"Mengerti"jawab murid murid kompak
Pak rendi meninggalkan lapangan
Satu menit kemudian mereka semua langsung meninggalkan lapangan entah itu bermain basket ataupun makan di kantinsedangkan aresha masih menunduk menatap sepatunya entalah moodnya sedang tidak bersahabat sepertinya
Dug
Tiba tiba bola basket yang entah asal dari mana mendarat mengenai kakinya untungnya tidak terlalu keras
Aresha mengambil bola basketnya dan mencari keberadaan orang yang melemparnya
"Noh kena neng gelis"ucap alex menatap aresha sedang menengok ke kanan kiri
"Lo harus tanggung jawab"ucap davin dengan menengok ardian sang empuh hanya memasang wajah andalanya
"Lo yang lemparin ke sana"ucap alex menatap ardian yang sama sekali tidak menatapnya
Ardian melangkahkan kakinya menjauhi dua sahabatnya dan menghampiri gadis yang sedang memandangnya dengan tatapan kesal
ardian menyodorkan tangganya agar aresha menggembalikan bola basketnya
"Lo mau ini"tanya aresha dengan mengangkat bola basketnya membuat ardian kembali menatapnya malas
"Lo harus tanding sama gue"lanjutnya
"Buang waktu"ardian membalikan tubuhnya karna ia sudah malas untuk ribut dengan aresha
"Kalo lo bukan banci lo mau nerima tantangan gue"ucap aresha dengan menekan kata kata banci yang membuat ardian langsung berbalik badan dan menghampiri aresha
"Gue terima tantangan lo"ardian menatapnya tajam membuat aresha tersenyum miring
"lo beneran mau tanding sama ardian"tanya amel menghampiri aresha,ia tau selama ini ardian lah yang sangat lincah dalam bermain basket
"Beneran masa bo'ongan"jawab aresha dengan tersenyum
"Gue takut lo kenapa kenapa"ucap amel khawatir
"Gue gak papa cimol"aresha menatap amel dengan yakin agar temanya tidak meragukanya lagi
"Kok gue di panggil cimol si"kesal amel
"Panggilan sayang gue ke lo"aresha menatap amel dengan tersenyum
"Sekarepmu"balas amel
"Rambut lo harus di iket res"ucap imel yang berada di sebelah amel
"Gak usah"tolak alesha tersenyum menatap sahabtnya yang peduli denganya
"Gue iket rambut lo dulu"ucap imel sambil mencepol rambut aresha
"Selesai"ucap imel tersenyum menatap tatanan rambut aresha yang sangat bagus
"Untung lo pke baju olaraga kalo baju osis gimana"tanya amel menatap aresha
"Ya ga gimana gimana"jawab aresha dengan polosnya
"Ck,kalo lo pke baju osis kan roknya pendek"ucap amel dengan sebal
Aresha hanya ber'o'raria
"Oh iy,klo lo menang gimana"tanya amel
"Ya ga gimana mana"jawab aresha polos
"Aish,kalo lo menang lo mau ardian nurutin semua apa yang lo mau kan,lo mau apa pinter?"ucap amel geram sendiri
"Emang apa"tanya aresha yang membuat amel menggeram kesal
"Au ah serah lo"jawab amel memalingkan mukanya
Di sisi lain..
"Euy mang jali lo harus kalah"ucap alex menatap ardian
Tak
Davin menjitak kepala alex dengan keras sehingga sang korban meringis kesakitan
"Auwhh,mang uun kenapa si suka banget jitak pala eke"ucap alex dengan nada suara yang terbilang lebay
"Kenapa lo bilang bos harus kalah mang ujang"ucap davin dengan mengganti nama alex dengan mang ujang
"Ntar neng gelis nangis kalo kalah"ucap alex dengan menirukan mimik wajah orang menangis yang membuat davin geli dengan sifat si komplak
Ardian hanya menatap dua curut dengan tatapan andalanya pastinya dingin dan cuek
Kini ardian beralih menatap aresha yang sedang tertawa dengan temanya tanpa di sadari mulutnya terangkat memebentuk senyuman
Lo mirip gesta batin ardian sedih
Ardian menormalkan mimik wajah seperti biasa
Wih gak kerasa ya udah part 10,nih tak kasih bonus yaa buat pembaca setia dingin
Ini aresha⬇️

Dann...ini ardian⬇️😍
Jangan bosan ya baca ceritaku dan jangan lupa vote and komen biar aku tambah semangat buat ceritanya lagi😀
KAMU SEDANG MEMBACA
DINGIN
RomanceARDIAN ADHILIO GAVIN sebut saja si es kutub cewe itu yang pertama kalinya memanggilnya dengan sebutan es Tak tertebak ternyata di balik sifat dinginya tersebut ada masa lalunya yang selalu menghantuinya membuat ia merasa bersalah terus menerus.. S...
10.perfec callenge🙂
Mulai dari awal