40. What If ....

Mulai dari awal
                                    

"Sisilia, ini anti-NV22," ujar Virologis sambil meperlihatkan baki berisi ampul serum padanya. Sisilia mengangguk dan virologis itu memulai prosedur selanjutnya. Menyuntikkan antivirus ke dalam tikus percobaan mereka. Pria itu meraih seekor tikus yang terinfeksi NV22 dan menyuntikkan anti-NV22 pada tikus itu. Tikus itu lalu dimasukkan dalam kotak kaca isolasi dan diamati melalui pemindai, semacam layar USG dengan ketajaman hingga ukuran nanometer. Layar itu menampilkan perjalanan antivirus yang telah mereka beri penanda sehingga bisa terlihat dalam pemindaian. Tampak fage-fage serupa satelit luar angkasa menyebar dalam darah tikus lalu masuk ke jaringan dan organ-organ. Fage T7 hinggap di sel terinfeksi dan menancapkan jarumnya ke virus NV22, menusuk virus jahat itu dan merusak DNA-nya. Virus NV22 segera terurai lalu mulai menyusun diri membentuk Fage T7 baru.

Mata mereka semua terpaku pada layar pemindai. "Ahmazhing!" gumam Asisten2 setelah melihat proses itu. "Seperti pesawat alien yang datang menolong manusia dengan membasmi alien jahat." Selanjutnya mereka tertawa riang bersama. "Mungkin virus-virus itu memang alien," celutuk Sisilia. "Mereka berkomunikasi dengan kode DNA, bahasa yang sangat sukar untuk dipahami."

*
*
*

Sisilia melangkah keluar dari Azteca Lab dalam balutan gaun selutut berbahan sifon bermotif bunga-bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sisilia melangkah keluar dari Azteca Lab dalam balutan gaun selutut berbahan sifon bermotif bunga-bunga. Setelah berhari-hari kerja lembur mengurung diri dalam lab, dia merasa perlu menghirup udara segar dan melihat matahari. Namun langit hari itu mendung. Enggan membagi sinar mentari ke  bumi. Embun turun membasahi. Sisilia menengadahkan tangan membiarkan embun itu mendarat di telapak tangannya. Pupilnya masih harus menyesuaikan dengan cahaya luar. Dia mengitarkan pandangan pada  halaman yang lapang dengan coran semen di seluruh permukaan.

Sesosok pria dalam yukata hitam berjalan melintasi halaman itu. Tubuhnya yang tinggi semampai melangkah elegan. Dengan pedang samurai di pinggang dan wagasa merah tua terkembang mengempaskan embun darinya ditambah rambut hitam dikuncir di belakang, pria itu seperti tokoh anime Samurai X.

 Dengan pedang samurai di pinggang dan wagasa merah tua terkembang mengempaskan embun darinya ditambah rambut hitam dikuncir di belakang, pria itu seperti tokoh anime Samurai X

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu menghampirinya. "Ohayo, Sisilia-san!" Sapa Ren sambil tersenyum ramah. Empat petugas keamanan segera bersiaga di depan Sisilia. Mereka ditugaskan menjaga Sisilia. Siapa pun yang mendekat tanpa izin tuan muda mereka, adalah ancaman.

Play In Deception 2: Camouflage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang