"Apa?" Rio hampiri rosie dan memberikan susu yang baru dia buat,

"Kau sudah pesan makanan untuk makan malam keluarga nanti kan?" rosie bertanya, dengan perlahan ia teguk susu yang Rio siapkan,

"Hm, apa lagi yang kau mau ?" Rio berucap, ia perhatikan rosie yang menghabiskan susu yang ia buat.

"Lihat, mom akan kemari besok malam, mendengar kabar aku hamil, dia langsung mau kemari dan membatalkan jadwal kemari minggu didepan" rosie tunjukan ponsel dimana pesan ibunya tertera, Rio mengangguk mengerti,

"Aku akan menyiapkan semuanya, kau mandilah rosie," Rio berucap, rosie berdiri dan meninggalkan Rio yang hendak menata meja makan untuk makan malam.

Rosie baru saja selesai mandi, ia berjalan keluar untuk melihat Rio yang baru selesai menata meja, makanan pun suda tersaji, rosie lirik jam ada 10-15 menit untuk kaka dan kaka ifarnya datang.

Rio lirik rosie yang memakai piyama ping dengan celana sampai paha. Sungguh? Rio rindu menjamah. Tolong Rio ingin menjamah rosie yang membuatnya sungguh bergairah.

"Kenapa kau?" rosie bertanya pada Rio yang hanya terus terdiam.

"Butuh berapa hari lagi untuk sampai ke 4 bulan?" Rio bertanya ia dekati rosie, sedikit bingung dengan apa yang lelaki ini ucap, ia nampak berpikir sejenak memikirkan apa yang Rio katakan, namun rosie tersadar ketika ia meliat sayu mata yang melambangkan jika lelaki ini sungguh sangat ingin menjamah.

"Yang jelas kau butuh kesabaran." rosie berucap sedikit terkekeh, Rio hela nafas,

"Mana bisa. Apa aku harus mastrubasi? Sial. Aku membenci itu rosie. Tidak enak. Aku tidak suka solo, aku lebih suka duo" Rio berucap dengan jujur, rosie terkekeh dengan wajah sedikit frustasi seorang Rio, ia memang tau betul Rio jarang melakukan solo. Karna lelaki itu lebih suka dilayani.

"Bersabar saja. Ini demi anakmu" rosie berucap, Rio menatap tak kuasa. Sial. Antara anak dan nafsu itu terlalu berat.

"Setidaknya beri aku penawar untuk menahannya" Rio berucap meembuat rosie menghela nafas,

"Let me kiss you, rosie." Rio berucap, ia dekati manis wajah, yang tampak dia ketika ia mendekati,

"Sebentar, bisakah kita melakukannya sambil duduk?" rosie hentikan aksi Rio, lantas membawa lelaki ini untuk duduk disofa.

Rio biarkan rosie yang duduk dipangkuannya, ia harus menahan segala hasrat yang mungkin akan berlebihan, setidaknya ia harus menahan diri agar tidak tegang,

"Come rio, let me kiss you" rosie rasakan hangat tangan Rio yang menangkup kedua pipinya, menarik wajah nya perlahan lantas merasakan hangat lembut sentuh bibir Rio yang memabukan.

Ia rasakan bagaimana lelaki itu melumat, menghisap bibir bawah dan atasnya secara bergantian, lantas memasukan lidah untuk memperdalam ciuman yang mulai bergairah.

Rio lepas ciuman ketika dada terasa begitu sesak, ia biarkan rosie mengambil pasokan oksigen, lantas ia sendiri mulai mengecupi leher indah yang begitu ia sukai, tangan kekar lelaki ini mulai menyelusup masuk pada baju piyama, mengusap halus punggung dengan gerakan memutar.

Rosie rasakan nafas Rio yang mulai memburu, lelaki ini mulai hilang kendali, caranya menjamah leher tak lagi tenang, tangan yang semula mengusap pun kini mulai meremas kedua dada, mengundang desah dan frustasi jiwa.

Rio lumat kembali bibir manis itu dengan cara tak lagi lembut, ia mulai terbawa situasi, rosie rasakan hisapan kuat pada lidahnya, sial. Rio mulai menyerang dan melupakan pertahanan untuk menahan segara gairah. Tapi ayolah, siapa yang tidak akan terbawa suasana ketika berciuman panas dengan rosie? Hell. Itu tidak mungkin.

Liar[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang