🥀4. TY FLASHBACK🥀

Mulai dari awal
                                    

Gue yang sudah kuliah semester 2 saat itu harus pindah ke Indonesia dan melanjutkan kuliah disini seperti menjadi mahasiswa pertukaran. Gue melakukan semuanya seperti dari awal dimana gue belajar Bahasa Indonesia selama 1 tahun meskipun sejak kepindahan gue ke Indonesia selama 3 bulan saja gue sudah bisa menguasai Bahasa Indonesia. Yah ini semua karena daya tangkap gue yang cepat dan dalam waktu singkat saja gue sudah bisa menguasainya. Dan kini gue duduk di semester 4 yah meskipun seharusnya gue udah duduk di semester 6 tapi semua ini karena Daddy gue tetap aman yah gue ikhlas saja.

Selama keberadaan dia yang mengikut gue ke Indonesia gue tidak pernah memperlakukan orang itu seperti dulu. Yah gue memang memperlakukan dia secara kasar itu karena ulah dia sendiri juga jadi wajar saja dong kalau gue melakukan hal buruk kepadanya. Coba saja jika waktu itu dia tidak pergi kemana-mana pasti kejadiannya tidak akan begini. Gue rindu Mommy, gue rindu Jeno, gue rindu akan kehidupan keluarga gue yang dulu sebelum orang itu menghancurkan segalanya. Dua setengah tahun tanpa orang tua bukanlah hal yang mudah buat gue karena biasanya gue akan bercerita kepada Mommy atau Jeno kalau gue sedang merasa sedih atau merasa senang tapi sekarang tidak ada lagi tempat gue bercerita. Dan biasanya gue akan bermain PS atau keluar rumah di weekend seperti ini tapi sekarang semua itu tidak bisa dilakukan kembali. Begitu juga dengan Daddy, biasanya di weekend seperti ini jika ia memiliki waktu senggang dia akan mengajak keluarganya untuk pergi berlibur kemanapun itu, akan tetapi sekarang dia sibuk disana melakukan tugasnya sebagai sang pengusaha dan melakukan tugasnya untuk pencarian Mommy dan Jeno yang masih menghilang.

Gue masih di kamar orang itu. Gue duduk di meja belajarnya dan gue melihat masih ada foto keluarga terpajang di meja belajarnya ini. Gue pun memegang foto itu dan menatap sendu foto itu. Iya gue sangat rindu akan keluarga gue yang dulu. Rindu akan kejadian lucu, rindu akan kebahagiaan, rindu akan momen-momen yang indah. Orang itu sangat menata rapi meja belajarnya. Dan orang itu juga memajang beberapa foto polaroid tempat-tempat yang dia kunjungi. Dan di bagian atas meja belajarnya gue mendapatkan miniatur Elsa Frozen yang gue kasih ke dia saat gue main ke Disney Land Japan beberapa tahun yang lalu, miniatur ini sangat limited dulu dan hanya dijual 3 pcs saja waktu itu. Gue yang sangat tau dia menyukai karakter yang ada di dalam film Frozen terutama karakter Elsa langsung saja gue membelinya karena gue tau dia pasti sangat menyukainya.

"Ternyata masih saja disimpan" ucap gue.

Dan saat itu gue melihat dia bergerak seperti gelisah dalam tidurnya. Gue pun beranjak ke tempatnya. Gue cek lagi suhu tubuhnya. Dan semakin panas. Gue pun langsung saja berlari turun ke bawah mencari mangkuk dan air dingin serta handuk kompres untuk mengompres dia. Meskipun gue sering berlaku tidak baik kepadanya dan tidak peduli kepadanya, bukan berarti gue gue harus membiarkan dia sakit terus. Kalau dia sakit gue juga yang bakal kena omelan dari sang malaikat pelindungnya (Daddy). Kalau dia sakit juga yang bakal gue kasarin siapa lagi?

Gue pun naik ke atas lalu ke kamar orang itu. Langsung aja gue mengompres orang itu.

"Ck, bisa gak sih lu gak menyusahkan?!!" keluh gue.

Setelah gue selesai mengompres dia gue pun balik ke bawah meletakkan barang-barang bekas kompresan tadi. Lalu gue naik ke atas dan pergi ke kamar gue. Dan gue langsung berebahan di kasur. Tadi gue yang sakit sekarang dia yang sakit. Lelah gue menghadapi hari ini. Beberapa menit kemudian ponsel gue berdering dan itu Daddy yang menelepon. Palingan juga dia nanyain orang itu lagi udahlah males ngangkatnya. Gak penting juga. Dan setelah membiarkannya, deringan ponselku mati.

Lima menit kemudian ponsel gue berdering lagi. Dan itu Daddy lagi. Ah capek jawabnya. Tapi gue angkat saja teleponnya kali ini.

"Ya?!" decak gue malas.

"Gimana kabar kamu nak?" tanya Daddy.

"Seperti biasa aja." jawab gue malas.

"Sudah makan belum?" tanya Daddy kembali. Gue rasanya tambah malas untuk menjawabnya.

"Udah!" jawab gue SPDJ (singkat padat dan jelas)

"Adekmu bagaimana kabarnya?" tanya Daddy kembali dan rasanya gue ingin menyudahi saja kalo sudah menanyakan hal tidak penting seperti ini.

"...." diam itu jawaban gue.

"Nak? Daddy tanya baik-baik loh! Jawab Daddy jangan diem aja! Daddy daritadi nelepon adekmu tapi ga diangkat-angkat sama dia nak! Daddy khawatir sama adekmu itu nak!" bicaranya dan membuat gue semakin ingin menyudahi pembicaraan ini. Tapi gue jawab saja kali ini.

"Dia lagi sakit Dad! Udah gausah telepon dia, dia ga bakal angkat, dia lagi tidur, bye!" Gue pun menyudahi pembicaraan dengan menutup teleponnya. Lalu gue mencoba untuk tidur. Dan beberapa saat kemudian gue benar-benar sudah di alam mimpi.

Keesokan paginya.....



























































-TBC-

Hy readers👋🏽 Bagaimana kali ini??

What's happen to the next day???

Bagaimana Taeyeong kali ini guys?

Thanks for ur reading and

Thanks a lot if u Vote this story😉

Thanks a lot if u Vote this story😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©elsanafrozenita

Super Bad Brother - Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang