"Nona akan pergi hari ini?"

Reali berbalik pada Anne yang baru saja masuk ke kamarnya sambil membawa mantel. Ia harus pergi. Kalau begini terus bagaimana ia bisa melanjutkan hidup dalam dunia novel yang sempit dan semua sudah ditakdirkan ini?

Tidak ada yang bisa Raeli terima di dalam novel dengan cerita yang ngawur seperti ini. Yang harus Raeli lakukan adalah menguasai takdirnya sendiri. Dan juga ia tidak akan peduli pada apa yang akan terjadi dengan pangeran atau peran utama perempuan.

Raeli hanya akan melanjutkan hidup seperti seharusnya. Raeliana De Servant, seorang koki manisan yang baik hati. Ia akan mengubah sendiri jalan takdir novel ini. Ia tidak akan jatuh cinta atau sakit hati dengan pangeran yang cinta pada perempuan lain.

"Aku ingin jalan kaki hari ini." Raeli mengenakkan mantel di bahunya. Kemudian menunggu Anne merapikannya.

"Ha? Nona ingin jalan kaki ke toko?"

"Kurasa tidak apa-apa sesekali melakukannya."

Anne membuka pintu kamar untuk Raeli dan melangkah keluar rumah bersama.

"Tapi kereta sudah menunggu."

Raeli berhenti di ambang pintu, melihat kereta kuda sudah berdiri di depan rumah menunggunya. "Bagaimana kalau kau saja yang naik? Tunggu aku di depan toko."

"Jangan, Duke bisa marah jika tahu Anda pergi sendirian."

"Aku akan baik-baik saja." Raeli mengangkat bahunya. Mengembuskan napas. Percuma bertengkar dengan Anne. Ia sudah melakukannya sejak terbangun dari mimpi buruk yang ternyata kilasan hidupnya. Dan Raeli tidak pernah menang melawan Anne.

Sebenarnya di sini yang pelayan itu Anne atau Raeli?

"Papa akan marah jika keretanya tidak berangkat. Bawa mereka bersamamu, maka papa pikir aku sudah pergi."

"Tapi, Nona-"

"Sampai bertemu di toko, Anne."

Raeli berlari meninggalkan Anne yang masih berdiri di dekat kereta. Mengawasinya dengan wajah menderita. Saat ia melihat ke belakang, Raeli melambaikan tangan dan menjulurkan lidahnya. Ia tidak harus menjaga etika ketika sendirian.

Dan salah satu keberuntungan untuknya saat sampai ke tubuh Raeliana yang asli, ia tidak perlu repot belajar dari awal. Tubuh ini mengenali semua tata krama, jadi bisa bergerak sesuai kondisi secara otomatis. Raeli hanya harus mengendalikannya.

Raeli berjalan memasuki kawasan perkotaan dengan berbagai toko-toko. Melewati jembatan dengan sungai di bawahnya. Ia melihat ke bawah. Ikan-ikan berenang melawan arus, rasanya tidak buruk juga melihat mereka begitu. Karena itulah yang saat ini sedang Raeli lakukan. Bergerak melawan isi novel menyebalkan ini yang akan membuat hidupnya menderita.

"Nona!"

Raeli berbalik, melihat Anne melompat tidak sabaran dari kereta kuda untuk menghampirinya, kemudian melambai sekeras mungkin pada pelayan yang menunggangi kereta. Menyuruhnya pergi.

"Kenapa kau ke sini? Aku sudah bilang tunggu saja di depan toko." Raeliana melipat kedua tangannya dengan wajah cemberut. "Anne, kau susah dibilangin."

"Sama sepertimu," jawab Anne dengan wajah bangga.

"Ha-ah~"

Raeli akhirnya berdecak dan kembali melangkah diikuti Anne di sisinya. Mungkin inilah yang mereka katakan tentang buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Tentu saja itu sangat berlaku. Bagaimana sikap tuannya, begitu pula sikap pekerjannya. Anne ini contohnya.

"Tuan khawatir pada Anda setelah kecelakaan itu," kata Anne. "Anda selalu mimpi buruk sejak saat itu."

"Kecelakaan apa?"

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang