3 | Bertemu lagi

Mulai dari awal
                                    

"K... kau....."ucap dengan terbata-bata.
"Hai... kita bertemu lagi" ucap pria tersebut dengan senyum sumringahnya.

Brukk....
tiba-tiba Elena pingsan.
Pria tersebut terkejut dan langsung menghampiri Elena.

"Hei... Bangun nona" kata pria tersebut. Pria tersebut mengangkat Elena ke sofa yang berada di ruangan tersebut.

"Niaaa!!!!" Teriak laki-laki tersebut.
"Iya tuan" jawab pelayan tersebut ketika baru memasuki ruangan tersebut.

"Telepon dokter, cepat" kata pria tersebut dengan cemas.
"Baik tuan"ucap pelayan tersebut lalu menelpon seseorang.

Pelayan tersebut sedikit heran karena baru pertama kali dia melihat tuannya begitu cemas, apa lagi karena perempuan.
Siapa sebenarnya perempuan itu sampai-sampai tuannya begitu peduli padanya.

Tidak lama kemudian datanglah dokter dan langsung memeriksa tubuh Elena. Setelah dokter itu selesai memeriksanya, Steven langsung bertanya.

"Bagaimana keadaannya dok, apa dia sehat atau penyakitnya parah atau....." ucap pria tersebut terpotong.

"Bapak tenang saja, nona ini memiliki penyakit maag lalu saat ini maagnya kambuh, mungkin nona ini lupa makan" ucap dokter tersebut.

"Ini obatnya di minum sesudah makan" ucap dokter tersebut sambil memberi obat.

"Ohh... Terima kasih dokter" kata pria tersebut setelah menerima obat tersebut.
"Sama-sama pak" balas dokter tersebut.

"Kalau begitu saya pulang dulu" pamit dokter tersebut.
"Ohh... Mari biar saya antar kedepan" kata pria tersebut lalu mengantar dokter tersebut.

"Ahhh...... Kepalaku sakit sekali" ucap Elena yang baru saja bangun dari pingsannya.

"Dimana aku???, Perasaan tadi aku bertemu dengan pria itu" ucapnya sambil melihat di sekelilingnya.

"Ohh.... Mungkin hanya mimpi"ucapnya lalu kembali membaringkan tubuhnya di atas sofa.
"Siapa bilang hanya mimpi" kata pria tersebut dari jauh.

Elena lalu bangun dari sofa tersebut lalu melihat ke arah pintu. Tampak seorang pria berdiri dengan memakai jas sambil menyilangkan kedua tangannya ke dadanya.

"K...k..kau, kenapa kau ada disini" tanya Elena dengan sedikit gemetar.
"Aku... Ini perusahaanku, jadi tentu saja aku di sini, sedangkan kau untuk apa kau kesini hmmm" tanya pria tersebut.

Elena baru ingat, nama pria tersebut adalah Steven Jaxson. Siall betapa bodohnya dia kalau itu adalah perusahaan Steven, yang sudah menghabiskan satu malam bersama Elena.

"A... aku disini untuk bekerja, tetapi hari ini juga aku ingin mengundurkan diri" kata Elena dengan gugub.

Padahal Elena ingin bekerja disini mengingat perusahaan ini adalah salah satu perusahaan tersukses di Asia. Tetapi bagaimana dia ingin bekerja, jika hari-hari dia harus bertemu Steven apalagi menjadi sekertaris pria tersebut. Mau taruh dimana mukanya mengingat kejadian malam itu.

"Tidak boleh!!!" ucap Steven dengan tegas. Dia tidak setuju kalau Elena mengundurkan diri.

"Kenapa?"tanya Elena dengan heran
"Pokoknya tidak boleh, kau baru saja masuk tetapi langsung ingin mengundurkan diri. Itu sama saja pencemaran nama baik perusahaannya ini" kata Steven ngasal.

"Alasan yang gak masuk akal"batin Elena

"Pokoknya aku ingin keluar" jawab Elena dengan kesal. Enak saja Steven memaksanya, inikan hidupnya bukan hidupnya.

"Tidak boleh atau kau ingin aku melaporkan ke polisi kalau kau telah memperkosaku kemarin" ucap Steven dengan senyum sumringahnya.

"Mem.... memperkosamu??? Tanya Elena dengan gugub.
"Iya" jawab Steven dengan santai.

"Bukankan itu terbalik, kau yang melakukan itu padaku"tanya Elena dengan heran.

"Tidak, kau yang memperkosaku kalau tidak percaya aku akan menunjukkan CCTV yang ada di mobilku, disitu masih tersimpan kejadian kita pada malam itu. Bagaimana kau menggodaku, lalu kau...."ucapan Steven terpotong karena Elena memotongnya.

"Sudah cukup, tidak usah dibahas lagi, aku tidak jadi berhenti" ucap Elena dengan pipi merona. Bagaimanakah dia tidak malu, Steven ingin menunjukkan kejadian malam itu. Mau di taruh dimana mukanya nanti. Lagian lebih baik dia bekerja disini dari pada di penjara. Dia tidak ingin mati muda disana.

"Oke, mulai sekarang kau sekertaris ku" ucap Steven dengan senyum.
Gadis ini terlalu mudah dibohongi, jelas2 Steven yang melakukan itu duluan.

Dia bersyukur karena pada saat itu Elena sedang mabuk jadi dia tidak mengingatnya. Bagaimanapun dia harus menjadikan Elena sebagai miliknya.

To Be Continued

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komennya😊

The Sweetest Mistake (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang