"Neji?" tanya Tsunade. "Bukankah dia temanmu di fakultas kedokteran dulu?"
Sakura mengangguk. "Dia lulus sebagai dokter spesialis patologi anatomi dan bedah saraf," jawab Sakura menjelaskan.
"Hah ... dia mengambil dua jurusan yang sangat cocok," komentar Tsunade. Sakura mengangguk setuju.
"Lalu, Yashamaru dan Kabuto itu siapa?" tanya Tsunade.
"Kabuto-Sensei itu psikiater terbaik di negara ini. Kalau Yashamaru-san itu ahli di bidang kebidanan dan anak," terang Sakura. Tsunade manggut-manggut paham.
Sakura berdiri dari duduknya. Melepaskan jasnya lantas memasukkannya ke dalam tas kertas berukuran sedang. Ia mengambil tas selempangnya.
"Kau sudah pernah bertemu mereka? Aku hanya tahu tentang Shizune dan Neji. Selebihnya tidak tahu," ujar Tsunade tepat sebelum Sakura melangkah pergi.
"Hanya beberapa saja. Sisanya hanya aku dengar dari rekan timku. Lain waktu akan kuperkenalkan Sensei kepada mereka. Dan lagi, mereka pasti sudah mengenalmu, Sensei," Sakura tersenyum di akhir kalimatnya.
Sakura melangkah menuju pintu ruangan, lantas memegang kenopnya.
"Oh iya! Jangan merasa tersaingi saat kau bertemu dengan salah satunya," imbuhnya. Tepat setelah itu, ia menutup pintu ruangan. Tsunade hanya diam mencerna apa yang gadis bermahkota pink itu katakan.
🌸🌸🌸
Sakura berjalan santai di senja ini. Baru dua hari, ia sudah merindukan orang tuanya. Gadis itu bahkan merasa ingin saja menyusul orang tuanya. Ia membayangkan minum bersama keluarganya seperti yang biasa mereka lakukan di hari libur kantor Itachi dan Sasuke.
Terlalu asyik melamun, membuat gadis bermanik Emerald itu tak menyadari seseorang baru saja keluar dari tempat laundry. Sakura menabraknya. Ia hampir terjatuh jika saja tak segera sadar dari lamunan ketika tubuhnya terhuyung ke belakang. Gadis itu ber-ojigi meminta maaf.
"Sumimasen," lirihnya karena takut.
"Daijoubu ka?"
Suara baritone seorang lelaki membuat Sakura terdiam beberapa saat. Dalam pikirannya, ia menduga bahwa orang yang berdiri di hadapannya itu adalah sosok yang dingin.
"Daijoubu ... desu," jawab Sakura pelan, seraya menoleh ke arah lelaki yang ia tabrak tadi.
Lelaki itu tersenyum. Sakura belum pernah melihatnya sebelum ini.
"Siapa namamu?" tanya lelaki itu.
"Sakura," jawab Sakura dengan suara pelan.
"Sakura? Nama yang indah. Perkenalkan, namaku Akasuna Sasori."
Sakura menatap bingung saat lelaki itu mengulurkan tangannya. Sejurus kemudian, Sakura segera menerima uluran tangan itu.
"Salam kenal, Akasuna-san. Maaf telah menabrak Anda barusan," ramah Sakura.
"Kau tak perlu seformal itu. Panggil saja aku Sasori."
Gadis bermanik hijau cerah itu melepaskan tangannya. Ia melihat ke arah tempat laundry langganannya.
"Kau ingin ke dalam?" tanya Sasori. Ia dibalas anggukan oleh Sakura.
"Boleh kuantar?" tawar Sasori.
Belum sempat Sakura menjawab, tiba-tiba ia melihat seseorang berambut kuning panjang dan diikat satu berlari dengan wajah kesal ke arahnya. Sakura sedikit panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yosougai [SasuSaku] ✔
Fanfiction[SELESAI] //Yosougai - Naruto Fanfic [REVISI BERTAHAP]// "Izinkan kami berpisah," ucap Sakura. Semua yang ada di ruangan itu menghentikan aktivitas mereka, tanpa terkecuali sang suami. "Apa ... dia serius?" tanya lelaki itu dalam hati. . . . Perasaa...
04. だれだサソリ? ―【Dareda Sasori?】
Mulai dari awal