Memang apa yang salah dengan nama Aulia? Kenapa tak ada yang mau memanggilnya itu? Aulia sangat ingin dipanggil 'Aulia'
Ayah pergi, menyisakan Aulia bersama Ranu, hati Aulia benar benar ingin meledak sekarang, Aulia tak pernah membayangkan akan ada di satu ruangan bersama Ranu yang manis, bukan Ranu yang kasar seperti saat dikelas, bukan.
"Lo gak seharusnya ngomong gitu ke bokap lo, kalo gak ada dia, lo gak mungkin bisa suka sama gue,"
Aulia berdehem sembari membenahi posisi tangan kanannya yang masih sakit, nada bicara Ranu rendah, Aulia suka,
Ingin rasanya Aulia tersenyum selebar mungkin saat ini, tapi jangan, Aulia masih ingin mendengar Ranu membujuknya untuk tak berkata begitu pada Ayahnya,
Sebenarnya Aulia juga tak sampai hati berbicara begitu pada Ayah, tapi mungkin menurut Ranu dan orang lain itu sangat kasar jika ditujukan pada seorang Ayah, yah terserah, yang pasti saat ini Aulia masih menikmati suara Ranu dengan nada rendahnya, makin ganteng tau enggak.
"Dan kalo gak ada dia, gue pasti gak ketemu sama orang-orang kaya kalian, gue pasti bersyukur banget,"
Kalian, kalian yang Aulia maksud adalah Ranu dan teman-teman Aulia di sekolah,
Ralat, siswa di sekolah, sejak kapan Aulia menjadi teman mereka? Tak pernah, mengobrol saja tak pernah kok berteman,
"Lo itu gak ngerti apa-apa, makanya lo bisa ngomong kek gini sekarang,"
"Lo juga gak tau apa-apa tentang gue dan Aulia,"
Ya, benar, Ranu tak tau apa-apa soal Nada dan Aulia, buktinya saja dia tak tau bahwa dia ditipu oleh Aulia lewat Nada, jadi Ranu yang tak tau apa-apa, bukan Aulia.
"Gue tau semuanya, lo, Aulia, bokap lo, nyokap lo, Nad's Cafe, semuanya,"
"Iya lo tau Nad's cafe karena lo kenal sama Nada dan lo adalah orang yang pernah bilang sayang lalu menghilang setelah Nada bilang gak suka sama lo, itu maksud lo?"
Ranu hanya tersenyum miring menanggapi ucapan Aulia,
Memang benarkan, Ranu berkata tau tentang Aulia, jelas, tiga tahun mereka tinggal disatu kelas,
Lalu Nada, bahkan Ranu adalah orang yang pernah meminta Nada untuk menjadi Pacarnya,
Pacar? Aulia tiba-tiba ingat kejadian beberapa hari yang lalu, Gadis itu datang kerumah Ranu lalu memasuki rumah Ranu seperti sudah sangat kenal dengan Rumah itu, tanpa permisi dan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sepertinya dia sudah sangat hafal dengan rumah itu,
Siapa namanya? Aulia penasaran.
"Jangan main gitar lagi,"
Aulia menatap Ranu, tatapannya sangat berbeda, Aulia tak pernah ditatap seperti ini oleh Ranu, tatapannya sangat menenangkan dan sangat tulus, mungkinkah Aulia ada dihati Ranu?
"Aulia," lanjut Ranu sembari tersenyum tipis,
Senyum itu,
Ranu,
Aulia,
Apa ini? Aulia sedang bermimpi kah? Mengapa semuanya jadi semanis ini? Eh eh Aulia bahagia tapi sedikit aneh juga dengan perubahan sikap Ranu yang sangat berkebalikan dengan biasanya,
Mungkin dia juga kena pukul Kevin, jadinya agak terganggu sarafnya, makanya jadi manis gini, iya kali.
"Cuma musik yang selalu ada buat gue, cuma musik yang bisa balikin mood gue, saat lo, ayah, bunda dan semuanya bahkan gak pernah bisa ngerti perasaan gue, dan sekarang? Kalian mau misahin gue dari hidup gue?" Nada tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, senyuman itu bermakna bahwa Nada tak akan pernah pergi dari musik meskipun Ranu yang memintanya sekalipun, gak akan.
Ranu menarik kursi yang ada di belakangnya lalu duduk dan menyentuh tangan kanan Aulia yang patah karena melindunginya, tersenyum tulus, sumpah demi apapun itu ngefek banget sih ke hati Aulia,
"Tangan ini, jangan dipaksa, entar lo makin sakit, lo mau gak sembuh?"
"Hati Aulia juga tiap hari sakit karena lo, tapi dia masih bisa sayang sama lo, kenapa gue enggak?"
Ranu hanya menarik napas panjangnya,
Kenapa Aulia menghidupkan Nada untuk menghadapi Ranu di sini? Karena Aulia tau, jika Aulia yang berhadapan dengan Ranu, semuanya tak akan seperti ini, sifat Aulia, dia akan sangat penurut jika semua tentang Ranu, apalagi jika tau Ranu mengubah sikapnya menjadi semanis ini?
Jangan, kasian Aulia, nanti diabetes karena saking gak kuatnya, hehe.
"Kalo lo, jadiin musik tempat curhat lo, jadiin gitar temen baik lo, gue juga mau jadi teman baik lo, lo curhat aja sama gue, tapi lo gak mungkin bisa main gitar lagi, kata dokter patah nya--"
"Apa? Patahnya apa? Aulia rela tangannya patah buat lo, tapi gue bukan Aulia, gue gak akan rela lo patahin musik dari hidup gue, sorry." kali ini, benar-benar menjadi Nada,
Nada yang keras kepala, Nada yang tak suka disuruh ini itu oleh siapapun, dan Nada yang tak akan luluh pada Ranu, bukan seperti Aulia, dia terlalu lemah menghadapi Ranu, lemah.
"Lo keras kepala banget sih, ini buat kebaikan lo," ucap Ranu penuh penekanan tapi masih dalam batas wajar, tak semenekan biasanya jika dengan Aulia.
Bahasanya berbicara dengan Nada masih tak berubah, coba aja kalau ngomong sama Aulia, kasar.
"Kamu bahkan cuma buat lebih banyak sepi di hidup aku kalo kamu nyuruh Nada ninggalin musik, Nu." Aulia bertindak,
Terasa sangat berbeda suasananya jika Aulia yang berkata-kata, lebih halus pastinya, dan lebih rapi bahasanya daripada Nada, tapi yang jelas Aulia lebih lemah daripada Nada, sangat jelas.
"Gue pulang dulu, ntar gue suruh suster buat jagain lo, baik baik," ucap Ranu lalu pergi.
Benar, jika Aulia yang bertindak Ranu pasti tak akan mau tinggal, kenapa?
Semenjijikan itu Aulia untuk Ranu?
Tapi Nada? Bahkan dia bisa bersikap begitu lembut pada Nada, kenapa Aulia tidak?
Nada adalah bayangan yang Aulia hidupkan, untuk membuat hidup Aulia tidak seburuk yang diterima Aulia, tapi nyatanya? Hidup Aulia semakin buruk dengan adanya Nada,
Aku nyesel pernah bikin Nada ada dan deket sama Ranu, semuanya salah siapa? Aku? Atau Nada?
* * *
Gengs ayo tebak, kenapa Ranu jadi manis?
Ranu suka sama Aulia atau ada tujuan lain ya?
Tapi manisnya waktu ngomong sama Nada doang ya, waktu Aulia yang ngomong eh ditinggal pergi,
Ranu kenapa dong ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Satu [Completed]
Teen FictionAulia, siapa yang tidak tau nama itu? seluruh penjuru sekolah tau, bahkan tukang kebun pun juga pasti tau. Bukan karena Aulia adalah cewek populer, bukan! Tapi lebih tepat Aulia adalah seorang Nerd yang berada di urutan terakhir peringkat kelasnya L...
part 42
Mulai dari awal