"Kalo Surya sih lagi gak enak badan katanya" sambung Bianca sembari mengambil kue diatas piring yang di pegang Senjani.
"dih kok gak ngabarin Senjani?" gerutu Senjani sambil buru-buru membuka aplikasi hijaunya. Alih-alih ingin kembali menghubungi Biru karena acaranya batal.
"halo" Sapaan dengan suara berat namun amat lembut di telinga Senjani.
"halo" ulangnya sekali lagi karena tidak ada jawaban di ujung teleponnya.
"eh iya halo, Biru lagi dimana?" jawab dan tanya Senjani saat sadar akan sapaan Biru.
"ini lagi siap-siap, bentar" jawabnya dan disana terdengar grasak grusuk mungkin Biru sedang mencari baju.
"eem Biru?"
"nape?"
"eee itu, gak ada cowok-cowok. Pada gabisa katanya" jawab Senjani ragu sembari menggigit bibir bawahnya.
"yaudah gue gajadi kesana, tapi besok pulang sekolah anterin gue nyari buku" katanya.
"kan besok Biru basket?"
"ya tungguin lah!"
"iya iya" jawab Senjani pasrah.
Lalu mereka ber-3 berpesta kecil-kecilan sambil menonton film hantu sampai akhirnya jam 1 siang Bianca Putri pulang untuk mengambil baju sekolah esok hari dan menginap di rumah Senjani.
Jarum jam sudah menunjukan pukul 14.15. Ketiga gadis yang sedang sibuk sendiri-sendiri menatap layar tv yang sedari tadi menyala. Sampai, suara Putri memecahkan keheningan.
"Ja, itu jaketnya lucu beli dimana?" tanya Putri sembari menunjuk jaket berwarna Biru laut yang berada di atas sofa.
"Oh iya lupa astaghfirullah," kata Senjani lalu beranjak mengambil jaket tersebut dan membawanya ke mesin cuci untuk di cuci.
Setelah selesai dicuci, Senjani buru-buru menjemurnya dan kembali duduk bersama Putri Bianca.
"Akhirnya..." Helaan nafas terdengar dari arah Senjani.
"Pertanyaan gue ga dijawab," cibir Putri.
"yang mana?" tanya Senjani sambil mengikat rambutnya yang terlihat berantakan.
"itu, jaket," kata Putri lagi.
Senjani ber-oh panjang kemudian menjelaskan perihal jaket itu.
"Punya Tara" singkat Senjani yang berhasil membuat kedua temannya menatap tak percaya.
"Boong dosa" jawab Bianca Putri serempak.
• • •
Pukul enam pagi kurang sepuluh menit, Senjani sudah sampai di sekolah sembari memegang jaket Tara yang lupa ia kembalikan semalam. Untungnya jaket itu bisa kering setelah kemarin ia lupa mencucinya.
Sangat senang sampai lupa barang milik orang, dasar. Sampailah ia di depan kelas 11 IPA 3, yap kelas Tara.
Ia menengok lewat celah jendela kelas dan mendapati Tara tengah fokus di bangku paling belakang dengan ponsel yang dimiringkan. Game, seperti cowok kebanyakan.
Senjani pun memberanikan diri melangkah masuk ke dalam kelas yang masih lumayan sepi, dengan mengucap salam terlebih dahulu.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam" jawab inti Pasjay serempak seraya menengok ke arah sumber suara.
"Eh neng Senjani cari siapa? pasti cari Rian kasep kan?" Kata Rian sembari menaik turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA [Senjani-Tara]
Teen FictionKamu, alasan saya selalu menulis. Alasan saya masuk ke dalam dunia sastra. Alasan saya menyukai kata-kata indah yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Alasan saya menyukai sepak bola, Itupun karena kamu yang memainkannya. Alasan saya selalu ceria s...
02. SETARA
Mulai dari awal