Jeon Jimin, pangeran kedua kerajaan Silla. Tampan, ramah, sangat pintar. Paling dekat dengan adiknya daripada kakaknya.

"Tampan" gumam Dahyun.

"Cie, lo suka dia ya?" goda Nayeon.

"Apa itu cie?" tanya Dahyun polos.

Nayeon yang awalnya berniat menggoda Dahyun, langsung mengurungkan niatnya.

"Putra bungsu saya, pangeran ketiga Jeon Jungkook. Hebat dalam olahraga fisik, pintar memanah dan berkuda. Permainan pedangnya pun sangat handal"

Jeon Jungkook, pangeran yang dingin seperti putra mahkota, tegas, tidak banyak bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook, pangeran yang dingin seperti putra mahkota, tegas, tidak banyak bicara. Paling dekat dengan pangeran kedua.

"Sudah cukup perkenalan para pangeran kerajaan Silla. Sekarang silahkan nikmati acaranya"

Jaebum menyuruh ketiga anaknya untuk memberikan hadiahnya kepada putra mahkota yang duduk berseberangan dengan mereka bersama kedua pangeran lainnya.

Lalisa menghampiri para pangeran terlebih dahulu.

"Selamat ulang tahun putra mahkota. Ini hadiah istimewa dari saya. Pakaian hangat yang saya rajut sendiri" ucap Lalisa malu-malu.

Sebenarnya yang merajut adalah pelayan pribadi Lalisa, hanya karena dia ingin mendapat simpati, akhirnya dia berbohong.

"Terimakasih" balas Sehun mengambil hadiah dari Lalisa.

"Selamat ulang tahun, ini hadiah dariku dan juga adikku, Dahyun" ucap Nayeon dingin lalu kembali ke tempat duduknya.

Sehun hanya menatap Nayeon tanpa berkedip.

"Apa sekarang kau menyesal putra mahkota?" tanya Jimin.

"Menyesal?"

"Iya, dia adalah putri tertua perdana menteri Im. Yang dulu hendak dijodohkan denganmu namun kau tolak"

Sehun terdiam mendengar ucapan adiknya.

"Gadis yang selalu dianggap pengecut dan buruk rupa oleh orang diluar sana, ternyata berbeda dari apa yang mereka bicarakan" sindir Jimin.

"Dan kau percaya saja dengan ucapan orang tanpa tahu yang sebenarnya" kini giliran si bungsu yang menyindirnya.

Lamunan sang putra mahkota buyar ketika Lalisa menghampirinya lagi dengan malu-malu.

"Ada apa?"

"Putra mahkota, kakak tertua saya ingin menampilkan sebuah pertunjukan kepadamu"

Ucapan Lalisa terdengar sampai telinga raja Jeon yang duduk tidak jauh dari mereka berbicara.

"Benarkah putri Nayeon? Kau ingin menampilkan sesuatu seperti yang dikatakan putri Lalisa?" tanya raja Jeon ramah.

Nayeon yang mendapat pertanyaan seperti itu sontak kaget menatap semuanya yang kini memandangnya.

Another placeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang