Jisung menggeleng dengan gerakan lucu. "Belom"
"Good, gue masih punya kesempatan berarti"
Jisung terkekeh mendengarnya, dia menoleh ketika Jeno menyikut lengannya dua kali.
"Chenle ngeliatin, tuh" Jeno berbisik.
Jisung meregangkan lehernya untuk melihat Chenle yang menatapnya dengan cemberut, dia mendorong pelan pundak Ten agar menjauh dari dadanya. "Gue mau ke toilet"
Ten mengangguk meninggalkan satu ciuman di pipi Jisung, yang membuat anak itu berjengit kaget, Chenle pasti melihatnya dan itu bukan sesuatu yang baik.
Jisung meninggalkan Ten, menaruh rokoknya yang masih setengah di atas kaleng beer, melangkah dengan sempoyongan ke toilet untuk membasuh wajahnya dengan air yang dingin, dia tidak kembali keruang tengah yang sudah penuh kepulan asap dan bungkus makanan yang berserakan, dia memilih untuk masuk kedalam kamar, merasakan kepalanya yang berdenyut dan setengah kesadarannya yang melambung jauh.
Membaringkan tubuhnya ke atas kasur berlapis sprey warna abu-abu gelap, dia memijit pelipisnya. "Anjing, padahal cuma minum empat"
Rasanya, dia butuh Chenle sekarang.
Jisung mengambil ponselnya, membuat panggilan pada Haechan yang dijawab secepat kilat olehnya.
"Kenapa?"
Jisung memiringkan tubuhnya ke sisi kanan. "Chenle, panggilin Chenle, bilangin gua ada dikamar Jaemin"
"Apa?"
Jisung berdecih. "Suruh Chenle ke kamar Jaemin"
"Oh!"
"Chenle, disuruh ke kamar Jaemin, sama Jisung"
"Oh? Iya"
"Iya tuh, katanya"
Jisung bergumam, mematikan ponselnya dan melempar itu ke atas kepalanya.
Saat suara pintu yang dibuka terdengar, dia segera duduk, memasang senyum pada Chenle yang berjalan masuk dengan wajah hawatir.
"Kamu kenapa?"
Jisung menggeleng, menarik lengan Chenle, memintanya untuk duduk sangat dekat padanya, Jisung menjatuhkan kepalanya dipundak Chenle.
"Pusing" Bisiknya.
Chenle berdecih. "Ya, siapa yang suruh minum empat kaleng sekaligus?"
Jisung cemberut. "Lagian lo segala pengen minum"
"Bukan buat aku, buat Ka Winwin sama Ka Johnny"
Jisung mendongak. "Kenapa ga ngomong?"
"Kamu ga tanya?"
Jisung tertawa pelan. "Takut gue, kirain buat lo, yaudah gue abisin aja"
Chenle cemberut, dia terlihat berpikir sebelum bertanya dengan suara pelan. "Kamu sama Ten, sejak kapan jadi sedeket itu?"
Jisung menjauhkan wajahnya, duduk dengan tegap, merasa bingung dengan jawabannya sendiri. "Sejak daftar di kampus, kita satu jurusan, jadi, ya?"
"Tapi berarti kalian baru bareng dua bulan, just fuckin two month? Kalian ga sedeket itu waktu SMA? Dia duduk dipangkuan kamu dan kamu ga masalah sama itu? Dia bahkan cium kamu dan kamu diem aja?"
Jisung tersenyum mendengar pertanyaan beruntun Chenle, matanya terpejam entah untuk apa. "Dia cuma selalu lakuin apapun yang dia mau, Chenle" dia membuka matanya, menatap tepat pada iris marah Chenle. "Lo curse?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia kamu (nomor satu)
FanfictionChenJi | BoysLove | Lokal au Warn!: Boys love alias BxB | Harsh words | Mature content "Topi kamu, udah lama aku simpen" Jisung menerima itu dengan sedih "Chenle, ga dibalikin juga gapapa" Chenle menggidikan bahunya "Udah terlalu sering aku pake...
SEBELAS: 🍒 (!!!)
Mulai dari awal