13. DERTIEN

Mulai dari awal
                                    

"Ya Tuhan." keluh Jeno.

"Eh eh gak boleh protes."

"Nggih sepurane."

"Dah yuk ke kelas."

Sebelum ke kelas, aku ke loker dulu mengambil jas lab. Hari ini aku ada praktek. Jadwalku hari ini cuma praktek dan satu matkul tapi ada presentasi. Pulang cepat namun terasa lama.

"Kamu nanti pulang sama sapa?" tanya Haechan.

"Sama Kak Johnny, Beb." jawabku lalu jalan ke kelas, "Aku mau belanja buat besok."

"Oke deh."

ღღღ

"Mas Taeil kamu undang?"

"Iya, aku suruh dateng tuh sama pacarnya."

Kak Johnny mendorong troli ke lorong sayur, "Kamu sayang sama dia?" tanyanya lagi.

Aku memilih sawi yang bagus, "Gimana ya. Aku mulai sayang tapi dianya gitu ya aku harus gimana dong? Terusin sayang apa move on aja?" tanyaku balik.

"Itu kan terserah kamu, Dek. Yang punya perasaan itu kamu." Kak Johnny menepuk pelan kepalaku, "Udah gak usah pacaran, langsung nikah aja kayak Jaehyun. Dia kan gak pernah pacaran tuh nanti tau-tau nikah."

Aku tergelak, "Katanya Kak Jaehyun masih lama nikahnya. Kak Johnny aja dulu."

"Hish ntar aja lah. Aku masih pengen keliling dunia sendiri." aku memeluk Kak Johnny dari samping, "Gemes banget cihh." Tangan Kak Johnny merangkul pundakku, "Ohya, Kak, besok Kak Jaehyun bakal dateng gak ya? Dia kan udah dua minggu gak balik ke apartemen, dia juga gak ngechat aku sama sekali."

Dahi Kak Johnny mengerut, "Jaehyun gak ngechat kamu?" Aku menggeleng, "Dia juga udah lama gak ngechat aku. Tumben banget."

"Kak, ke kosan Kak Jaehyun yuk. Aku khawatir."

"Ok, kita bayar dulu ya."

Kami langsung buru-buru membayar dan meluncur ke kos-kosan Kak Jaehyun. Aku takut Kak Jaehyun melakukannya lagi. Aku mencoba menelpon Kak Jaehyun, untungnya diangkat.

"Halo."

"Halo, Kak. Di kosan gak?"

"Iya, kamu mau kesini?"

"Aku otw sana, Kak."

"Ok aku tunggu."

Kak Jaehyun memutus sambungan telponnya. "Kak, beneran ada yang gak beres sama Kak Jaehyun." Kak Johnny diam, "Kalo sampe Kak Jaehyun kenapa-napa, aku gak akan nyapa papi lagi."

"Javier."

"Kak-"

"Kita bahas nanti." potong Kak Johnny.

Aku menghela nafas. Aku tahu Kak Johnny juga khawatir dengan Kak Jaehyun tapi dia berusaha tetap tenang.

Sesampainya di kos-kosan Kak Jaehyun, Aku disambut oleh badan kurus dan wajah pucat kakakku itu. Dia seperti tidak punya gairah untuk hidup. Aku langsung memeluknya. Kak Jaehyun membawaku duduk di sofa, "Kangen ya?" godanya.

"Iya! Kakak gak pernah ngechat aku lagi."

"Ada apa, Jae? Lo keliatan banget ada masalah serius." tanya Kak Johnny tanpa basa-basi.

Kak Jaehyun terdiam sejenak, "Dua minggu yang lalu gue telpon papi. Gue bilang kalo gue gak kuat, gue mau berhenti kuliah di jurusan ini. Papi marah besar dan ngancem mau narik semua fasilitas yang udah dikasih ke gue. Trus gue bilang bakal bunuh diri, papi malah jawab 'Silahkan aja. Papi juga gak butuh anak gak berguna kayak kamu.' dan itu bikin hati gue sakit banget." Kak Jaehyun menangis. "Gue jadi ngerasa bersalah sama lo, Bang. Lo yang pengen jadi dokter, harusnya gue gak ngerebut kesempatan lo, harusnya gue yang kuliah di jurusan bisnis, harusnya gue yang nerusin bisnis papi biar lo bisa wujudin mimpi lo jadi dokter. Maaf, Bang. Kayaknya ini karma karena gue udah menghalangi jalan lo, Bang."

Hening. Kak Johnny masih menyerna perkataan Kak Jaehyun. Aku hanya bisa mengelus punggung Kak Jaehyun, berusaha menenangkan. Jujur aku marah sama papi. Bisa-bisanya dia bilang kalau Kak Jaehyun tidak berguna. Papi terlalu memaksakan kehendaknya, papi hanya mau dua anak lelakinya jadi dokter dan penerusnya. Lalu karena Kak Jaehyun tidak mau meneruskan bisnis papi jadi Kak Johnny mengalah, dia rela mengubur mimpinya menjadi dokter spesialis anak. Sebenarnya Kak Jaehyun ingin kuliah jurusan teknik elektro tapi dilarang oleh papi.

"Lo mau kuliah dimana? Gue biayain."

"Bang-"

"Lo gak perlu minta maaf, Jae, gue udah ikhlas kok. Gue udah nyaman sama apa yang gue jalani sekarang, ya walaupun kadang sambat. Sekarang lo mau kuliah dimana? Gue biayain pake gaji gue."

"Gue gak enak sama lo, Bang."

"Daripada lo gak kuat mending keluar. Gue gak suka kalo lo bertahan kek gini dan berakhir nyakitin diri sendiri."

Pandangan kami bertiga langsung beralih ke tangan Kak Jaehyun, ada banyak garis-garis bekas goresan. Kak Jaehyun memang suka menyakiti dirinya sendiri saat stres. "Ya Allah, Kak." Aku kembali memeluk Kak Jaehyun.

"Lo urus surat pengunduran diri terus lo di rumah aja sambil mikirin secara matang mau kuliah dimana dan jurusan apa sampe nanti pendaftaran mahasiswa baru." Kak Johnny duduk di sebelahku, "Lusa gue ke surabaya nemuin papi mumpung dia lagi disana. Sekarang lo balik, bantuin Javier masak buat besok."

"Emang besok ada apaan?" tanya Kak Jaehyun.

Aku spontan memukul lengan Kak Jaehyun, "Gak usah ngeselin deh." Kak Jaehyun terkekeh lalu memelukku, "Duh adekku besok makin tua."

"Aku tuh masih delapan belas tahun ya, belom tua."

"Gak terasa ya kamu udah gede. Perasaan baru kemaren tuh kamu didorong Jaehyun sampe masuk got." Kak Johnny ketawa kencang.

"Bangke lah gue jadi ngakak kan" Kak Jaehyun juga ketawa sambil menepuk-nepuk pahanya. Wajahnya merah banget. "Lagian jadi adek bawel banget ya gue dorong lah. Mana Bang Johnny cuma ngelihatin bukannya nolongin"

"Emang jahat lo pada." gerutuku.

ღღღ

Hai hai kalian apa kabar??? Semoga baik baik aja ya 😊

Ini dia Kak Arion, selamat datang kakak 😚

Ini dia Kak Arion, selamat datang kakak 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang