“ish nggak gitu. Aku kan kepo sama alesan kamu.”
Bibir Kyungsoo mengerucut, Brian sempat terkekeh mendapati wajah kekasihnya dari pantulan cermin.
“nggak ada alesan. Mungkin karena terlalu cinta aku rela ngelakuin apa pun,”
Pipi Kyungsoo memerah, nampak senyuman malu-malu dari bibir tebal itu.
Kemudian Brian menali rambut Kyungsoo. Brian itu laki-laki, tetapi kalau sedang berhadapan dengan Kyungsoo bisa menjadi apa pun.
“Briakusayangkamu!”
Setelah berujar cepat, Kyungsoo cepat-cepat berlari keluar kamar. Meninggalkan, Brian yang bengong seperti orang tolol. Namun, gadis itu kembali memasuki kamarnya. Mengamit lengan Brian, “eh pacarnya Kyungsoo ketinggalan.”
-0-
Mereka berkumpul di rumah Chanyeol sekitar jam 02. 45 menit. Semua sepakat untuk mengenakan mobil ayah Chanyeol yang tidak dipakai. Anak laki-laki tinggi itu sudah memiliki SIM A untungnya.
“jadi gini, yang cowok duduk di depan. Yang cewek duduk di belakang, fine?”
Semua mengangguk kecuali Kyungsoo. gadis itu sesekali melirik mobil Chanyeol yang sedang dipanasi.
Kyungsoo menyenggol lengan Brian. “kayaknya nggak muat deh Bri. Aku suka mual kalo naik mobil terus desekkan.”
“eh masa iya?”
Kyungsoo mengangguk dengan tampang memelas. “terus kita naik motor berdua, gitu?”
Kyungsoo mengangguk lagi, semangat. “ih kamu modus, ya?”
“kok modus?”
Gadis itu merasa aneh saat Brian menaik turunkan alis.
“ya iya modus. Kamu pengen meluk aku, ‘kan sepanjang jalan?”
“ng—nggak kok!”
Brian terkekeh lepas, meraih pinggang Kyungsoo. “iya deh, buat kesayangan.”
Kyungsoo tertawa. Ah dua orang ini benar-benar tidak peduli dengan sekitar. Sampai mereka tidak sadar semua anak telah menaiki mobil.
“woyyyy! Iye-iye yang lagi falling in lop! Dunia berasa milik berdua! Yang lain numpang!”
Teriakan Chanyeol sukses membuat semua tertawa. “sa ae lo mblo! Btw, gue sama Kyungsoo naik motor.”
Chanyeol mendengus. “serah deh!”
“kok lo sewot. Kalo jomblo mah nggak usah iri atuh lah.”
Chanyeol menoleh ke samping. Mendapati Kai yang tengah menyengir lebar. “diem lo. Dasar item!”
“item gini gue ganteng.”
“emang gue nggak ganteng?!”
Kedua anak itu saling memandang tajam.
“lo ganteng kok Chan, tapi lebih ganteng kalo buruan tancap gas.”
Chanyeol terdiam. Jantungnya seperti berlarian. Wajar, yang menyela barusan adalah gadis pujaan.
“i—iya, Hyur.”
“cie salting cie.”
“diem lu. Dasar gosong!”
-0-
Dingin sebenarnya, tetapi rasa dingin itu sedikit tersamarkan saat punggungnya dipeluk hangat. Brian mendapati Kyungsoo tengah menempel ditubuhnya dari spion. Gadis itu menempatkan kepala di bahu Brian. Sesekali mendusal—mencari kenyamanan. Dan itu sukses membuat Brian tersenyum lebar.
Mereka yang kini menjadi pemimpin perjalanan. Poin plus naik motor adalah bisa memersingkat waktu. Menyalip kendaraan beroda empat karena body motor yang lebih kecil.
“Sayang kamu jangan ketiduran, ya? Nanti jatuh.”
Kyungsoo mengangguk di punggung Brian. “masih lama, ya?”
“nggak kok. Kita bisa nyampe 2 jam-an lagi.”
Setelahnya tidak ada pembicaraan. Brian kian menambah kecepatan saat dirasa jalanan masih sepi.
-0-
CKIITTTT!!!
Setelah membayar karcis masuk, Brian memarkirkan motornya di tempat penitipan sembari menanti Chanyeol dan yang lain datang. Kyungsoo turun dari motor, meregangkan otot. Dan hanya melakukan itu saja, Kyungsoo terlihat sangat menggemaskan.
“capek, ya?”
Kyungsoo mengangguk, melepas jaketnya. “lama, ya? Sekarang aja udah jam 06.00.”
“iya, lumayan. Lagian kalo kita sampainya pagi, kan bisa main sepuasnya.”
“iya sih, bener.”
Pandangan Brian turun ke kaki Kyungsoo. “kaki kamu udah nggak papa?”
Kyungsoo turut menurunkan pandangan. “udah nggak sakit kok. Udah kering di kasih obat Mama.”
Brian menunduk, menyatukan dahinya dan dahi Kyungsoo. “aku janji nggak bakal biarin kamu terluka lagi.”
“nggak usah janji. Aku lebih suka kamu selalu ada buat aku tanpa embel-embel janji.”
Brian menjauhkan wajah. Membuat sedikit jarak hanya untuk menatap wajah ayu kekasihnya. Jemarinya menauti jari Kyungsoo, mengecup punggung tangan Kyungsoo lembut. “aku nggak ngerti Kyung.”
“H—hah nggak ngerti apa?”
Kyungsoo bertanya dengan suara bergetar. Jika sedang bersikap romantic begini, Brian terasa berkali-kali lipat lebih memesona.
“nggak ngerti. Kenapa kamu bisa buat aku makin jatuh begini.”
Pipi Kyungsoo memerah, matanya terpejam kala Brian membelai pipi tembam itu lembut.
TinTinTin!!!
“woy pacaran bae!”
Kini mulut Sehun yang berisik. Semua penumpang mobil turun.
“mmm seger nih bau-bau laut.” Soomi mengendus bau air laut yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari parkiran.
“elah masih segeran bau ketek gue juga kalik!” Sehun mensejajarkan langkah Soomi. Refleks Soomi memandang Sehun jengah. “apaan sih, Hun?”
“Lho nggak percaya? Sini gue ketekin!”
“Nggak!”
Dan mereka yang berakhir dengan saling mengejar. Anak-anak yang lain hanya geleng-geleng kepala.
“ehem.”
Chanyeol berjalan di dekat Hyuri canggung. “Hyur?”
“ya?”
“nggak papa cuma ngetes doang kok.”
Hyuri menukikkan sebelah alis. “lo ngetes gue budek apa nggak?”
“ngg—nggak gitu!”
“cie salting cieeeee!”
“diem lo. Dasar item, buluk, dekil!”
Kai mendecih. “nggak papa yang penting gue punya gebetan.”
Kai mendahului Chanyeol dengan sebelah lengan memeluk leher Lulu.
“Sialan lu burik!”
“stttt Chanyeol nggak usah berisik bisa?”
Pipi Chanyeol bersemu kala Hyuri memandangnya. Lelaki itu tersenyum kalem. “bisa, tapi pegangin dong tangannya aku.”
“emang kenapa?”
“biar aku nggak bisa berpaling dari kamu.”
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
To my girl
FanfictionKyungsoo adalah gadis pendiam, cantik dan sedikit berbeda. Banyak orang yang tidak menyadari hal itu, termasuk orang tua. Hingga suatu hari muncul sosok yang mampu memporakporandakan dunia Kyungsoo, Byun Brian namanya. Sosok yang mengetahui banyak...
0.19
Mulai dari awal