"Y--ya tapi kan gak gitu juga Pak! Saya deg degan tau" jawab Anin yang membuat Kai terkekeh mendengarnya.
"Udah, gak usah banyak alasan kamu. Sekarang kamu siapin baju saya buat siang ini, ingat bajunya yang formal ya"
"Kata Bapak kita meeting nya nanti malam kenapa Bapak mau memakai pakaian formal?"
"Kamu pikir kita cuma ketemu sama satu klien aja?"
Anin hanya diam dan tidak merespon perkataan Kai. Ia lantas berjalan kearah lemari pakaian dan memilihkan baju yang akan dikenakan oleh atasannya siang ini. Anin memilihkan baju dan jas berwarna hitam juga celana yang senada dengan baju dan jas nya hari ini.
"Bapak mau pakai dasi?"
"Enggak usah"
Setelah selesai memilihkan baju untuk Kai, Anin lalu memberikan baju yang telah dipilihnya itu untuk Kai. "Ini Pak, kalau begitu saya mau siap-siap dulu Pak"
Baru beberapa langkah Anin berjalan dari hadapan Kai, lagi-lagi Kai memanggilnya dan mau tidak mau Anin harus berbalik dan kembali melayani Kai.
"Anin tunggu"
Anin berjalan menghampiri Kai lalu menjawab. "Ada apa lagi Pak?"
"Ini celananya sobek Nin, kamu yang bener aja dong ngasih saya celana" Kai memperlihatkan bagian celananya yang terlihat sobek. Dan itu tepat di bagian--maaf-- bagian sensitif Kai.
"Y-yasudah saya carikan celana yang lain dulu Pak"
Melihat Anin yang berjalan kearah lemari pakaian, seketika ide jail terlintas di pikiran Kai. Kai tersenyum jahil seakan yakin bahwa ide nya ini akan berjalan dengan lancar.
"Tunggu Nin.." Anin kembali menatap Kai saat mendengar perkataan Kai. "Saya tidak mau pakai celana yang lain, saya maunya pakai ini" Kai melanjutkan perkataannya dan itu sukses membuat Anin membulatkan matanya.
Maksudnya bagaimana? Kai ingin memakai celana sobek, begitu?
"M-maksudnya Pak? Ini kan celana Bapak sobek Pak, yakali Bapak mau pakai celana kayak gitu untuk ketemu klien"
Kai mengendikkan bahunya, pria itu tidak menerima alasan apapun. Yang jelas Kai ingin memakai celana yang sudah dipakainya sekarang.
"Saya tidak mau tau, saya mau pakai ini. Kamu kan pandai menjahit Nin jadi ya bisalah kamu jahit dulu celana saya"
Disaat seperti ini bahkan Kai menyuruh Anin untuk menjahit celana Kai terlebih dahulu? Oh ayolah, Anin juga masih perlu berganti baju dan bersiap-siap.
"T-tapi kan Pak saya juga masih harus siap-siap Pak. Kalau saya harus jahit celana Bapak dulu nanti memakan waktu lama Pak terus bisa-bisa kita telat. Jadi kita ganti celananya aja ya Pak"
Kai menggelengkan kepalanya dan tetap teguh dengan pendiriannya. "Saya gak mau tau, pokoknya saya mau pakai celana ini" jawabnya dengan penuh penekanan.
Kalau sudah seperti ini Anin hanya bisa mengiyakan, karena jika tidak maka ini akan terus berlanjut sampai Kai mendapatkan apa yang dia mau.
"Yasudah Pak, Bapak lepas dulu celana Bapak biar saya jahitkan"
Lagi-lagi, Kai menggeleng menolak apa yang Anin suruh. Ehei sangat tidak mungkin bukan jika Kai menyuruh Anin menjahit celana Kai tapi Kai masih memakai celananya?
"Kalau Bapak gak lepas celana Bapak dulu, terus gimana saya harus jahit nya Pak?"
"Kamu kan bisa jahit celana saya dengan posisi saya masih make celananya. Beberapa waktu lalu sewaktu kancing baju saya lepas kamu bisa jahit baju saya padahal saya masih memakai bajunya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss [Kim Jongin] | END
FanfictionKebayang gak sih lo kalau lo jadi sekretaris--ah ini bukan cuma sekretaris eum lebih tepatnya sekretaris yang merangkap jadi asisten pribadi boss nya sendiri? Masih mending kalau boss nya normal dan dalam batas wajar bin manusiawi kayak orang lain...
Lima belas🐻
Mulai dari awal