"iqbaal?"

Si empu mendongkak dengan mata yg masih mengeluarkan air mata.

"namira?"

Namira tak percaya, orang yang ada didepan makam zidny ini adalah orang yang sangat ia wanti² untuk jangan dulu mengetahui keberadaan zidny. Namun sekarang---

"lo tau dari mana so---"

"ga penting nam." potong iqbaal.

Namira berjongkok lalu ia menaruh 1 tangkai bunga mawar diatas makam zidny. Sudah menjadi kebiasaan namira menaruh 1 tangkai bunga mawar dimakam zidny setiap 1 minggu sekali.

"sorry baal."

Iqbaal mengusap sisa air matanya. Persetanan dengan namira yg melihat iqbaal menangis.

"maksud lo?"

"seharusnya lo jangan dulu tau keberadaan zidny baal."

Iqbaal mengernyitkan dahinya.

"ini belum saatnya lo tau."

"salsha yang ngasih tau gue."

Namira membulatkan matanya. "salsha, lo udah ngingkarin janji, awas lo!" umpatnya dalam hati.

"lo jangan marahin salsha."

"kenapa?"

"emang seharusnya gue tau keberadaan zidny nam." iqbaal menatap makam zidny sendu.

"gue marah dengan apa yang kalian sembunyiin dari gue tentang keberadaan zidny."

"gue pengen nyalahin lo karna udah ngelarang steffi sama salsha untuk gangasih tau gue tentang zee. tapi ini bukan salah lo."

Namira masih setia mendengar perkataan iqbaal tanpa menyelanya.

"gue paham maksud lo ngelarang mereka untuk gangasih tau siapa²."

"sorry!"

Hanya 1 kata yang keluar dari mulut namira.

Iqbaal menggeleng. "gue bilang, bukan salah lo."

"apa kata terakhir dari zee buat gue sebelum dia pergi?"

Namira mendongkak ia menatap iqbaal sendu yang sedari tadi tak hentinya menatap nanar nisan sang kekasih.

"dia cuman bilang, lo harus iklhas. Dan nanti pada saat (namakamu) keluar dari rumah sakit lo akan tau alasan kenapa zidny nekat banget buat donorin ginjalnya buat (namakamu)." jelas namira lalu setelah itu ia bangkit meninggalkan iqbaal dengan sejuta rasa penasarannya.

"dan satu lagi. Jangan pernah maksa seseorang untuk nyampein sesuatu kalo belum waktunya." setelah itu namira benar² pergi meninggalkan iqbaal.

Iqbaal menatap punggung namira yg kian menjauh. Matanya kembali mengeluarkan cairan bening kala mengingat pendonor bagi sang adik.

"bukan gue yang maksa buat tau keadaan zidny nam, tapi salsha yang berbaik hati mau ngasih tau gue sebelum waktunya."

****

Bunda Mengapa Aku Berbeda (IDR X NK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang