Jisung sudah berada di kamar Wonyoung. Gadisnya itu tengah menonton serial Netflix di laptopnya dengan posisi tidur menghadap jendela. Sehingga tidak sadar kalau Jisung masuk ke kamarnya.

Jisung berjalan mengitari kasur, menghampiri Wonyoung yang membelakanginya.

"Lagi nonton apa sih, By?"

Wonyoung kaget bukan main melihat Jisung yang tengah berjongkok dihadapannya. Buru-buru ia berbalik badan membelakangi Jisung.

"Byy.."

"..."

"Sayang."

"..."

"Wonyoung."

"Apa sih?"

"Kamu kenapa gak masuk sekolah tadi, hm?"

"Biarin."

"Aku nanya kenapa, ya."

"Suka-suka aku, ya."

"Wonyoung." Kini Jisung berbicara dengan nada rendah.

"Apasih manggil-manggil?!"

"Maaf."

"Hmm."

"Emang aku salah apa sih, By???"

Ini bener-bener ngeselin banget ya, Jisung. Bisa-bisanya minta maaf tapi gak tau salahnya apa. Gak nyadar apa ini dia nyebelin banget tadi pagi.

Wonyoung berbalik, "Ih kamu tuuh. Udah sana ah pergi, males sama kamu."

"Dih, ngusir."

"Jisung sumpah ya!! Mama ini menantu Mama bawa keluar ah, Adek gak mau deket-deket sama orang gak punya perasaan!"

"Bangun By, jangan tidur terus," ucapnya sembari menoel-noel bahu Wonyoung.

Wonyoung bangun dari tidurnya. Duduk mengahadap Jisung yang kembali jongkok. "Dih, masih pakai seragam lagi." Wonyoung masih belum menyahuti.

"Udah mau ujian malah bolos kamu tuh."

"..."

"Gak suka ya, kamu jadi males gini."

Oke, Wonyoung udah mau nangis sekarang, tiba-tiba. Jisung juga ketar-ketir sih, kalau Wonyoung udah diam aja. Ya orang hiperaktif kayak Wonyoungudah diam tuh, udah siaga satu kan berarti.

"Kok malah nangis?"

"..."

"Sayanggg, aku lagi ngomong sama kamu."

"Ya udah... Sana cari pacar yang lebih rajin, lebih bersih, lebih lebih dari aku pokoknya. Sana, Ji. Aku bilang Papa nih, mau putus sama kamu aja."

Jisung kaget, ini tumben banget.

"Wonyoung kamu ngomong apa sih? Siapa yang mau putus dari kamu?"

"..."

"Aku nanya sama kamu baik-baik ya, By."

"Baik-baik apaan, tadi nyindir begitu. Mana ada pacar baik yang begitu. Kalau gak suka sama aku ya udah."

"Aku gak pernah bilang gak suka kamu."

"Tadi apaaan ish?! Udah deh aku aja yang keluar!"

"Emang aku bolehin keluar?" ucap Jisung menahan Wonyoung yang hendak berdiri. Tangannya mulai mengelus punggung tangan Wonyoung.

"By, kamu mau putus dari aku cuma karena ini?"

"..."

"Kamu diam, aku anggap iya nih."

"..."

"Sekarang aku marah sama kamu lho. Serius."

Wonyoung natap Jisung balik. Makin nangis aja dia.

"Jisung kamu tau aku lagi ga mood berantem ga sih?

"Kamu tuh kenapa sih? Aku tuh lagi gak niat marah, kamu nalah mancing dari tadi pagi. NYEBELIN SERIUS.

"Sekarang kamu malah nyindir aku males, apa gak makin kesel aku?

"Terus sekarang balik marah sama aku, kamu ngerti gak sih aku mau kamu ngerti kalau aku lagi badmood? Papa aja ngerti."

"Aku kan bukan Papa, Young,"balas Jisung.

"PAPA HUWAAAAA!" Wonyoung malah nangis, makin kesal.

Tangan Wonyoung udah mukul-mukul Jisung brutal. Dia kesel dan butuh pelampiasan. Dan Jisungnya juga diam aja.

"Huhuu jahat banget kamu. Awas aja aku bilangin Ayah nanti. Aku bilang Bunda. Gak mau pacaran sama kamu lagi."

Jisung nahan tangan Wonyoung. "Bilang gitu lagi aku beneran marah."

"Bodo amat!"

Grep

Kali ini Jisung nahan gadisnya dengan cara meluk. Ya walaupun Wonyoungnya masih berontak. "Awas! Gak usah deket-deket. Aku gak peduli kamu marah sama aku. Kamu cuma bisa marah, gak ngerti aku. Kamu gak sayang aku."

"Wonyoung... Please.."

Wonyoung sesenggukan.

Seulgi yang lagi nelfon Jisoo di lantai bawah juga tau sekarang mereka lagi berantem. Kayak gak tau teriakan Wonyoung aja. Tapi ya, biarin mereka selesain masalahnya sendiri. Ini kalau Taeyong sih udah kesel, lihat anak gadisnya dibuat nangis.

"Aku sayang kamu deh, jangan sok tau."

Tuh kan, Jisung mah gitu. Gamau ngalah, heran. Kalau kata Yeji mah tsundere namanya.

"Bodoamat. Sana gausah meluk-meluk."

"Kamu gak sayang aku?"

"Awas, aku mau telfon Bunda," Wonyoung berdalih.

"Wonyoung, aku lagi ngomong sama kamu."

"Aku ngomong juga, kamu gak dengerin dari tadi."

"Sayanggg ih. Udah marahnya doong."

"Yang buat aku marah gini siapaa? Pergi gak?"

"Byyyy kamu kenapasiii."

"Pergi gak? Lepasin aku."

Jisung melepas rengkuhannya. Wonyoung pun nelfon Jisoo. Tapi panggilannya sibuk ternyata. Jadilah dia telfon Jinyoung.

Diangkat.

"Halo Dek-"

"Ayah."

"Iya kenapa, Sayang?"

"Aku mau putus dari Jisung."

Jisung pegang tangan gadisnya, dia udah beneran marah sekarang. "By gak lucu ya. Aku marah beneran sekarang, serius."

Wonyoung bodoamat.

"Loh kok? Adek kenapa?"

"Aku mending pacaran sama Ayah aja."

"Heh?? Jisung ngapain kamu?" Jinyoungnya pun jadi terheran-heran sendiri.

"Tadi dia-"

"Ayah, gak Jisung apa-apain kok. Jisung bisa urus kok, Yah," Jisung menginterupsi.

"Gak mau, Ayah bawa Jisung pergi. Ayah, Adek gak mau deket-deket Jisung."

"Ini, ini kalian kenapa?"

"Ayah..."

"Jisung, Wonyoung kenapa? Kamu apain?"

"Ayah ambil nih Jisungnya!" Wonyoung malah teriak.

"Udah udah, Ayah suruh Bunda kesitu aja ya... Duh kalian kenapa sih.."

Panggilan terputus, Wonyoung masih diam dengan Jisung yang menatap dia datar.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang