "

" Oppa jelas-jelas mendengar semua perkataan ku. Harusnya Oppa marah padaku, dan aku sangat menyesalinya. Aku membawamu jatuh ke jurang bersamaku. "

" Harusnya kau pun lebih tahu diri ! "

Hati Jisoo serasa remuk. Meski ia orang bersalah disini, perkataan Jin tetap menyakitkan baginya.

" Karena itulah kau tak bisa mundur dan melepaskan ku. Lakukan apapun sesukamu asal kau tetap bersamaku. Tak peduli kau tak mencintaiku, aku akan mencobanya sampai kau melihatku."

" Oppa, tapi aku tidak main-main dengan pernikahan kita. "

" Kalau begitu belajarlah mencintai ku. Apa sulitnya Jisoo ? "

Seok Jin mendengus, " Aku sudah yakin kau memang tak bisa menjawabnya. "

Jin kesal karena tak mendapat jawaban apapun dari Jisoo selain diamnya.

" Jika kau benar-benar dengan pernikahan kita, hargai aku sebagai seorang manusia yang punya batas kesabaran. Aku manusia yang juga punya perasaan. "

Jisoo bergeming. Seok Jin meraih jasnya dan berjalan pergi melewati Jisoo.

" Oppa tunggu ! "

Jin berhenti. Badannya setengah berbalik menatap Jisoo muak.

" Mari kita lakukan semuanya dengan benar. Aku melakukan ini tanpa mau pernikahanku menjadi bagian terburuk. "

Mendapati perkataan itu, Jin melangkah mundur dan meraih tubuh Jisoo. Mendekapnya erat dan meraih leher Jisoo untuk memudahkannya mengecup bibir Jisoo seperti terakhir kali.

" Oppa ! Apa yang kau lakukan ? " Jisoo berontak dan mundur tanpa tahanan yang berarti dari Seok Jin. Pria itu mengujinya.

" Ah, tadi kita melakukannya dengan benar. " Protes Jin.

" Kau tidak benar-benar dengan perkataanmu itu, Jisoo " Jin menyeringai. Mendekatkan kembali dirinya pada Jisoo yang terjebak di pojok tembok.

" Sudah kubilang, cintai aku maka pernikahan kita tidak akan pernah menjadi bagian terburuk. "

Spring Day ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang