"Kau yakin tidak tergoda padaku?" Krist dengan sengaja menggesekkan bagian bawah tubuhnya dengan bagian tubuh bawah Singto seolah-olah tak sengaja melakukannya, "kau sudah keras, eumm?" Jemarinya bergerak nakal pada tengkuk Singto, "di sini sangat dingin dan juga ..." Krist menempelkan jarinya pada bibir Singto, lalu menempelkan bibirnya pada jemarinya itu, di jilatnya permukaan bibirnya yang kering, "aku bisa membantumu."
Singto hanya diam bergeming pada tempatnya, tak bergerak layaknya sebuah patung. Begitu Krist melepaskan jarinya dari bibirnya dan ingin melakukan sesuatu yang lain karena mengira Singto tak tergoda itu pun terkejut, ketika tangan Singto lebih dulu meraih pinggang pria itu merapatkan tubuh keduanya, mendaratkan ciuman pada bibir seksi Krist.
Ia mencium bibir itu dengan kasar, seolah tak ada hari esok untuk menikmatinya, Krist hanya tersenyum miring dan membalas setiap lumatan yang Singto berikan padanya, mengimbangi permainan pria itu. Jari-jari nakalnya menyusup masuk ke dalam bokser yang di kenakan oleh Singto.
Harusnya Krist takut pada pria ini ataupun sesuatu seperti ini. Namun, anehnya kali ini tidak ia justru menginginkannya. Ia ingin perhatian pria itu hanya padanya, hal yang selama ini tak mungkin pernah terbersit di dalam benak Krist. Ia membenci Singto karena menyiksa bahkan memperkosanya, ia membuatnya hamil dan menghancurkan hidupnya, hanya saja ternyata detik ini dirinya merasa membutuhkan dan menginginkan pria itu. Krist tak tahu mengapa hatinya mengatakan demikian yang pasti itulah yang ia yakini kini.
Apa ini efek dari kehamilannya atau hal yang lain?
Belum sempat Krist berpikir lebih jauh ia bisa merasakan Singto sudah melepaskan bokser yang ia kenakan, lidah basahnya menjelajahi tubuhnya dengan lincah, hingga erangan tertahan keluar dari bibir Krist ia mencengkram bahu Singto, sembari mengigiti telinga pria itu.
Singto mengarahkan tangan Krist untuk menyentuh kejantanannya yang mulai mengeras. Sementara sang Pemilik tangan hanya bisa termangu merasakan sesuatu yang hangat itu menyetuh permukaan telapaknya. Di sentuhnya sesuatu yang keras akan tetapi terasa sangat lembut itu, mengocoknya perlahan sebelum menempelkannya pada kejantanannya sendiri. Mengusapkan miliknya pada batang Singto, hingga sesuatu yang sudah mengeras tadi kini menjadi lebih keras lagi.
"Damn it!"
"Apa kau tergoda padaku, Eumm?"
"Aku tidak akan melepaskanmu sekarang."
"Fuck me, please. Baby."
"Menungging."
Krist mengganggukkan kepalanya dan menunggingkan dirinya di hadapan Singto,"Tapi bisakah kau sedikit lembut, kali ini saja. Kau bisa melukai anakku nanti."
Pria berkulit Tan itu hanya diam, tadi bahkan dengan refleks tangan pria itu ingin memukul Krist, tetapi dengan cepat Singto mengurungkan niatnya, ia ingat kalau pria itu tengah hamil. Jika terjadi sesuatu kemana Singto akan membawa Krist tengah malam seperti ini apalagi keduanya ada di tengah hutan sekarang.
Singto menundukkan kepalanya memberikan kecupan kecil pada pinggang Krist, sampai ke area pantat pria itu. Meremas dua bongkah permukaan pantat pria itu, kemudian menjilati hole Krist, sebelum jemarinya yang mengambil alih setelahnya.
"Eughhhh...."
Desahan pelan keluar dari bibir Krist, tangan pria itu mengepal kuat ketika Singto melepaskan ketiga jarinya dari dalam lubangnya, meskipun di gantikan sesuatu yang sedari tadi menggesek-gesek pahanya tanpa sengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rat [Peraya Vers.]
Fanfiction[ Completed ] Apakah didunia ini benar-benar ada hal yang bernama 'karma'? Bagi seorang Krist ini semua mungkin adalah balasan atas semua dosa yang pernah ia lakukan, saat ia dipertemukan dengan Singto Prachaya, seseorang pria yang paling ia benci...
[ 9 ]: Rain And Night
Mulai dari awal