"Eh- apaa sih Andi, bisa aja". Gugup Anin.

Tak lama makanan pesanan mereka pun datang. Selesai makan, Andi mengajak Anin pergi ke mall.

"Mau beli apa Ndi?" Tanya Anin.

"Liat ntar deh, kalo ada yang cocok beli", Jawab Andi.

Setelah cukup lama berputar mengelilingi mall, Andi melihat ada sepasang hoodie couple berwarna abu-abu bertuliskan king dan queen.

"Mega, sini deh"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mega, sini deh"

Andi kemudian mengarahkan hoodie tersebut ke Anin dan membelinya. Setelah cukup lama mengitari mall tersebut, Andi mengantar Anin pulang ke rumahnya.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba handphone Andi berdering menandakan ada telfon masuk. Andi menepikan motornya kemudian mengangkat telfon.

"Halo kak kenapa?"

....

"Terus gimana keadaan Bunda sekarang kak, rumah sakit mana, aku otw ke sana"

.....

"Oke".

Seusai menerima telfon, raut khawatir terpancar jelas di wajah Andi.

"Andi, ada apa?" Tanya Anin.

"Bunda kecelakaan, lo kalau ikut gue ke rumah sakit dulu gapapa kan, gua buru buru gabisa nganter lo pulang, gamungkin juga gua tinggalin lo disini"

Sesampainya di rumah sakit, Andi bergegas menghampiri Kak Yunda-kakaknya, sembari bertanya

"Ceritanya gimana kak?" Tanya Andi sambil memeluk dan memenenangkan kakaknya yang telah terisak.

Bagaimanapun, Andi adalah laki-laki penopang keluarganya, ayahnya sudah menceraikan bundanya sejak Andi berumur 14 tahun. Sejak saat itu, Andi selalu berusaha menjaga 2 malaikat yang dimilikinya, kakaknya dan ibundanya. Namun, meski telah bercerai, ayah Andi tetap memberi nafkah-mengirim uang ke rekeningnya.

"Tadi bunda nelfon, kakak disuruh pulang cepet, disuruh nemenin bunda belanja, tapi kakak ada tugas kelompok jadi ga bisa pulang cepet, pas udah mau pulang, di jalan tiba-tiba kakak dapet telfon dari supir Bunda kalo..."

"Sst iya udah kak ga usah dilanjutin, kita harus kuat ya kak demi Bunda, udah kak" Potong Andi ketika melihat kak Yunda menjelaskan dengan terisak dan tersendat-sendat.

Di lain sisi, Anin merasa iba sekaligus bangga dengan Andi. Disaat dia masih berkutat di dunia pendidikan, dia telah mendapat tanggung jawab yang besar di keluarganya. Anin tau, bahkan saat ini pun Andi rapuh, terlihat ada kekhawatiran dan kecemasan pada sorot matanya. Namun ia berusaha menguatkan kakaknya.

Sekitar menunggu kurang lebih 1 jam, dokter yang menangani ibunda Andi keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaan bunda saya dok?"

"Keadaannya sudah stabil, jangan banyak gerak dahulu agar lukanya cepat pulih"

"Iya dok makasih"

Ceklek

"Bunda, bunda gak papa kan?" panik kak Yunda.

"Bunda gapapa sayang, jangan nangis dong" jawab Bunda Andi.

"Syukur deh", jawab Andi.

"Eh, ini siapa? Pacar nya Andi yaa?" tanya Bunda Andi ketika melihat Anin di sebelah Andi.

"Bu-bukan Tante, saya Anin temennya Andi." gugup Anin.

"Panggil Bunda aja sayang" kata Bunda sembari tersenyum.

"Dia Mega Bunda, temen aku" jawab Andi.

"Bentar lagi juga jadi pacar tuh, oiya aku Yunda kakaknya Andi"

***

Sudah seminggu Bunda Andi dirawat. Selama itu pula, Anin selalu menemani Andi, mendampingi Andi. Bunda Andi sangat suka dengan kepribadian Anin, dia ceria, sederhana, juga dewasa. Kini, Anin dan Bunda Andi pun sudah sangat akrab.

Hari ini, Bunda Andi sudah diperbolehkan pulang. Sepulang sekolah, Anin pergi ke rumah sakit untuk membantu kepulangan bunda Andi.

"Makasih ya nak, kamu sudah banyak membantu Bunda, kamu anak yang baik, keliatannya cocok jadi mantunya Bunda" kata Bunda dengan terkekeh.

"Bunda bisa aja, hehe. Bunda mau Anin masakin apa buat makan?" tawar Anin.

"Ga usah, biar Andi pesan online aja nanti, kamu udah banyak membantu Bunda."

"Gapapa Bunda, Anin masakin aja, Bunda kan baru pulih, jangan banyak makan fast food." saran Anin.

"Iya sayang hehe, yaudah apa aja nak, maaf ya gara-gara Kak Yunda masuk sore, jadi kamu yang harus masak"

"Iya bunda gapapa, bentar ya Bunda, Anin tinggal ke dapur dulu."

Saat menuruni tangga menuju dapur, Anin melihat Andi sedang duduk di sofa ruang tamu. Melihat itu, Anin segera menghampiri dan memanggilnya.

"Andi",

Tidak ada jawaban, bahkan menoleh pun tidak. Pandangan Andi seperti kosong dan lelah. Anin kemudian menggoncang bahu Andi, sembari memanggilnya.

"Andi"

"Eh, Mega" kaget Andi.

"Lo kenapa?"

"Enggak, gue gakpapa" jawab Andi.

"Lo bohong Andi, cerita sama gue Lo kenapa" desak Mega lalu duduk bersebelahan dengan Andi.

Helaan nafas berat terdengar dari mulut Andi, sebelum dia berkata

"Gue capek Mega", jawab Andi kemudian memeluk erat Anin seolah memasok sumber energi, sumber kekuatan untuknya.

"Biarin gini bentar, gue mohon" lirih Andi.

"Janji sama gue Mega, apapun keadaannya, jangan tinggalin gue. Lo itu motivasi gue, lo semangat gue", sambung Andi.





Halo haii😄
Mon maap ya baru update hehe. Janlup vote sama comment 🤗.
Sampai ketemu di part selanjutnya😘.

ANINDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang