1. Awal mula pertemuan

Mulai dari awal
                                    

Endhys membuka Map dan mulai membaca, karena dari tadi ia penasaran sekali dengan persyaratan yang diberikan oleh pria yang baru di kenalnya 10 menit yang lalu.

Ia mulai membaca dari A-Z dan dia mulai menganga, karena tulisan di kertas ini.

"APA-APAAN INI?!" Teriaknya.

"Ya surat perjanjian lah, apalagi?".

"Enggak, aku enggak mau!".

'Gila aja! Karena disini tertulis aku harus tinggal seatap dengan dia? Dan tanpa ikatan pernikahan?! Hal bodoh macam apa ini???' batinnya.

"Ya... Itu terserah kamu sih... tetapi kamu harus bayar hutang sama aku!".

"Hutang? Hutang apa sih?! Dari tadi pegawai kamu itu ngomongin hutang! Aku tuh gak pernah ngutang, Mendiang Papah aku itu pemilik perusahaan! Gak mungkin kalo Papah aku itu ngutang. Kebutuhan Kehidupan aku aja sampe sekarang terpenuhi kok!".

"Iya, memang benar bukan Papah atau kamu nya yang ngutang, tapi orang lain dan dia menggadaikan rumah ini, dan sertifikat nya masih sama aku".

Endhys mengerutkan dahinya.

'Hah?! Sertifikat rumah ini? Kok sama dia? Rasanya segala sertifikat semuanya aman kok, gak ada yang tahu, dan kata sandi hanya aku yang tau dan itu semua ada di ruang kerja Papah'. Pikirnya dalam hati.

"Tetap aja! Aku gak mau, karena aku tidak merasa berhutang sama kamu!".

"Okey~, kalo kamu tetep Keukeh dengan pendirian kamu itu, kamu harus membayar hutang nya disertai dengan bunga nya!" Ucap Farel tegas.

"Be-ra-pa?" Endhys terbata-bata.

"Total semuanya sih, 10 miliar Rupiah saja".

"APA???!".

'Gila nih orang 10 miliar saja?! Saja nya itu buat aku keberatan, selama kedua orang tua aku masih hidup saja, aku gak pernah memegang uang sebanyak itu, walaupun aku anak orang kaya'

"Aku pasti bayar kok! Kasih aku waktu lagi ya?"

"No No No" Farel menggelengkan kepalanya.

"Waktu nya itu sudah habis, dan tanggal terakhir itu adalah hari ini, dan aku yakin kamu gak bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam sehari saja".

Bagaikan tersambar petir, Endhys langsung merasa syok berat.

'Ya Tuhan, bagaimana ini? Bagaimana aku mendapatkan uang sebanyak itu dalam sehari? Aku gak mungkin menyerahkan rumah ini, ya Tuhan bantulah anakmu ini'.

"Bagaimana? Sanggup enggak? Membayar 10 miliar dalam satu hari?" Tanya Farel tersenyum sinis.

"Mana mungkin bisa" Endhys langsung menggelengkan kepalanya dalam tundukan pelan dan berucap lirih serta menahan tangis dan menatap kembali Farel.

"Ya sudah tanda tanganin itu dan aku akan kasih sertifikat nya kembali".

'Endhys kamu harus cepat mengambil keputusan!'

"Baiklah" Akhirnya Endhys menyujui syarat Farel dan pasrah kini ia mentanda tangani surat ini.

Farel langsung tersenyum senang.

'Mudah sekali ya, untuk mendapatkan dirimu Endhys'.

"Baiklah, Ayuk ikut aku".

"Hah?! Sekarang?!"

"Iya iya lah, masa tahun depan?"

"Bagus dong kalo begitu".

"Endhys!" Geram Farel.

You Are My Girl 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang