perjalanan terlarang

8.7K 1.1K 157
                                    

Denting jam dinding jadi satu-satunya suara di kamar Naya yang didominasi warna pink pastel. 3 gadis di sana bukannya bercengkrama justru sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Traveling, yuk?"

Celetukan Naya memecah keheningan.

Tapi sayang gak ditanggapi oleh kedua gadis di kamarnya. Renka masih sibuk memainkan rambutnya pakai pencatok rambut. Chacha masih berkutat dengan cat kuku warna hijau neon milik Naya.

Naya mendongakkan kepala. Posisinya saat ini sedang berbaring dengan kedua kaki lurus menempel di tembok.

"Ren, Cha, kalian dengerin kan?"

Keduanya menoleh bersamaan.

"Ck. Liburan masih panjang kali, Na." ucap Chacha sembari meniup cat kuku.

"Ya justru karena masih panjang, Cha."

Bibir Naya mengerucut lucu.

Semua story instagram temen-temen kampusnya, hampir nggak ada yang nggak bepergian selama liburan ini.

Minimal ke GBK nonton bola.

Sedangkan Naya?

Sehari-hari hanya rebahan di kasur. Kalaupun bangkit cuma buat masak di dapur. Ia gatau harus ngapain karena lebih sering sendirian di rumah.

Hari ini aja syukur kedua temennya pada mau diajakin mampir. Itupun setelah Naya ngebujuk buat bikinin soto mie 5 mangkuk.

"Lo mau ke mana sih, emang?" si manis Renka akhirnya ikut bersuara. Posisinya masih sama, main catokan rambut di depan kaca di sudut kamar.

"Ke mana ya, enaknya? Yang murah."

Chacha memutar bola mata. Disertai Renka yang mencebik. Dikiranya Naya udah siapin rencana.

"Kemaren gue liat ada tiket diskon ke Labuan Bajo, sih. Itu juga kalo lo mau."

Naya merubah posisi jadi tengkurap setelah Renka membicarakan tiket perjalanan. Dia jadi tertarik karena merasa dua temannya beneran mau ikut liburan.

"Berapa, Ren?" tanya Naya antusias.

"1,9 juta sekali jalan. Dapet guide ganteng."

"Sumpah lo? Kok enak? Murah, lagi. Ayo lah!" giliran Chacha memekik heboh. Melupakan cat kukunya yang belum kering sepenuhnya.

Sedangkan si pencetus ide berubah cemberut di atas kasur. 1,9 juta sekali jalan terlalu mahal buat dia saat ini. Apa lagi selama di sana pasti dia bakal keluar duit lagi buat akomodasi dan makan. Belum lagi kalo mau jajan.

Naya menggigit bibir.

"Eung.. Apa gak kejauhan ya? Gue takut ntar bunda ga ngebolehin."

Renka dan Chacha berpandangan. Sebenernya dari awal udah nebak kalo Naya gabakal setuju.

"Terus? Di pulau Jawa aja, gitu?" tanya Chacha sambil menggerutu.

"Eung.. Iya."

Naya memandang dua temannya penuh harap.

Chacha memilih kembali berkutat dengan cat kuku.

Renka-lah yang akhirnya turun tangan untuk mencari tiket promo yang biasa ada di instagram.

"Nih! Gue nemu, Na. Cepek PP Jakarta-Solo."

Mata Naya membelalak lucu saat Renka menunjukkan layar ponselnya. Jarang-jarang tiket ke Jawa bisa dapet murah.

Gadis berambut highlight-pink ini bangkit berdiri dan meraih ponsel Renka.

"Seriusan, lo?"

"Iya seriusan. Udah. Sini balikin~" gerutu Renka karena ponsel barunya digenggam erat oleh Naya.

turanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang