" Nak, perasaanmu itu pasti sedang berlayar. Ia hanya akan berhenti di tempat yang tepat. Hm... mau dengar kisahnya ngga? " Tanya Hanin.

Nadira mengangguk antusias.

" Kisahnya seperti ini, Ada sebuah kapal yang terombang-ambing oleh ombak laut sehingga menyebabkan kapal tersebut kehilangan arah dan tersesat. Tapi sang Nahkoda tidak putus asa, ia terus berlayar sampai dirinya benar-benar menemukan tempat yang tepat untuk berhenti. Kemudian, ketika ia merasa sudah menemukan tempatnya sang Nahkoda pun berhenti di tempat itu. Namun, setelah berhenti nahkoda melihat bahwa tidak ada tumbuhan dan kehidupan disana padahal dia sudah sangat kelaparan, persediaan makanannya sudah habis. Tapi, apakah ia menyerah? tidak. Sang Nahkoda tetap melanjutkan pelayarannya sambil berdoa, berharap tuhan menolongnya saat itu. Hingga akhir dari ikhtiarnya, tuhan memberikan petunjuk. Sang Nahkoda melihat ada tempat yang tepat untuk berhenti. Ia pun berhenti dan benar saja, tempat itu dipenuhi tumbuhan yang berbuah lebat, dan ranting-ranting kering yang bisa dibuat api unggun untuk sang Nahkoda menghangatkan tubuhnya. " jelasnya panjang lebar hingga membuat Nadira ternganga lebar, jika ada lalat yang lewat sudah pasti akan masuk ke mulutnya.

" Apa kamu bisa memberikan beberapa pointnya? "

" ummm.. anu Bu... otak Nadira buntu hehe, " Cengirnya sambil menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.

Hanin hanya menggeleng, memang sedikit sulit memberikan nasihat kepada anak gadisnya ini. Butuh kesabaran yang ekstra. Berbeda dengan Rasyid, abangnya yang sangat mudah dinasihati dan menerima nasihat. Tunggu, kenapa Hanin malah membandingkanya? Setiap anak pasti di ciptakan dengan jalan pikiran yang berbeda-beda tinggal bagaimana orang tua beradaptasi dengan mereka. Astagfirullahaladzim. Dengan sabar dan lembut Hanin memberikan penjelasannya.

" Oke, akan Ibu jelaskan pointnya. Pertama, jangan pernah menyerah, kecewa dan bersedih atas segala keadaan yang menimpamu sebab kita tidak tahu kejutan terindah apa yang telah Allah siapkan untuk kita. Bayangkan ketika Nahkoda tersebut menyerah begitu saja, ia pasti takkan merasakan nikmatnya buah-buahan lebat di persinggahan selanjutnya. Begitu juga dengan hidup, Nadira. Mungkin nanti kamu akan merasakan terluka, kecewa, sedih atas takdir yang menimpamu tapi ingat bahwa dalam semua kesedihan yang kamu rasakan, sebenarnya Allah sedang mempersiapkan takdir yang begitu Indah untukmu. Yang kedua, terus berdoa kepadaNya agar diberi ketabahan, kesabaran dan keikhlasan hati untuk menghadapi dan menjalani takdirNya."

" trus hubunganya sama hati Nadira apa? " tanyanya penasaran.

" Kamu dengerin aja tadi, Nahkoda itu akan terus berlayar sampai menemukan tempat yang tepat untuk persinggahannya. Sama seperti hatimu, Nadira. Hatimu sekarang tuh sedang berlayar dan berhenti di Shaka. Nah, kalau suatu saat ternyata Shaka bukan milikmu, anggap saja dia memang bukan persinggahan yang tepat untukmu. "

Nadira mengangguk paham dan tersenyum manis pada Hanin. Nasihatnya begitu mudah dipahami daripada Ayahnya, ia sangat bersyukur memiliki ibu yang sangat memperhatikan dirinya dan hatinya. Ini yang Nadira harapkan nanti ketika sudah menikah, bukan hanya dirinya saja yang diperhatikan tapi juga hatinya.

" Terimakasih, Ibu sayang. Kenapa ya Nadira lebih nyerep nasihat ibu daripada Ayah? kalau sama Ayah bahasanya sulit banget buat dipahami udah gitu kadang sok jaksel pake bahasa inggris segala," peluk Nadira yang sesekali tertawa geli membicarakan Fathur.

" Ayahmu memang dari dulu seperti itu, tapi nasihatnya memang patut kita terima, nak. Karna ia ingin memberikan yang terbaik untukmu, gadis kecil kesayangannya. Sudah, sekarang sebagai seorang pelajar kamu harus fokus pada sekolahmu, jadikan setiap mimpimu menjadi nyata. Jatuh Cinta memang memberi semangat, Ibu tahu alasan mengapa kamu begitu bersemangat ke sekolah. Ibu tidak melarangmu untuk jatuh Cinta, Tapi ingat ya, Nak. Jangan terlalu dalam agar hatimu tidak terlalu sakit ketika tidak sesuai dengan ekspektasimu."

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang