“Maafkan aku Chae..” Jiyong menciumi tangan Chaerin dan mengusap rambut halus gadis itu.

Tapi tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah Bom beserta Seunghyun ke dalam ruangan.

“Yak! Apa yang kau lakukan!!?” teriak Seunghyun merenggut Jiyong bangkit dan langsung menonjok wajahnya. Sedangkan Bom segera menghampiri Chaerin.

BRUUK

Jiyong terlempar ke sudut ruangan dengan hidung yang berdarah.

“Seunghyun, apa yang kau lakukan hah?!” teriak Jiyong mengelap darah di hidungnya sambil bangkit dan balas menonjok Seunghyun.

BRUUK

“KYAA!!” pekik Bom saat Seunghyun terlempar ke dekatnya.

“Seunghyun, kau tak apa-apa?” Bom membantu Seunghyun bangkit. Tapi Seunghyun segera melepaskan tangan Bom dan kembali menghantam Jiyong.

BRUUUK

Jiyong terlempar ke pintu sampai menyebabkan pintu itu terbuka dan tubuh Jiyong terlempar ke luar. Seisi koridor pun menatap Jiyong shock. Seunghyun keluar dari ruangan dan kembali menghajar Jiyong sampai babak belur. Tapi orang-orang di koridor segera melerainya dan memisahkan keduanya.

“Jangan pernah menghampirinya lagi, bajingan!” teriak Seunghyun menendang udara. Jiyong hanya terdiam dengan tubuh babak belur diamankan orang-orang di koridor.

BLAAM

Seunghyun menutup pintu dan duduk di atas sofa dengan darah di sudut bibirnya. Bom yang masih bergetar karena kaget menghampirinya dan duduk disamping Seunghyun.

“Seunghyun-ah, bibirmu,” Bom segera mengambil tisu di dalam tasnya dan mengelap sudut bibir Seunghyun yang berdarah.

“Akh,” erang Seunghyun kesakitan sambil menahan tangan Bom. Sehingga membuat keduanya bertemu pandang.

ZIIIING

Hening. Suasana menjadi canggung. Keduanya saling tatap untuk waktu yang cukup lama. Sampai saat itu,

“Ngh..”

Seunghyun dan Bom serentak melirik Chaerin.

“Ukh..A-ARRGGHHH!!! Akh!!!” Tiba-tiba Chaerin mengerang kesakitan dan bergejolak di atas ranjang. Seunghyun dan Bom pun langsung bangkit dan menghampirinya.

“Chaerin?!!! Lee Chaerin?!!” teriak Seunghyun dan Bom cemas. Tapi Bkm masih meronta-ronta seperti orang kesakitan. Seunghyun pun segera memanggil dokter. Sementara itu Bom hanya bisa menangis melihat Chaerin yang terlihat sangat kesakitan. Beberapa menit kemudian, Seunghyun pun kembali dengan dokter dan perawat di belakangnya. Dokter segera memeriksa keadaan Chaerin, sementara para perawat menyuruh Seunghyun dan Bom untuk menunggu di luar.

BLAAM

Pintu pun tertutup. Seunghyun dan Bon hanya bisa terpaku di luar ruangan mendengarkan rintihan kesakitan Chaerin. Beberapa saat kemudian, Dara pun datang. Ia terlihat kaget melihat mimik wajah kedua temannya itu.

“Bommie-ya, ada apa?” tanya Dara heran. Tapi Bom hanya menangis dan langsung memeluk tubuh Dara. Darq pun balas memeluk Bom. Sementara itu, Seunghyun hanya berdiri menyandarkan kepalanya ke dinding.




----------------------------------------------




BRAKK

Jiyong menendang pintu kamarnya dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang.

Hening sejenak. Jiyong kembali terbayangkan akan Chaerin.

“Chae, aku sungguh minta maaf..” ujar Jiyong menyesal. Ia bangkit dari tidurnya dan memeriksa wajahnya ke depan cermin. Tampak darah hidungnya telah melumuri kemejanya. Sementara luka lebam menghiasi wajahnya. Tapi bukan rasa sakitlah menjadi masalah saat ini. Jiyong tidak masalah dengan pukulan demi pukulan yang dihadiahi Seunghyun barusan, karena ia merasa dirinya memang pantas untuk di pukuli. Tapi keadaan Chaerin lah yang kini membuatnya gelisah.

Untitled ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang