"Pulang."
"Gak jadi makan ramen bareng?"
"Tau tuh, aneh tiba-tiba marah."
Aris mendekat dan merangkul bahu gue. "Lo apain sih emang?"
"Gue gak ngapa-ngapain Ris. Gue tadi cuma ngajak makan terus becanda ngajakin dia liburan di minggu tenang, eh dia malah jadi serius dan marah, aneh kan," gue menjelaskan ke Aris dan lainnya.
"Hemm, Nayaaa, Naya, Syahna tuh kan anak paling taat sama pelajaran ya. Apalagi mau UN gini, pasti dia serius banget buat belajar. Inget kan? Syahna is Syahna, perfectionist and sometimes being ambitious," Mala menanggapi.
Gue menghela nafas. "Salah lagi aja gue. Yaudah lah, let her be. Yuk, makan ramen yuk. Laper gue."
"Kuyyy," sahut Aris.
"Eh iya, yang cewek-cewek ikut mobil Naya aja. Gue sama Aris kan lagi bawa motor, daripada Naya sendirian di mobil," ucap Will.
"Pinter lo Will," sahut Mala.
Lalu Mala menggoda Aris. "Sayangnya aku, aku numpang mobil Naya ya, daaaaah beybih. Yuk, Nay."
"Ketemu di sana ya," ucap gue ke Aris dan Will.
"Yooo."
Ketika sampai di parkiran, Mala langsung membuka pintu belakang. Kiara pun duduk di depan di samping gue.
Mala terlihat sibuk mencari earphone di dalam tasnya.
"Lo ngapain sih La?" tanya gue.
"Gue mau nonton drakor. Udah, kalian ngobrol aja, jangan ganggu gue, haha," ucapnya lalu dia langsung memasang earphone di telinganya.
Gue dan Kiara hanya menggelengkan kepala.
Gue pun menancapkan gas sambil memasang lagu yang terkoneksi ke handphone gue.
"Nay.." panggil Kiara.
"Ya?"
"Kamu gak apa-apa ninggalin Syahna gitu aja?" tanyanya.
"Ya abis mau gimana Ki? Dia tiba-tiba marah kayak gitu, gue coba kejar dan bujuk dia untuk ikutan, eh malah makin sensi."
"Hemm, mungkin Syahna lagi dapet kali ya."
"Maybe. Yaudahlah, biarin aja."
"Terus selama minggu tenang, kamu mau ngapain Nay?"
"Gak tau sih, belum ada plan. Tapi paling aku latihan nembak di Senayan. Kamu?"
"Aku juga gak ada rencana apa-apa, bingung juga mau ngapain."
"Emang Will gak ngajakin jalan?"
"Dia besok mau berangkat ke Jepang sama sepupu-sepupunya, 6 harian dia pergi."
"Yah, ditinggal pacar dong?"
"Hehe iya."
"Emang kamu gak belajar Ki kayak Syahna tuh?"
"Iya belajar tapi kan setiap waktu juga, bisa setres aku. Malah aku pengen 2 atau 3 hari gitu ke tempat yang sepi buat refreshing."
"Andaikan si syaiton punya pemikiran yang sama kayak kamu. Di otaknya cuma belajar, belajar, dan belajar terus."
"Haha kamu masih aja manggil Syahna syaiton."
"Emang kelakuannya kadang kayak syaiton."
"Huuss, gak boleh gitu. Syahna kan pacar kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
RomanceHiraeth: A longing for a home you can't return to, or one that was never yours. Menceritakan sebuah perjalanan menemukan kembali titik balik yang sudah lama Naya lupakan. Proses panjang pencarian sebuah makna dari kata 'rumah' yang sudah tidak bera...
42.
Mulai dari awal