Good Bye

519 44 7
                                    

Author Pov

Shanju berlari menuju parkiran tak perduli pandangan heran teman-temannya. Shanju melajukan mobil dengan terburu-buru menyeruak kepadatan jalanan. Beberapa kali ia membunyikan klakson kasar menghalau kendaraan lain agar memberinya ruang untuk melaju cepat.

"By, tunggu gue please. Lo jahat banget sih, kenapa lo pergi gitu aja By..."

Berkali-kali Shanju menghapus air matanya kasar, terbayang awal pertemuannya dan semua kebersamaannya dengan Chaesar. Shanju lalu meraih hp dalam saku baju dan menghubungi Boby tapi hpnya tidak aktif.

"Hhhaaaa...! hiks...hiksss..."

Shanju berteriak frustasi sambil memukul-mukul stir mobil.

"Lo jahat Byyy...lo jahaaaaattt...!"

Shanju menambah kecepatan mobilnya saat dijalan yang tidak terlalu padat. Dalam fikirannya hanya secepatnya bertemu Chaesar untuk mengtakan perasaan yang selama ini ia pendam.

Sementara Chaesar dan kedua orang tuanya sudah sampai dibandara. Dibantu pak sopir Chaesar mengelurkan koper-koper dari bagasi dan meletakkannya kekereta barang. Maklum barang yang dibawa bukan hanya miliknya tapi juga milik kedua orang tuanya yang berencana tinggal di Belanda selama satu bulan untuk menemaninya.

Setelah mengeluarkan barang-barang Chaesar termenung sesaat, ia tersadar saat sang mami memanggilnya, lalu berjalan menyusul papi maminya yang terlebih dahulu menuju ruang bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengeluarkan barang-barang Chaesar termenung sesaat, ia tersadar saat sang mami memanggilnya, lalu berjalan menyusul papi maminya yang terlebih dahulu menuju ruang bandara.

"Bobyyy...!"

Chaesar menghentikan langkahnya begitu juga sang papi dan mami, mereka menoleh keasal suara. Chaesar tertegun.

"Sha...Shani..."

Shani berlari menghampiri Chaesar dan memeluknya, isak tangisnya pecah. Chaesar menarik nafas menelan ludahnya, perlahan tangannya terangkat dan memeluk Shani. Sang papi dan mami saling pandang lalu masuk terlebih dahulu keruang bandara, memberi waktu untuk Chaesar dan Shani.

Setelah cukup lama keduanya berpelukan Chaesar melepas pelukannya. Ia mengusap air mata Shani yang membasahi pipi.

"Lo tahu dari mana gue disini Shan...?"

"Jahat lo yah Bob, kenapa lo ngak bilang sih...!"

Shani memukul-mukul dada Boby sambil terisak.

"Maaf Shan...gue cuma ngak mau lo sedih..."

"Lo pikir setelah lo pergi gue ngak akan sedih Bob..."

Chaesar diam.

"Gue bakal jauh lebih sedih saat tau lo udah pergi tanpa bilang gue..."

"Maaf...tapi lo tahu dari siapa...?"

"Dari mama, gue ngak sengaja dengar mama telponan sama papi lo. Awalnya mama ngak mau bilang, tapi setelah gue paksa, mama cerita soal lo yang mau kuliah dan terapi di Belanda. Lo jahat Bob..."

"Iya gue emang jahat Shan, maaf...udah yah jangan nangis lagi. Gue ngak tahan liatnya."

"Kenapa sih lo ngak nunggu sampe kelulusan...Kalo lo ngak lulus gimana..."

"Yah kalo gue ngak lulus, gue sekolah di Belanda lah..."

"Kata mama lo rencananya berangkat setelah lulus."

"Iya sih, tapi setelah gue fikir lebih cepat lebih baik Shan..."

"Karna pertengkaran lo kemarin sama kak Aby...?"

Chaesar hanya diam, ia menatap Shani senduh. Lalu tersenyum tipis.

"Ngak kok...btw gue harus masuk nih Shan. Makasih yah udah anter gue, jangan nangisin gue mulu..."

"Nyebelin lo pede amat..."

Chaesar terkekeh.

"Lo setiap tahun pasti pulangkan Bob...?"

"Ngak tahu Shan, liat aja nanti..."

"Gue akan tunggu lo, lo cinta sama lo Bob..."

Chaesar tersenyum dan mengusap kepala Shani lembut.

"Jangan tunggu gue Shan, menunggu itu ngak enak..."

"Terserah gue yang nunggu gue..."

Shani memanyunkan bibirnya.

"Kalo gue pulang bawa anak istri gimana...?"

Shani terdiam dengan ucapan Chaesar. Chaesar tersenyum jail dan mencolek hidung Shani.

"Makanya jangan tunggu gue. Cari cowok ganteng dan tajir trus nikahin, gue janji akan datang dipernikahan lo..."

"Gue cinta sama lo...gue akan nunggu lo..."

Chaesar menghembuskan nafasnya dan tersenyum tipis. Lalu ia menarik tubuh Shani dalam pelukannya beberapa saat.

"Makasih yah Shan...good bye Shani..."

Chaesar mengecup pipi Shani dan berbalik.

"Apa lo cinta sama Shanju Bob...?"

Chaesar terdiam membelakangi Shani, lalu ia melangkah cepat meninggalkan Shani tanpa menjawab pertanyaannya masuk keruang bandara. Shani terpaku air matanya kembali mengalir.

"Diamnya lo, itu adalah jawabannya Boby..."

Shani menarik nafas berat dan menghapus air matanya, ia berjalan gontai keparkiran dan meninggalkan bandara.

Shanju yang baru tiba dibandara berlari keruang bandara, setelah bertanya jam keberangkatan pesawat ke Belanda yang ternyata sudah berangkat lima menit yang lalu, Shanju terduduk lemas.

Ia duduk berjongkok dilantai dengan nafas yang masih terengah-engah. Perlahan ia berjalan gontai menghempaskan tubuhnya kasar kebangku.

Shanju menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil menunduk. Bahunya berguncang, isak tangisnya terdengar.

"Kenapa Tuhan, gue minta waktu sebentar saja buat ketemu Boby. Gue hanya mau bilang kalo gue cinta sama dia..."

Shanju terus menangis, ia menyesal karna terlambat mengakui perasaannya pada Boby, kini Boby telah pergi menuju masa depannya yang baru tanpa mengucapkan satu katapun sebagai salam perpisahan padanya.

"Apa ini jawaban sang waktu atas takdir yang membelenggu kita By..."

Didalam pesawat Chaesar memandang kebawah, semua yang terlihat dibawah sana semakin mengecil dan menjauh.

"Nju, maaf gue ngak bisa pamit sama lo...dan makasih untuk kebersamaan kita selama ini...lo harus bahagia...gue janji akan datang dipernikan lo dan abang...l love you Nju...good bye..."



Sudah tamat kah...?

RADIO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang