"kau yang membuat ini?" tanya Wonwoo takjub

"aku sengaja tidak mengajakmu ketempat lainnya, karna aku hanya ingin menikmati malam ini berdua denganmu"

"Mingyu ini sangat indah"

"kau lebih indah dari ini nyona Kim"

"kau bahkan menyiapkan makanan ini?"

"duduklah, aku akan menyalakan lilinnya"

Mingyu membuat dekorasi apartemennya menjadi tempat yang sangat romantis, ia bahkan membuat dekorasi makan malam dihiasi lilin diatas meja, ada beberapa makanan dan wine diatas meja, dan jangan lupakan beberapa tangkai bunga yang indah ikut menghiasi makan malam mereka.

Makan malam mereka nikmati dengan canda tawa kecil, lalu setelahnya Mingyu mengajak Wonwoo menuju balkon apartemennya yang ternyata juga dihiasi dengan beberapa lilin disana. Mingyu menyalakan musik klasik yang indah untuk menemani malam mereka.

"mau berdansa denganku nyonya Kim?"

"Marga ku Maih Jeon jika kau lupa Kim!" ucap Wonwoo dengan senyumannya, ia sedikit malu saat mendengar Mingyu memanggilnya dengan sebutan 'Nyonya Kim'

"sebentar lagi itu akan berganti menjadi Kim"

Mingyu membawa Wonwoo melangkah dengan dansa kecil yang diiringin musik, udara malam yang tak terlalu dingin dan segar itu menjadi penambah keromantisan diantara mereka.

Tidak lama mereka berdansa, Mingyu tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, ia mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna biru tua lalu mengarahkannya pada Wonwoo.

"apa ini?" tanya Wonwoo heran

"buka lah" Wonwoo membuka kotak itu, dan ia terkejut melihatnya

"cincin?"

"jika kau mau menjadi nyonya Kim maka kau harus memakainya"

"kau melamarku?"

"menurutmu?"

"tidak romantis sama sekali Kim"

keduanya tersenyum, tak membutuhkan waktu lama, Mingyu meraih cincin itu lalu menyematkannya kejari manis Wonwoo, Mingyu tak membutuhkan jawaban apapun lagi, karna ia yakin Wonwoo sangat amat bersedia menerimanya.

Setelahnya mereka kembali menatap kearah luar balkon, Mingyu memeluk Wonwoo dari belakang.

"trima kasih Kim Mingyu"

"untuk?"

"mau menungguku selama ini, tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat"

"selama apapun itu, asalkan tentang dirimu aku sanggup menunggu"

"aku mencintaimu Gyu"

"aku lebih mencintaimu Wonu"

Mingyu mendaratkan sebuah kecupan dipipi Wonwoo, malam ini menjadi malam paling bahagia bagi keduanya, setelah melewati waktu yang lama untuk menepati janji kembali bersama.

...

"Apa kau gugup?" tanya ayah Mingyu

"sangat Appa" ucap Mingyu, ia berulang kali mengusap keningnya yang dipenuhi keringat, entah kenapa keringat itu seolah-olah tak mau berhenti keluar.

"tenanglah, tarik napas perlahan, kau akan melewati hari bahagia, jangan sampai kau pingsan nanti" ucap ayah Mingyu lagi

"Appa mengejekku?"

"sudah masuklah, acaranya sudah dimulai"

Mingyu berjalan kearah altar begitu pintu utama dibuka, hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi semua orang, tidak lama setelah Mingyu melamar Wonwoo malam itu, mereka langsung merencanakan hari pernikahannya. Mingyu tidak mau menunda lebih lama lagi.

Didepan sana terlihat sang pendeta yang sudah menanti kedatangannya dan Wonwoo, tepat setelah Mingyu sampai didepan altar, ia diminta untuk berbalik menatap pintu altar dan menunggu calon mempelainya masuk.

Kegugupan Mingyu semakin bertambah saat menunggu Wonwoo memasuki ruangan itu, Mingyu benar-benar tak menyangka hari yang ia impikan telah tiba, dan saking gugupnya Mingyu sampai lupa untuk tersenyum.

Pintu altar terbuka, dan terlihatlah seorang pria tampan memasuki ruangan itu, ia berjalan dengan indahnya, disertai senyuman, dan busana jas berwarna putih yang melekat ditubuh pria itu.

Begitu Mingyu menatap wajah Wonwoo ia langsung tersenyum bahagia, ia melupakan kegugupannya tadi, senyuman Wonwoo benar-benar membuatnya lupa akan segalanya, hari ini Wonwoo akan resmi menjadi pendamping hidupnya.

tbc

Cintanya WonwooWhere stories live. Discover now