"Siap tante camer, itu kan udah kewajiban Rangga" ucap Rangga dengan pede.

"Rangga buruan keburu siangg!!" teriak Salsa dari luar.

"Iya Sal otewe"

Rangga berjalan keluar menghampiri Salsa.

"lelet amat sih lo kek perawan" cibir Salsa.

"Ya maaf Sal kan gue harus pamit dulu sama camer"

"Serah lo deh" ucap Salsa.

Setelah itu Rangga membukakan pintu mobil untuk Salsa. Fyi, Rangga yang biasanya kemana-mana naik motor sekarang Ia bawa mobil demi Salsa. Rangga gak mau kalau Salsa membonceng Rangga naik motor bisa-bisa Salsa jadi bahan tontonan orang kan Salsa pake rok pendek.

"Silahkan masuk tuan putri" ucap Rangga manis.

"Apaansih lo lebay amat, gue juga bisa sendiri kalik" ucap Salsa sambil masuk ke dalam mobil. Setelah itu Rangga juga masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan Salsa hanya diam, Ia tidak menggubris segala ocehan Rangga. Bukannya Salsa jahat, hanya Ia terlalu malas kepada Rangga.

"Eh Sal lo kok diem aja sih dari tadi? Sawan ya lo?" ucap Rangga sambil sesekali melirik Salsa.

"Lo tuh bisa gak sih Ngga kalo nyetir diem anteng gitu gak usah banyak bacot, ntar kalo nabrak gimana?!" kesal Salsa.

"Lo khawatir ya sama gue?" ucap Rangga kepedean.

"Apaansih lo gak jelas, udah deh mending lo diem" ucap Salsa.

Apakah Rangga tau? Sedari tadi Salsa mati-matian menahan degupan yang terus menerus mengguncang jantung Salsa. Kenapa sih dia deg-degan berada di dekat Rangga? Perasaan macam apa ini? Sekali lagi apa ada yang bisa menjelaskan?

***

Akhirnya mereka berdua telah sampai. Salsa langsung turun meninggalkan Rangga yang masih berada didalam mobil.

"Sal tungguin napa sih, buru-buru amat dah. Woi Sal!!" Rangga berteriak memanggil Salsa tetapi Salsa tetap tidak berhenti.

"Nasib banget sih gue ditinggal mulu sama doi" gerutu Rangga sambil jalan menuju kelasnya.

Salsa semakin mempercepat langkahnya karena sedari tadi puluhan pasang mata memandangnya dengan tatapan mengintimidasi. Kalian tau kan alasan mengapa banyak siswi yang menatap Salsa seperti itu? Ya, karena dia baru saja berangkat bersama most wantednya SMA Persada. Rangga itu pangerannya SMA Persada. Cowok tergantengnya SMA Persada. Jadi, taulah banyak yang suka sama Rangga. Jadi setiap cewek yang jalan sama Rangga pasti langsung jadi hot news nya SMA Persada. Dan Salsa yakin setelah ini Salsa menjadi terkenal di seluruh SMA Persada karena kabar tentang dia yang berangkat bersama Rangga. Berbeda jika yang mendekati Rangga itu Gladis, tidak ada yang berani mencampurinya. Karena bagi mereka, Rangga dan Gladis adalah pasangan yang serasi. Apalah daya Salsa yang berbeda dengan Gladis, pasti banyak yang tidak suka kepadanya.

Salsa sampai di kelas dengan napas ngos-ngosan, Ia langsung duduk di bangkunya sambil menetralkan nafasnya.

"hoshhh.. hoshh anjir gilak juga sih fans nya Rangga, horor juga matanya ngeri deh gue" gerundel Salsa sambil mengipasi dirinya dengan buku tulis.

"Pagi-pagi udah olahraga aja gue, keringetan begini lagi wah daebak sekali Salsa" gerundel Salsa lagi membuat Lisa yang baru saja datang mengerutkan dahinya bingung.

Lisa meletakkan telapak tangannya ke dahi Salsa. Mengecek apakah hari ini Salsa baik baik saja.

"Ini juga apaan sih Lis, main templok-templok aja" ucap Salsa tak santai.

"Lah lo yang kenapa Sal, gue perhatiin lo ngomel gak jelas lo sehat kan?" tanya Lisa sedikit takut jika sahabatnya ini kemasukan jin tomang.

"Lo tau gak sih Lis, gue tuh kayak habis dikejar setan tau gak? Ngeri gue" curhat Salsa sambil bergidik ngeri.

"Lo halu ya? Mana ada pagi-pagi gini ada setan, ngaco lo" ujar Lisa tak percaya.

"Ihhh Lisa gue kan tadi bilangnya kayak, berarti gak beneran dikejar setan, itu cuma perumpamaan"

"Lah terus lo abis ngapain? Eh bentar-bentar tumben amat lo berangkat pagi? Kerasukan jin apa lo?" tanya Lisa sambil memastikan bahwa Salsa tidak kerasukan.

Salsa lalu menjawab pertanyaan Lisa dan menceritakan semua kejadian pagi ini.

"Oh jadi gitu ceritanya, pantes aja gue tadi denger anak-anak pada ngomongin lo ternyata ini penyebabnya?" ucap Lisa. Salsa hanya merespon dengan anggukan.

"Udah lah Sal bodo amatin aja, lagian kan
lo gak salah kenapa harus takut?"

"Gue itu bukannya takut Lis, tapi gue males aja ntar berurusan sama si cabe merah"

"Maksud lo Gladis?" tanya Lisa sambil menahan tawanya karena Salsa menyebut Gladis "si Cabe Merah"

"Yaiyalah siapa lagi disekolah ini yang suka nempel-nempelin Rangga kalo bukan Gladys si cabe merah?" ujar Salsa kesal. Entah kenapa Salsa jadi kesal.

"Iya juga sih, eh tapi lo kenapa kayak kesel gitu? Lo cemburu ya kalo Gladis suka ngintilin Rangga?" goda Lisa.

"Hah? Gue? Cemburu sama Rangga? Haha lo halu kali, mana mungkin gue cemburu, suka aja engga dih najis" ucap Salsa sewot.

"Ya santuy dong mbak, gue kan cuma nanya kenapa jadi sewot gitu" ucap Lisa sambil mencolek pipi Salsa berniat menggoda. Salsa hanya memutar kedua bola matanya malas.

Apa benar yang dikatakan Lisa? Apa Salsa cemburu? Apa Salsa mulai suka kepada Rangga? Ah mana mungkin, itu sangat tidak mungkin.






Entah kenapa semakin kesini cerita ini semakin gaje.
Karena imajinasi author tidak muncul, Author butuh inspirasi.
Sudahlah ini tambah gaje.

Author hanya pesan jangan lupa makan eh salah, jangan lupa vote & komen ya sayang²kuuuu❤

Can I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang