"Sip. See you."
"See you, bitch!" Terdengar suara tawa dari Nayla sebelum ia memutuskan sambungannya.
Beberapa menit kemudian, setelah Reya sudah selesai berpakaian ia pun segera bergegas turun. Lima menit yang lalu Nayla mengabari kalau ia sudah di depan.
"Loh, kok lo bisa masuk, Nay?" Nayla duduk di sofa ruang tamu sambil melambaikan tangannya.
"Dibukain pintu sama Arga tadi." Nayla menunjuk Arga yang sedang ada di depan kulkas.
"Ga, Kakak pergi ya. Jaga rumah."
Arga menutup pintu kulkas, tangannya memegang satu botol minuman dingin dan menghampiri Reya.
"Pacar kakak ikut juga?"
Reya mengerutkan keningnya. Reya tau adiknya itu masih tidak suka dengan Elvan dan sering menanyakan hal macam-macam kalau Reya akan pergi. Tapi kali ini ada yang berbeda. Nada bicara dan ekspresi Arga berbeda dari biasanya.
"Emang kenapa?" Tanya Reya memastikan.
Arga hanya menggeleng, "Makan siangnya nanti jangan makan mie."
Reya semakin tidak mengerti dengan sikap adiknya.
"Kenapa sih, Ga?!" Tanya Reya dengan nada yang sedikit meninggi.
"Nggak apa-apa, Kak. Udah sana pergi ah. Teman-temanku nanti mau main kesini."
"Cowok kan?" Tanya Reya memastikan. Ya awas saja kalau adiknya itu berani membawa cewek ke rumah ketika tidak ada orang dirumah.
Arga memutar bola matanya jengah, "Ya iyalah. Ngapain juga bawa cewek kesini."
Reya mengacak rambut adiknya dengan gemas. Ia mencium pipi Arga dan pamit.
Sesampainya di mall, Reya dan Nayla hanya menghabiskan waktu sebentar saja disana. Masih banyak toko dan tempat makan yang belum buka. Niat awal mereka kesini ingin berburu barang sale, namun mood berburu itu seketika lenyap karena melihat padatnya pengunjung. Mereka berdua seketika tidak ingin berlama-lama disini.
"Makan diluar aja yuk, Nay." Ajak Reya ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
Nayla menyalakan mobilnya dan menjalankannya. "Boleh. Mau makan dimana, Rey?"
Reya memberikan karcis parkir ke Nayla dan Nayla memberikannya kepada petugas parkir. Setelah palang di hadapan mobil Nayla terangkat, Nayla kembali melajukan mobilnya.
"Pengen mie deh, Nay." Ucap Reya. Tadinya Reya tidak ada niatan untuk makan mie hari ini, tapi ketika mendengar kata 'mie' dari mulut Arga, ia malah menginginkannya.
"Lah, kan nggak dibolehin sama Arga."
Reya berdecak, "Biarin aja deh tuh bocah." Sungut Reya, "makan di tempat mie biasa ya, Nay. Mie Oyi. Pengen banget."
Nayla hanya mengangguk dan menjalankan mobilnya menuju tempat mie favorit mereka.
"Beby kenapa nggak lo ajak, Nay?"
"Lagi PMS, Rey. Ntar abis makan kita ke rumahnya, ya. Jeyka juga udah disana."
"Kak Jeyka tuh memang selalu ada di samping Beby ya.."
Nayla tertawa mendengarnya, "Udah cinta mati dia sama Beby. Sama Beby ini yang paling awet, Rey. Sama mantan-mantannya boro-boro nyampe sebulan.." Nayla tertawa dulu sebentar, "nyampe seminggu aja juga kagak."
"Kemarin sempat tuh mereka hampir putus. Tapi gue nasehatin makanya jadi lebih kebuka tuh pikiran si kelinci."
Nayla melirik Reya sekilas, "Tumben lo nggak chat-an sama Elvan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Kating | KTH
FanfictionElvan Adhyastha, mahasiswa Psikologi tingkat 3 yang memiliki trauma untuk berhubungan dengan lawan jenisnya. Dia belum pernah memiliki pengalaman berpacaran, sialnya sudah harus mengalami trauma. Namun, hidupnya perlahan berubah semenjak ia selalu b...
Tiga Puluh Enam - Be Sad
Mulai dari awal