Diary resah ft medsos

61 3 0
                                    

         "Social media, it's just the market's answer to a generation that demanded to perform. So the market said, 'Here, perform everything to each other, all the time, for no reason.' It's prison. It's horrific. It is performer and audience melded together, I know very little about anything, but what I do know is that if you can live your life without an audience, you should do it."

                                                                                                                                                                          -bo burham


sosial media saat ini bukan lagi soal share and get, tapi udah jadi performer dan audience antara para usernya. kenapa saya bilang gini soalnya hampir semua user di medsos contohnya instagram jadi share hal hal tidak penting buat nunjukin kebisaan mereka buat di sombongin ke orang.

tapi ga bisa di pungkiri saya sendiri sampe sekarang masih pake media sosial untuk bersosial (obviously) tapi kenapa saya benci media sosial akhir akhir ini karena mayoritas usernya yg udah absurd atau overuse dari kegunaan medsosnya sendiri.

banyak orang berubah saat dalam dunia instagram. entah itu jadi lebih baik atau lebih buruk. mereka jadi orang yang berbeda. seakan akan mereka itu adalah artis yang banyak di idolai oleh masyarakan padahal dalam kenyataan dia hanya pengganguran dengan penampilan menarik (baca:influencer)

contoh lain yang lebih relate mungkin soal overuse instastory, semua aktifitas di upload. mulai dari bangun tidur, makan, kena macet, kena mencret, sampe meninggal juga di share. se-absurd itu kan medsos saat ini. mereka merasa dirinya adalah seorang performer yang di tunggu sama audiencenya. real nya tak ada yang peduli, kebanyakan orang buka story juga gara gara gabut doang, ga ada yang benar benar peduli. sama halnya jg dengan main post instagram, mayoritas orang ngelike post lu cuma karena kasian atau respect doang, jujur aja. sekali lagi saya katakan. tidak ada yang peduli. saya punya teori kenapa orang ga ngelike lo ga tulus ya gara gara lo overuse dari instagram lu sendiri, bukanya nge-share malah sombong. mana sombongnya intense lagi ngepost semigu 3 kali, emangnya ngentot 3 minggu sekali biar sehat, anda kan ngepost bukan ngentot, kecuali ngepost ngentot seminggu 3 kali ga jadi masalah.

intinya hentikan berlaga menjadi performer dan audience, anda bukan performer dan anda bukan audience, stop overuse share, bagikan share share biasa aja ga perlu semuanya, cukup apa yang pengen di share. jangan mentang mentang ada instastory jadi semua aktifitas kamu jadi kamu share. kalau mau iseng, iseng aja tapi jangan kelewatan. kalau mau private life kan ada opsi close friend juga, jadi kami kami yang tidak close close banget sama anda tidak merasa terganggu

hal lain soal ke absurd-an instagram adalah caption berbau komedi. saya akan katakan disini, kebanyakan dari anda tidak lucu...... humor anda sampah...... orang tertawa karna kasian....... kalau mau ngelucu di caption boleh tapi jangan sering sering karena selera humor anda rendah, lebih rendah dari harga diri anda. 

satu hal lagi yang sama juga, contohnya caption yang ga nyambung dengan konten. konteksnya apa captionya apa. ditanya apa di jawab apa.


contohnya  : "beautiful sunrise"

realitanya : foto selfie pagi pagi

premisnya sih  mau nyebut dia "sunrise" atau mau liatin matahari terbit tapi kenyataanya sunrisenya ketutupan sama selfie anda.

kalau dipikir pikir caption humor tidak buruk juga di banding ini.


*bila ada bagian yang anda tidak suka, silahkan koreksi karna ga semua orang satu pikiran dan saya lebih suka diskusi, by the way ini hanya awalan singkat untuk cerita bersambung, atau lebih gampangnya ini adalah "diary" dari dika gitu lah. cringe mah iya tapi moga moga tetep masih baca. ga ada salahnya juga tau permasalahan orang dari sisi penulis nambah nambah bahan bacaan dan cemoohan


A-KIDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora