"Berapa lama kau berniat untuk berdiri?"
Taehyung menolehkan kepalanya ke arah Jimin yang tersenyum dengan senyum khasnya.
"Ayo ke kantin."
Jimin menarik lengan Taehyung dan pergi menuju kantin. Pandangan Taehyung tak lepas dari punggung Jimin. Ia selalu merasa nyaman saat bersama Jimin, bukan berarti ia tidak memiliki teman selain Jimin, namun Taehyung selalu merasa tenang melihat aura biru tua dengan bercak amber milik Jimin. Kontras namun indah. Ia juga melihat di punggung Jimin sepasang sayap transparan, atau mungkin nyaris tidak terlihat, bahkan untuk Taehyung sekalipun.
"Jiminie pelan-pelan, rasanya tanganku akan terlepas!"
"Jalan lebih cepat kalau begitu!!! Makanan di kantin akan habis kalau kita tidak cepat-cepat!"
"Baiklah baiklah."
Taehyung mempercepat langkah, sesekali memperhatikan aura keabuan yang keluar dari beberapa murid. Tak berbeda jauh dengan di rumah sakit yang kental dengan aura kematian. Kalian akan mengira di sekolah ia akan melihat aura cerah penuh dengan kehidupan. Sayangnya tidak. Ah, buruk. Ia ingin muntah melihat bagaimana aura keabuan perlahan menenggelamkan aura jingga milik seorang anak.
"Kau baik-baik saja?"
Suara pelan penuh rasa khawatir Jimin membuatnya menahan rasa mual. Ia menatap kembali aura kebiruan dengan selipan amber dan sayap di punggung Jimin. Apakah Jimin tahu bahwa ia bisa saja terbang? Apakah ia sadar kalau ia sedikit berbeda dengan murid lainnya?
"Taehyung."
"Ah, ya maaf aku masih agak ngan—"
Sebuah dengingan kuat memotong perkataan Taehyung. Sialan! Taehyung terjatuh sambil menutup telinganya. Sial sial sial! Apa yang terjadi?! Taehyung berusaha keras mempertahankan kesadarannya dan bangkit.
Fwush
Hembusan angin yang seharusnya tak dapat menerpa Taehyung datang menyambut tubuhnya. Hanya saja saat ia kembali memperhatikan hal itu bukan angin, namun aura keunguan yang tak pernah ia lihat sama sekali. Mungkin ia bisa katakan violet.
Aku kembali.
Darah mulai keluar perlahan dari lubang hidung Taehyung. Tak hanya itu, saluran pernafasannya seperti terblokir dan setelahnya darah keluar dari mulut Taehyung. Sekilas ia mendengar teriakan Jimin dan tangan mungil yang berusaha menumpu tubuhnya. Suara khawatir Jimin memasuki telinganya, sayang sekali ia tak dapay mengetahui dengan jelas apa yang Jimin katakan dan berusaha lebih keras mempertahankan kesadarannya yang semakin lama semakin memudar.
Sebelum kesadaran Taehyung memudar, ia melihat aura violet berbentuk pita panjang melilit segel di pergelangan tangannya. Ah! Apa-apaan ini. Tak lama Taehyung tak sadarkan diri.
—×—
"Di kehidupan selanjutnya..."
"Kami akan selalu berada di sampingmu!"
"Jangan... Aku tidak terselamatkan. Maaf. Semoga kita bisa bertemu kembali.""MUNDUR!!!"
"Bagaimana denganmu?!"
"Aku masih memiliki urusan disini.""Mikael jatuh."
"Sudah saatnya, huh?""Aku juga lelah... Iris akan maju ke garis depan pada saatnya."
"Demi kebebasan."
"Untuk para Clairs dan tujuh klan besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO [Namjin]
FanfictionSeokjin merasa puas di kehidupan normalnya. Ia hanya anak kuliah biasa yang memiliki sedikit perbedaan. Tak masalah. Mungkin itu yang Seokjin dan temannya pikirkan, namun untuk 'mereka' Seokjin adalah ancaman. Seokjin adalah anomali. Seokjin adalah...
Dance Little Flower, Dance
Mulai dari awal