Hari yang Indah🌼

Mulai dari awal
                                    

Mendengar pertanyaan Saaih, Fateh menghela nafasnya.

"Isi otak lo itu apaan sih? Kan seumpama nya gue di kutub!" ucap Fateh gemas.

"HAI BOYS!"

"LIAT GUE BAWA APA?" ucap Fatim yang tiba-tiba datang sambil menunjukan sesuatu.

Fatim menunjukan tiga buah karcis masuk ke dalam Rumah Hantu.

Fateh dan Saaih meneguk air liurnya.

"Lo serius Tim ngajak kita kesini?" tanya Fateh pada Fatim.

"Kenapa?" 

"Lo takut ya?" tuduh Fatim.

"Siapa? Gue? Ya engga lah" balas Fateh percaya diri, lalu cowok itu berjalan duluan memasuki wahana Rumah Hantu tersebut.

Fatim dan Saaih menatap Fateh dengan tatapan heran.

-----------------

Sesampainya di dalam Rumah Hantu tersebut, sepi dan gelap menyeruak di dalamnya.

Awalnya biasa saja, Fatim, Fateh dan Saaih berjalan dengan santai nya berkeliling di dalam Rumah Hantu itu.

Fateh tertawa.

"Gue gak takut kan Tim?" tanya Fateh pada Fatim dengan percaya diri.

"Iya deh iya" balas Fatim.

Fateh tersenyum bahagia.

Sudah hampir setengah perjalanan mereka bertiga mengelilingi Rumah Hantu itu, tiba-tiba ada yang menarik baju Fateh dari belakang. Sontak cowok itu terpelonjat kaget.

Cowok itu menoyor kepala Saaih

"Lo kalo takut gak usah narik-narik baju gue juga kali" ucap Fateh pada Saaih.

Saaih mengernyitkan keningnya bingung.

"Dih!"

"Siapa juga yang narik baju lo" Saaih mengelak.

"Awas aja sampe lo narik baju gue lagi" ancam Fateh.

"Stttttt!! Jangan berisik napa!" bentak Fatim pada Fateh dan Saaih.

"Iya nih Tim Saaih narik-narik baju gue" Fateh mengadu pada Fatim.

"Gak Tim!"

"Fitnah!"

"Jangan percaya!" Saaih membela diri.

"Udah-udah jangan berisik!" bentak Fatim.

Sontak Fateh dan Saaih langsung diam.

Mereka pun kembali berjalan, namun lagi-lagi ada yang memegang pundak Fateh sekilas. Sontak membuat cowok itu merinding merasakan geli.

Lagi-lagi Fateh menuduh Saaih.

"Bisa gak sih gausah megang-megang pundak gue!"

"Gue paling gasuka di pegang pundaknya"

"Geli tau!" bentak Fateh pada Saaih.

"Siapa yang megang pundak lo?" tanya Saaih bingung.

"Lo!" tajam Saaih.

"Wah lo bener-bener ngajak gue berantem!" ucap Saaih kesal karena sedari tadi ia selalu menjadi bahan tuduhan, padahal ia tidak melakukannya.

"Ayokkk berantem!" balas Fateh.

"Sttttt! Kalo lorang berantem disini"

"Gue pulang sendiri!" ucap Fatim.

"Jangan dong Tim"

"Nanti gue gak dipercaya lagi sama nyokap lo" ucap Fateh memohon pada Fatim.

"Makanya diem!" bentak Fatim.

The Perfect Bad Boy (Fateh Halilintar) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang