Deegg..

"Bo-bohong kan..ini bohong kan Tenn-nii? Ayah masih hidup kan,paman tadi pasti berbohong,ini pasti surat palsu,tidak..Ayah pasti masih hidup,ayo Tenn-nii,kita ketempat Ayah sekarang,Tenn-nii!"
Tenn tetap diam seribu bahasa.Tapi genggaman tangan Riku yang mulai dingin menyadarkan dia.

'Riku benar,aku tidak boleh percaya dengan surat ini,bisa saja surat ini hanya surat buatan orang yang sudah mengawasi kami selama bebarapa hari,kami harus memastikannya dengan benar,apakah surat ini bohong atau nyata'

Tenn pun mengambil jaket dan memakaikannya pada Riku.
"Riku,kita kekantor Ayah sekarang oke,kita pastikan semuanya"
"Baik Tenn-nii"

Mereka pun pergi kekantor Ayahnya.Belum sampai kekantor,mereka melihat kerumunan polisi yang melintangkan garis polisi di sebuah jalan kecil.Tenn yang terburu-buru lari mendekati polisi itu.

"Permisi pak,sebenarnya ada apa ini?" Riku yang tadinya tertinggal kini berada didekat Tenn.
"Terjadi pembunuhan dijalan ini sekitar jam 5 pagi tadi,lebih baik jangan mendekat dulu nak,karena kita sedang melakukan otopsi!"
"Kira-kira siapa korbannya pak? Laki-laki atau perempuan?"
"Dari hasilnya yang menjadi korban seorang laki-laki,dan bermarga.."

Tenn dan Riku masih terdiam,mereka masih setia dengan jawaban polisi itu.

"Nanase.."

Seketika Tenn dan Riku tidak percaya.Mereka tampak pucat dan berkeringat dingin.

"Bo..hong..kan..uhuk.."
"Riku.."
Riku memegang dadanya yang terasa begitu sesak,sangat-sangat sesak dan membuat dia hilang kesadaran.Tenn yang mengerti situasi segera meminta tolong polisi untuk membawa Riku ke rumah sakit.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pemakaman Ayahnya serta hari dimana Riku berbaring kembali dirumah sakit.Sungguh hari yang pilu bagi Tenn dan Riku.Mereka kehilangan Ayah mereka yang sangat mereka sayangi,padahal besok adalah hari ulang tahun mereka.Tapi jangankan untuk merayakannya,untuk tersenyum pun mereka tak sanggup.

Kini Tenn berada di luar ruang tunggu,dengan pakain serba hitamnya,dia menangis dalam isak.Dia baru saja selesai dari upacara pemakaman Ayahnya.Sungguh berat rasanya,ditinggal Ayahnya dan adiknya yang tengah berbaring lemas karena penyakit asmanya kambuh.

5 hari kemudian,Riku sudah bisa beraktivitas seperti biasa,namun belum boleh pulang.Tenn tetap setia berada disampingnya.Tiba-tiba pintu ruang inap Riku terbuka.Dilihatnya sosok pria paruh baya dengan jas berwarna abu-abu dan kacamata hitam,persis seperti orang yang selama ini mengawasi mereka.

"Selamat siang anak-anak yang manis,Tenn dan Riku benar?"Orang itu tersenyum melihat Tenn yang tengah melototinya,ditambah Riku yang menatapnya tak suka.

"Aku kesini untuk bicara sebentar denganmu Tenn,tenang saja,aku bukanlah orang jahat,aku hanya ingin mengajakmu berbisnis"Kini orang itu duduk di sofa yang berada di dekat pintu.Walaupun lumayan kecil,namun ruangan tempat Riku menginap memiliki fasilitas yang memadai.

"Berbisnis?"Tenn kali ini mau membuka suara.
"Ya Tenn,mungkin ini waktunya Tuhan mempertemukan kita,kamu anak baik yang pandai dalan hal apapun bukan,aku dengar dari orang-orang sekitar,kamu juga punya bakat menyanyi dan menari,bagaimana jika kau bekerja denganku dan hidup dengan uang,kau tentu saja bisa menghidupi adikmu itu bukan?Aku tidak meminta hal lebih Tenn,kamu cukup ikut denganku dan meninggalkan adikmu itu disini"
Mendengar perkataan orang itu,Riku sontak lalu menarik tangan Tenn.Riku menggelengkan kepala seolah tidak mengijinkan Tenn pergi.

"Maaf Riku,aku harus pergi,orang ini benar,aku harus mulai menghidupimu mulai sekarang,Paman,aku akan ikut denganmu"Tenn tegas menatap orang itu.
"Mari paman"Tenn melepas genggaman Riku dengan kasar,Riku tak menyangka Tenn yang selama ini bersikap hangat dan tidak pernah kasar,sekarang malah berubah 180 derajat.
"Tenn-nii jangan pergi..aku-"

Memories MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang