Bunyi suara pintu terbuka mengalihkan fokus Ahreum. Sepertinya Seokjin sudah sampai, pikirnya.

"Kau..."

Ahreum terpaku di tempatnya. Itu bukan Kim Seokjin melainkan orang asing yang tak pernah ia lihat. Lelaki itu memiliki postur tubuh tinggi dan berkulit putih.

"Terkejut melihatku, nyonya Jeon?"
tanya orang itu sambil mendekat ke arah Ahreum.

"Kau pasti menunggu ipar mu, kan? Lelaki sok tampan itu saat ini tengah mengurus mobilnya yang tak sengaja aku bocorkan bannya"

"Siapa kau!!"
tanya Ahreum hati-hati. Ia sedikit takut, tetapi ia membuang jauh-jauh rasa takutnya itu.

"Aku? Ah, aku Im Siwan. Lama tak bertemu, adik"
ucap lelaki itu sambil melepas topinya.

Dari gerak-geriknya, Ahreum menyimpulkan bahwa lelaki ini tak akan menyakitinya.

"Aku bukan adikmu! Adikmu itu sudah meninggal akibat ulahmu"
ucap Ahreum dengan agak bergetar.

Mendengar ucapan Ahreum lelaki bermarga Im itu tertawa lepas seakan yang dikatakan oleh Ahreum adalah sebuah lelucon.

"Ah, dia juga adikku. Memang benar bahwa ia sudah mati karena melahirkan putra kami yang tampan itu. Kau sudah melihatnya bukan. Siwan itu mirip denganku"

Perlahan Ahreum memundurkan langkahnya mendekati ponselnya yang tergeletak diatas meja.

"Hei manis, aku tahu kau sedang berusaha menggapai ponselmu. Aku tidak akan menyakitimu. Aku disini hanya ingin melihat kondisi mu dan,-"

"Keponakan ku"

Ahreum membulatkan matanya memdengar kata terakhir yang diucapkan Siwan.

"Apa maksudmu?"
tanya Ahreum dengan sedikit membentak.

"Bagaimana aku menjelaskannya padamu. Baiklah, kau itu adikku,-"

"SUDAH AKU BILANG AKU BUKAN SEOHYUN!!"
teriak Ahreum memotong ucapan Siwan.

Siwan menyugar surainya kebelakang dan menghembuskan napas seolah lelah.

"Kau memang bukan Seohyun. Tetapi kau, aku dan Seohyun lahir dari rahim dan benih yang sama. Kita ini sedarah, kau dan aku bersaudara"

"Jangan mengucapkan omong kosong disini Siwan-ssi. Aku ingin kau keluar sekarang sebelum aku menghubungi polisi untuk menangkapmu"
ancam Ahreum.

"Coba saja. Jika kau menelpon polisi, nyawa suami mu dalam bahaya. Lebih baik kau diam dan dengarkan penjelasanku!"

Ahreum meletakkan ponselnya kembali karena ia takut lelaki gila di depannya ini akan menyakiti sang suami.

"Kim Minjae menyelamatkan mu saat terjadi kebakaran dirumah waktu itu. Saat itu umurmu baru 3 tahun dan orang tua kita meninggal saat itu. Aku dan Seohyun meninggalkan tempat itu saat pemadam kebakaran datang. Dan kami berakhir di panti asuhan"

"Aku dan Seohyun hidup di panti asuhan selama 10 tahun. Saat itu umurku 17 tahun dan Seohyun 14 tahun. Aku memutuskan untuk membawa Seohyun keluar dari tempat menyeramkan itu dan hidup berdua di sebuah flat kecil yang aku beli dengan hasil jerih payahku. Aku menyekolahkan Seohyun dengan uang yang aku dapatkan dari hasil pekerjaanku. Kau tahu apa yang aku kerjakan saat umur 17 tahun?"
tanya Siwan dengan santainya.

Entah karena fokus mendengarkan cerita Siwan Ahreum pun otomatis menggelengkan kepalanya.

"Aku menjadi gilgolo di umur 17 tahun. Dengan uang aku dapat dari memuaskan nafsu para wanita, aku berhasil menyekolahkan Seohyun sampai ia bertemu dengan Kim Tarhyung. Sebelum bertemu dengan lelaki itu Seohyun hanya gadis polos dan patuh. Tetapi lelaki itu mengubah gadis polos ku menjadi pemberontak. Seohyun jadi sering pulang malam dan membawa barang-barang yang tak mampu aku belikan"
Lelaki itu tampak mengepalkan tangannya seperti menahan emosi dan dendam.

Ahreum yang masih memdengarkan pun terhanyut dalam cerita Siwan yang tak tahu harus ia percayai atau tidak. Tapi, wanita itu sempat terkejut mendengar pekerjaan Siwan di umur 17 tahun. Gilgolo. Itu bukanlah pekerjaan untuk anak remaja yang bahkan belum legal. Disitulah Ahreum merasa mulai tertarik mendengar cerita Siwan.

"Ta-tapi, kenapa kau memperkosa Seohyun dan membuatnya hamil?"

"Aku tidak memperkosanya. Ketika itu, Taehyung berkunjung ke rumah dan aku melihat Seohyun memasukkan suatu bubuk saat membuatkan Taehyung minuman. Disitulah, aku mengetahui jika Seohyun ingin menjebak Taehyung"
jelas Siwan. Ahreum menatap lelaki itu saat menjelaskan segalanya. Wanita itu dapat menyimpulkan bahwa lelaki itu memang mengatakan yang sebenarnya. Pancaran mata lelaki itu tak menyiratkan sebuah kobohongan seperti yang Ahreum kira.

"Jadi, kau meminum minuman itu dan berakhir menidurkan adikmu sendiri. Lalu bagaimana dengan Taehyung?"

"Aku menukar minumannya dan setelah itu menyuruh Taehyung pergi. Aku tidak tahu bahwa adikku dapat berbuat licik dan memanfaatkan harta kekayaan Taehyung. Sepertinya aku sudah banyak bercerita padamu. Sebaiknya aku pergi sebelum suamimu datang"

Ahreum ingin menghentikan Siwan untuk menanyakan alasannya mengirim pesan teror pada dirinya dan sang suami. Tapi, sepertinya Ahreum harus menyimpan pertannyaannya karena Siwan sudah menghilang begitu saja.

"Haruskan aku menceritakannya pada Jungkook?"

Tbc

Holaaaa....
Aku kembali guys....
ada yang kangen? ada yang kaget?
serius, setelah aku baca2 ceritanya kok gaje ya😅 awalnya aku ngga mau masukin siwan ke cerita tapi ya gitu deh, manusia halu seperti aku mah imajinasi nya banyak jadi ya kayak gini deh..

Oh ya, disini aku juga mau bilang kalo cerita ini murni dari dalam otakku guys,misalnya kalo ada kesamaan sama cerita yang lain mungkin itu hanya kebetulan saja.Fyi,aku publish cerita ini tanggal 1 september 2019, jadi kalo ada cerita yang sama tetapi tanggalnya beda tolong informasikan ya...
Aku ngga mau cari masalah sama author2 lain yang ngira aku ngecopy paste cerita mereka...
Kayaknya itu aja deh, sampai ketemu kamis depan😍😍
I Purple U💜💜💜

Ahreumssi
9 Januari 2020

He Is My Husband [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang