"Chagiya hentikan!"
"Diam disana, atau hubungan kita berakhir"
Teriaknya pada Oppa, dan aku lihat Oppa terdiam.
PLAKKK!!!
Satu tamparan lagi mendarat sempurna tepat di wajahku.
"Ini adalah tamparan karena kau sudah berani-beraninya merebut kekasihku"
PLAKKK!!!
"Dan ini adalah tamparan kebencian ku padamu"
Aku menunduk lemas, rasanya sangat perih dan panas pada sekujur wajahku. Tapi aku tak boleh seperti ini, aku harus membela diriku.
Aku berusaha bangkit dan berdiri. Aku tersenyum tipis...
"Cuihhhh"
Dia meludah tepat diwajahku, sementara aku hanya diam dan memejamkan mataku beberapa saat.
Rasanya aku benar-benar ingin menangis. Ku alihkan pandanganku menatap suamiku yang hanya dia melihatku disiksa dengan begitu parahnya.
Dan lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum tipis. Merasakan rasa sakit yang aku terima saat ini.
"Melihat jalang seperti mu benar-benar membuatku ingin menghabisi mu saat ini juga."
"Jalang? Huhh"
Aku tersenyum renyah mendengar ucapannya.
"Dan kau sendiri? Sebutan apa yang pantas untuk seorang wanita yang menjalin hubungan dengan suami orang? Tidakkah kau rasa itu akan lebih buruk dari sebutan jalang?"
"ROSE!"
Kulihat Oppa berteriak dan menatapku tajam, dia juga beranjak dari duduknya dan mulai berjalan mendekat kearah ku.
"Jaga ucapan mu itu atau aku akan menamparmu"
Aku tersenyum.
"Jika bagimu apa yang aku ucapkan itu salah, maka tampar saja aku. Bukankah sudah menjadi kebiasaan mu melakukan itu padaku?"
Beberapa saat aku lihat Oppa terdiam menatapku, masih dengan tatapan tajam dan tangan mengepal.
"Kali ini aku mengampuni mu" tunjukknya dengan jarinya. "Tapi jika sekali lagi aku dengar kau mengucapkan kalimat rendahan padanya, akan ku beri kau hukuman yang lebih parah dari hukuman-hukuman sebelumnya"
Aku menatapnya dengan tatapan sendu. Aku tak sanggup lagi menahan sakit pada hatiku karena ucapannya.
Seketika air mataku menetes membahasi pipiku yang masih terasa perih. Bibirku kelu, hatiku remuk, namun aku harus tetap kuat.
"Sekarang aku minta padamu pergi dari sini. Aku sedang tidak ingin melihat wajahmu! PERGI!" Teriaknya tepat di wajahku.
Dan sekali lagi...
Aku hanya bisa tersenyum."Kau dengar itu? Sekarang pergi atau aku sendiri yang akan menyeret mu pergi dan menendang mu dari rumah ini"
"Tak perlu kau lalukan itu."
Ujar ku tanpa melihat wajah Tzuyu yang kini tengah berdiri di samping Oppa.
"Pergi dan keluarlah dari kamar ini, sebelum aku kehilangan kesabaran ku"
"Ne Oppa"
Aku beranjak keluar dari kamarnya menuju kamarku. Hatiku hancur dan sakit!
Aku masuk kedalam kamarku dan mendudukkan diriku lemas di atas lantai didekat ranjang.
"Hiks Hiks"
BUGGG! BUGGG!
Aku memukul dadaku pelan.
"Kumohon jangan sakit!"
.
.
.19.11 KST.
Aku menatap bayangan diriku didepan cermin. Kulihat bibirku yang sedikit robek akibat tamparan yang bertubi-tubi. Aku tersenyum tipis menatap wajahku sendiri.
Ku sentuh lembut dan ku tepuk beberapa kali rambutku sendiri.
"Kau kuat Rose"
"Fighting"
Ujarku pada diriku. Kuambil tas milikku dan tak lupa ku letakkan sepucuk surat di atas nakas.
Sebelum akhirnya aku beranjak keluar... Sedetik kemudian aku sudah berada diluar apartemen, aku berjalan di dinginnya suasana malam dengan pakaian tebal yang menyelimuti tubuhku. Tak lupa mengenakan masker untuk menutupi pipiku yang sedikit bengkak dan bibirku yang robek.
Aku berjalan sendirian menyusuri kota, tak tahu kemana kaki ini akan membawa ku. Sudah lama aku tidak berjalan-jalan keluar seperti ini. Kulihat sekeliling, begitu ramai. Mereka semua tampak bahagia tidak seperti aku, tapi sudahlah...
Aku terus berjalan menyusuri kota hingga beberapa saat aku sampai ditaman, didekat sungai Han. Kulihat ada sebuah bangku kosong didepan sana...
Dengan cepat aku pergi mendekat ke bangku itu dan mendudukkan diriku di sana, seorang diri.
"Huhhh"
Aku menarik nafasku panjang dan membuangnya dengan gusar.
Kulihat pemandangan di depanku. Sangat indah, gedung tinggi menjulang menembus langit dengan lampu warna-warni yang menghiasinya.
Ku edarkan lagi pandanganku menatap sekeliling begitu ramai sekali orang yang berkunjung kemari. Ada yang sendiri, ada yang berpasangan bahkan ada juga yang bersama keluarga mereka. Tapi walaupun dalam keadaan ramai seperti ini tetap saja hatiku rasanya kesepian.
Aku menunduk, menatap kedua telapak tanganku.
"Rose... kau hanya perlu bersabar sedikit lebih banyak"
"Hiks"
Air mataku kembali menetes. Perlahan aku mulai menyentuh dadaku yang berdenyut nyeri.
"Cihhhhh! Aku benar-benar heran dengan orang tua kekasihku, kenapa mereka menjodohkan putranya yang tampan dan mapan dengan wanita dekil, kucal, visual buruk, tidak menarik sama sekali dan kurus kering sepertimu. Lihatlah dirimu, begitu buruk dan menjijikkan! Tidakkah kau merasa malu bersanding dengan pria sempurna seperti Kim Taehyung? Aku benar-benar heran kenapa juga kekasihku itu mau dinikahkan dengan wanita kelas bawah seperti dirimu."
"Kali ini aku mengampuni mu. Tapi jika sekali lagi aku dengar kau mengucapkan kalimat rendahan padanya, akan ku beri kau hukuman yang lebih parah dari hukuman-hukuman sebelumnya"
"Sekarang aku minta padamu pergi dari sini. Aku sedang tidak ingin melihat wajahmu! PERGI!"
Kalimat itu terus berputar di memory ku. Terngiang-ngiang, menciptakan rasa sesak tiada tara.
"Kenapa mereka memperlakukan ku seolah-olah aku bukanlah manusia, hikss"
"Hikss hikss"
Aku memejamkan mataku... Menetralkan rasa yang menggejolak dalam diriku. Beberapa saat aku masih dalam keadaan terpejam... sebelum akhirnya...
"Rose!"
Seketika aku mendongak saat merasakan ada seseorang yang menepuk bahuku.
"Rose, kau kah itu?"
"Ji... Jimin?"
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU || TaeRosé [END]
RomanceHighest Rank : 1 in #taerose - 28/05/2020 1 in #vrose - 15/05/2020 1 in #taehyungrose - 20/05/2020 1 in #jirose - 08/09/2020 1 in #roseannepark - 29/08/2020 5 in #blakcpinkrose - 29/08/2020
04. Painful
Mulai dari awal