Aku mengalihkan pandanganku ke anak-anak panti yang sedang bermain, sambil melihat ke sekeliling panti. Tidak banyak yang berubah dipanti ini, masih sama seperti dulu, masih bisa membuat ketenangan dan kehangatan dihatiku.
Namun ada sesuatu yang menarik perhatianku.
Anak perempuan yang kira-kira sekitar umur lima tahun dengan rambut dikuncir kuda, anak itu hanya menatap teman-teman nya yang sedang bermain. Tatapan matanya sendu, seperti tatapan mata anak-anak yang tidak dapat apa yang diinginkan nya.
Aku menghampiri anak itu.
Dan ketika sudah sampai dihapadan nya aku berjongkok supaya posisi badanku sama dengan nya. Aku tersenyum padanya...tapi anak perempuan itu sama sekali tidak membalas senyumanku. Dia hanya menatapku dengan pandangan seperti tidak suka dan merasa terganggu dengan kehadiranku.
"Haiii" sapaku riang.
Dan lagi-lagi anak itu hanya menatapku dalam diam. Pipinya yang bulat dan merah seakan ingin menampilkan kegalakan dalam dirinya. Aku berusaha menahan tawaku melihat mukanya yang sangat lucu sekaIi.
Setelah berhasil menahan nya. Aku terseyum riang padanya.
"Haiii adik kecil. Kamu kok gak ikut main sama temen-temen kamu?" tanyaku lembut sambil tersenyum.
Seketika pandangan nya yang sinis tadi padaku berubah. Kegalakan yang ingin diperlihatkan nya padaku hilang begitu saja dan berganti dengan senyum yang cerah. Sungguh cantik sekali. Pujiku dalam hati.
Kaka senyum kaka itu mirip bundanya kayna kak!" katanya riang
Aku tersenyum menatapnya.. ternyata namanya kayna. Batinku.
"Wah. Emangnya bunda kayna kayak apasih? Kaka penasaran nih" kataku dengan mata berbinar-binar.
"Kakak mau tau? Ikut kayna masuk yuk. Kayna punya foto bunda kayna."
"Hmmmm. Boleh-boleh. Ayuk" kataku mengikuti tawaranya sambil menggengam tangan nya.
Sesampainya dikamar. Kayna langsung membuka lemarinya dan mengambil foto yang sudah lumayan berdebu dan lusuh.
"Ini kak." Katanya sambil memberikan foto yang tadi di tanganya padaku.
Difoto itu terlihat seorang wanita yang masih sangat muda tersenyum, sambil menggendong seorang anak, yang aku yakini pasti kayna.
"Gimana kak? Sama kan?" tanya kayna dengan mata yang berbinar-binar.
"Wahahaha sama ya sama kaka? Tapi masih cantik bunda kamu kayna."
"Bunda emang cantik kak..tapi bunda jahat sama kayna" tatapan mata kayna berubah sendu lagi saat mengatakan itu, sama saat pertama kali aku melihatnya tadi.
Aku berjongkok agar posisi tubuhku sama dengan kayna. Dan tersenyum menatapnya lembut.
"Kayna sayang. Kayna gak boleh bilang bunda kayna jahat. Bunda kayna tetep jadi bunda terbaik yang kayna punya."
"Tapi emang bener kak bunda kayna itu jahat. Bunda ninggalin kayna disini sendirian. Tapi..kata bunda zaskia, bunda kayna perginya ke tempat yang indah, nanti kapan-kapan katanya kayna pasti bisa ketemu bunda."
Aku tersenyum mendegar penjelasaan nya.
"Apa yang dibilang sama bunda zaskia itu bener kayna. Bunda kayna lagi pergi ketempat yang indah, lagi nyiapin mainan yang banyak buat kayna, lagi nyiapin kamar yang bagus buat kayna. Nanti kalau semuanya udah siap, kayna bakalan ketemu sama bundanya kayna." Kataku tersenyum menatapnya.
"Beneran kak? Wah asik dong kalau gitu. Kayna gak mau bilang bunda jahat deh, soalnya kayna mau dapet mainan dari bunda." Katanya tersenyum menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku mencintainya. Bukan kah itu sederhana?
RomanceAku "Ericha Vadelia" mencintainya, bahkan sangat-sangat mencintainya..Sahabatku sekaligus lelaki yang mengisi ruang hatiku selama enam tahun belakangan ini. "Aku mencintainya. Bukan kah itu sederhana?"
Part 5.
Mulai dari awal