Cintaku, langitku, dan awanku—Jeon Jungkook
Jungkook menghela nafasnya dan menaruh kotak basah itu sedikit menjauh darinya, membersihkan apa yang telah diperbuatnya pada pohon ditaman belakang itu. Dengan senyuman namun air mata yang juga turut menetes bersama hujan yang semakin deras, meredupkan isakan tangis yang seharusnya terdengar begitu kencang,
Karena, Jungkook menyesalinya, mengabaikan dan menghindari Kim Taehyung yang juga merasakan hal yang sama untuknya. Namun, Jungkook kembali tersenyum penuh luka, mengingat betapa kotor dan hina dirinya.
"Ya--aku terlalu hina"
***
Malam semakin larut dengan jalanan yang telah sepi dan beberapa toko yang kini tutup, hingga hanya lampur trotoar yang menyala dan beberapa gedung pencakar langit yang memancarkan sinarnya, begitu juga dengan lampu apartemen milik pemuda yang kini tengah duduk dihadapan meja setinggi dadanya dengan rambut basah namun telah menggunakan sweater dan juga celana yang tampak hangat.
Maniknya tertuju pada kotak yang telah dibersihkan, berwarna coklat muda dan tampak begitu cantik. Maniknya terlihat kosong dengan senyuman sendu yang terlihat, dan air mata yang menetes sesekali. Helaan nafas itu terdengar begitu berat, memperlihatkan ketidaksanggupannya untuk membuka kotak yang mungkin akan kembali memberikan kejutan untuknya.
Namun, suara ponsel yang berdering membangunkan lamunannya mendapati ID caller Yoongi hyung dihadapannya hingga Jungkook pun meraih ponsel itu lebih dulu dan menyambungkan panggilannya.
"Oh—Hyung—" ucap Jungkook dengan suaranya yang sedikit serak, hingga kakinya pun ditekuk diatas kursi dan menatap kosong pada kotak yang masih mecncuri perhatiannya, kotak yang ditinggalkan Taehyung untuknya.
"Jungkook-ah? Kau ingin aku mengajukan cuti untukmu? Kau tidak perlu melakukan siaran radio selama beberapa hari"
"Aniyo—Besok aku akan kembali siaran—Aku baik- baik saja" ucap Jungkook yang menolak segera untuk mengajukan cuti, karena itu sama saja membunuhnya perlahan karena kenangan, kenangan dimana Kim Taehyung yang selalu menjadi bayangnya.
Jungkook dapat mendengar suara helaan nafas yang begitu berat dari Yoongi disebrang sana, membuatnya melakukan olaharaga wajah secara singkat dan kemudian tertawa kecil, berharap jika Yoongi tak terlalu mengkhawatirkannya.
"Aku baik- baik saja hyung—Aku tidak pernah bersamanya—Jadi, ini hanya kesedihan selintas saja" ucap Jungkook dengan suara yang gemetar dan sedikit lirih diakhirnya, bohong jika Jungkook baik- baik saja karena nyatanya Jungkook benar terluka dan merasa kehilangan walaupun Jungkook tak pernah memiliki pria itu, Kim Taehyung.
"Baiklah—Besok aku akan menjemputmu—Aku tidak menerima penolakan"
"Baik, boss!" ucap Jungkook penuh semangat, disertai tawa kecil yang kembali terdengar sebelum sambungan telepon itu terputus, hingga maniknya kembali tertuju pada kotak coklat muda dihadapannya yang menariknya untuk segera membuka kotak itu.
Jungkook pun bangkit dan mengulurkan jemarinya begitu cepat, mendekatkan kotak itu dihadapanya sebelum pikirannya kembali berubah. Helaan nafas itu terdengar, dengan Jungkook yang menepuk kedua pipinya cukup kencang. Hingga, Jungkook pun membukanya, mendapati compact cassete yang berjajar begitu rapi dengan tanggal yang tertera.
KAMU SEDANG MEMBACA
RECORDING FOR YOU [TAEKOOK]
Romance"Annyeong Jungkookie--Panggilan itu terdengar lucu bukan?" - Kim Taehyung. "Taetae hyung--panggilan itu, terdengar lucu kan?" - Jeon Jungkook. Karena perpisahan yang paling menyakitkan adalah kematian, denganmu yang belum menyampaikan perasaan.
PART 3
Mulai dari awal