Brakk

Jeva menggeprak meja dengan keras membuat seisi kantin melihat ke arahnya. Bahkan athala sudah siap siaga untuk melerai keduanya.

"dia saudara gw,semua urusan dia urusan gw. Bisa ga lo ga haus perhatian sama dia,nelponin setiap hari chatt setiap hari. Kurang perhatian ya lo?"

Andara terkejut bagaimana bisa jeva tau semua kelakuannya pada ravael.

"dan satu lagi bilang sama kakak lo itu kalau suka sama saudara gw jangan lewat lo kalau berani datangin langsung. Kayak murahan lo tau gak ngejar saudara gw yang dia sendiri aja ga tau perasaan kalian berdua."-ucap jeva dengan penekanan tapi pelan agar hanya bisa didengar oleh andara saja. Jeva pun meninggalkan andara. Jeva tau andara dihadapannya ini adalah keponakan dari andara retto,sekarang ia tau semua orang-orang yang bersangkutan pada ava dulu.


"baik masa lalu atau sekarang, ava dan andara memang bukan jodoh."-batinnya jeva bicara.

***

14.00

Waktu pulang sekolah akhirnya hukuman menanti ravael. Tenang ravael bukan orang yang akan lari dari tanggung jawab kok.

"gw pulang duluan ya,gw percaya kok lo ga bakal kabur."-ucap evan yang harusnya mengawasinya tapi yowes lah.

Ravael pun berjalan ke toilet,sedangkan dua saudaranya akan menunggunya di cafe depan sekolah.

Ia masuk ke toilet itu,lumayan kotor sih untungnya aja ga bau pesing atau semacamnya. Jadi tugasnya sekarang cuma mengepel.

"pantesan nyuruh gw bersihin,robot pembersihnya aja rusak."

Akhirnya ravael melepas baju seragamnya dan ia memakai kaos pendek hitam. Ravael segera mengambil pel an. Walaupun hanya mengepel lantai tetap saja melelahkan karena toiletnya ini sangat luas.

Baru setengahnya ravael bisa merasakan asap yang membuatnya sesak nafas. Ia menoleh dan melihat rupanya ada yang nyebat disalah satu toilet.

Untuk informasi bagi para reader aja nih,jeje tuh kalau nyium asap rokok langsung sesak dan batuk. Makanya dirumahnya ga ada atau dilarang keras ngerokok.

Tok tok tok

"ada orang?"

Pintu toilet itu pun terbuka dan mendapati seorang yang ravael tebak kakak kelas. "anak baru ya?"

Kara yang melihat ravael didepan matanya mengerutkan dahi."iya nama gw kara kelas 12,,ehm lo ga kenal gw?"

"gw aja baru ketemu lo sekarang. Maaf..emangnya kita pernah ketemu?"

Kara memerhatikan ravael dari atas dari bawah,dia lagi bersihin toilet?tanyanya.

"ah gw lagi dihukum jadi ya gini."-tau maksud pandangan kara ravael pun menjelaskan. Tapi kara tak memerhatikan itu saja ia juga memerhatikan warna rambut ravael yang berubah hitam.

"kepala lo baik-baik aja?"

Ravael langsung mengecek kepalanya."ga kenapa-napa. Emangnya ada apa?"

Kara berpikir bahwa ravael seperti tak mengingat apa-apa tentangnya berbeda dengan jeva dan argan yang menunjukkan aura kebencian.

"bekas luka lo masih ada?"

Ravael mengernyit bagaimana bisa kara yang ada dihadapannya ini yang baru saja ia kenal sejak lima ratus detik yang lalu bisa tau bahwa ia mempunyai bekas luka dikepala.

"kelihatan banget emangnya ya bekasnya?"-ravael langsung meraba-raba dahinya. Tapi merasa dada nya makin sesak ravael jadi lupa niat awalnya ia mengetuk pintu toilet ini.

"ehm ka maaf bisa ga lo nyebatnya ditempat lain?"

Ravael mulai meremas dadanya yang mulai sesak. Ia benar-benar sensitif dengan asap rokok. "emangnya disini kenapa?kan disini tempat umum."

Haduh apa kara ga liat daritadi tuh ravael dah kesulitan nafas. Tapi kara yang peka dengan keadaan ravael pun langsung membuang puntung rokoknya.

"berarti lo ga pernah nyebat dong?hirup asapnya aja dah begini apalagi nyobain langsung dah nyaho kali lo."

Ravael hanya diam menetralkan kembali nafasnya yang sempat tak beraturan.

"masih sesak?"-tanya kara pada ravael yang masih meremas dadanya.








"RAVAEL!!"

ravael terkejut mendengar suara yang memanggil namanya dengan nada tak santai itu yang rupanya kakanya sendiri.

"kak ngapain disini?pulang aja duluan kerjaannya masih belum selesai."

"ayo pulang aja gausah kamu lanjutin hukumannya."

"tapi kak ga bisa gitu dong masa gw lari dari tanggung jawab."

Kara yang melihat argan menatapnya sangat tajam hanya bisa menghela nafas.

"kakak bilang pulang ya pulang ravael jevon."-peringatan terakhir dari argan yang akhirnya ravael turuti walau ia bingung dengan sikap kakaknya yang a neh ini.

Mereka berdua pun pergi dari toilet meninggalkan kara yang sendirian dengan wajah sendunya.







"apa keluarga Thio ga bisa memaafkan gw?"

***

Ravael tahu ada yang tidak beres dengan kedua saudaranya,bagaimana tidak?dari sepanjang perjalanan pulang bahkan hingga sampai dirumah mereka berdua terus diam dan tak menanggapi pertanyaannya mengapa mereka bisa diam membuat ravael berpikir apakah ia berbuat salah pada mereka berdua?

"kalian kenapa diam sih?gw ada salah ya?kalau gw salah bicara dong jangan pada diam. Gw ga tau ada apa sama kalian nih?!!"

Tidakkah mereka tau ravael hampir stres setengah mati dengan masalahnya sekarang ditambah kebungkaman mereka. Lama-lama bisa mati muda beneran ini mah ravael,kan ga lucu kalau nih kisah belum habis tokoh utamanya dah mati muda.bercanda guys:')-author

Tapi tetap saja omongannya hanya dianggap angin lalu oleh mereka berdua,mau banting meja ravael tuh rasanya.

Bahkan saat makan malam pun mereka masih diam membuat ravael kesal dan masuk ke kamar tanpa makan dan sepatah kata.

Sebenarnya jeva dan argan menyesal mengapa mereka diam,mereka hanya shok hari ini. Bukankah seharusnya tak ada yang perlu mereka takutkan?

"apa kita perlu telpon mama sama papa kak?"-tanya jeva pada argan.

"jangan,mama sama papa nanti ga fokus kerjanya. Selama jeje masih baik-baik aja itu ga masalah."

"tapi bagaimana kalau jeje tau siapa kara?"

"apalagi?kita ceritakan semuanya jika jeje minta penjelasan."

"tapi kak..bagaimana nanti kalau jeje ingat semuanya jeje bakal tersakiti?"

Argan mengacak-acak rambutnya,ia pusing karena datangnya satu masalah.

"selama ini jeje ga pernah kita kasih tau alasannya,dia hidup dalam bungkamnya kita."

"je kita bahas ini lainkali aja ya,kakak capek kakak mau istirahat."
Argan langsung pergi ke kamarnya meninggalkan jeva sendirian dimeja makan.

"itu cuma masa lalu jeva,dia terlihat baik jangan buruk sangka. Dia terlihat orang yang baik."-ucap jeva pada dirinya sendiri sebagai penenang.












Bersambung...


He's returns (2) {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang