"Maaf jika sekiranya itu membuat Ayah marah, tapi Ayah lupa dengan profesi Aya."

Ayahnya terkekeh pelan, "Dibayar berapa kamu sama negara? Sampai sok sibuk kayak gini."

"Yah udah." Tengahi Lesmana cepat, Laki-laki itu tahu jika Ayahnya tak akan selesai bila tak ia hentikan.

Gayatri hanya diam, gadis itu tak mau mendebat sang ayah. Ia terlalu lelah untuk beradu argumen yang pada akhirnya melukai hati karena perkataan sang Ayah yang membuatnya seperti pecundang.

"Gayatri pamit, maaf," Lalu gadis itu langsung pergi tanpa mengucapkan salam. Ia terlalu emosi bila berlama-lama di sana.

"Dek hati-hati. Jangan ngebut." Tiba-tiba Lesmana datang dari belakang. Gayatri yang hendak mengenakan jas hujan pun tersenyum, "Iya bang.

Lantas gadis itu segera memakai jas hujan. "Gayatri pergi dulu bang, Assalamu'alaikum." Ucap gadis itu dan Lesmana menjawab pelan seraya menatap adik bungsunya yang sudah melenggang keluar dari rumahnya dengan motor bebek yang sederhana.

Gayatri menembus derasnya hujan yang masih di sertai petir dan kilat. Gadis itu mengendarai pelan, sebab jalanan menjadi licin saat hujan turun. Butuh sekitaran 30 menit lebih untuk bisa mencapai markas. Namun di tengah perjalanan, gadis itu menepikan motornya karena ada kerumunan di jalan.

"Maaf permisi pak, ada apa ya ini?" Tanya Gayatri sambil membuka kaca helmnya.

"Ini neng ada kecelakaan, belum ada ambulan yang datang. Kasihan, ibu-ibu sama anaknya." Lantas Gayatri menerobos kerumunan dan menemukan seorang ibu yang menangis dengan luka di pelipisnya. Sedangkan anaknya sudah terkapar di jalan dengan darah yang sudah merembes keluar.

Lantas Gayatri melepas helmnya dan berjalan menuju tengah jalan, gadis itu langsung memberhentikan sebuah mobil yang melintas.

"Permisi pak, tolong ini ada kecelakaan dan harus dibawa ke rumah sakit."

"Tapi mbak-

"Tolong pak ini darurat."

Pemilik mobil itu nampak ragu, akhirnya Gayatri merayu dengan cara lain, "Semoga Tuhan membalas jasa bapak." Dan pemilik mobil itu pun mengangguk, segera Gayatri meminta bapak-bapak disana untuk mengangkat anak kecil, sedangkan gadis itu membantu ibu-ibu yang menjadi korban tabrak lari. Pemililk mobil juga punya rasa kemanusiaan sehingga mau menolong korban.

"Bawa ke RS terdekat pak, saya bawa motor, saya yang akan mengurus selanjutnya." Pesannya pada pemilik mobil. Gadis itu menyerahkan korban ke seorang bapak-bapak yang menawarkan diri untuk membantu.

Lalu Gayatri mengendarai motornya di belakang mobil tersebut dan langsung memarkirkan motornya ketika sampai di rumah sakit. Segera Gayatri menuju IGD dan menghubungi rekannya jika ada kecelakaan di jalan.

Gayatri lalu mengucapkan terima kasih kepada pemilik mobil dan bapak-bapak yang sudah membantu. "Eh iya mbak, ini tasnya ibu tadi, sebelumnya saya minta maaf kalau tas ibu tadi tercecer dan saya tidak tahu apakah barangnya masih lengkap atau tidak, tapi saya berani sumpah kalau saya tidak mengambil apapun mbak." Bapak tadi menjelaskan dengan detail bahkan sampai ketakutan jika dirinya disangka menjarah barang korban.

Gayatri tersenyum kecil, "Tidak apa-apa pak. Makasih ya, saya yakin bapak sudah jujur." Gayatri tahu jika bapak itu memang benar-benar tulus.

DersikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang