Setelahnya, Ida meninggalkan Oik sendiri yang termenung didepan kompor.
'Semoga Cakka tidak tahu perihal ini.' batin Oik berdoa.
Setelah meniriskan udangnya dan membersihkan kekacauan didapur, Oik merasakan perutnya mual setelah menghirup bau amis dari sisa udang yang tak terpakai. Oik langsung pergi ke wastafel dan mengeluarkan isi perutnya.
'Ish, baunya amis banget siih.. Bikin gue mual aja.' runtuk Oik.
"Kamu nggak apa apa Oik?" tanya Ida khawatir melihat wajah Oik yang pucat.
"Tidak apa bunda.."
"Mau ke rumah sakit?"
"Nggak usah bunda.. Mungkin cuma kecapean biasa."
"Tapi bunda khawatir sayaaang.. Atau gini saja, kamu ikut bunda ke kantor, tapi nanti kita ke rumah sakit dulu, gimana?"
"Oik ke rumah sakitnya sendirian aja, bunda ke kantor aja."
"Yasudah, tapi nanti kasih bunda kalo kamu kenapa-kenapa, oke?"
"Aye aye captain." Ida hanya menggeleng sambil tersenyum kecil.
'Kamu nggak berubah Oik, selalu saja polos.'
***
Ida dan Oik melakukan perjalanan ke rumah sakit terlebih dahulu untuk mengantarkan Oik. Oik memilih ke rumah sakit tempat Gab bekerja. Sesampainya di depan rumah sakit, Oik pun pamit kepada Ida.
"Bun, aku masuk dulu yaa.. Nanti kalo bunda sudah mau pulang, tinggal sms Oik aja biar nanti Oik siap di depan."
"Yasudah, nanti bunda sms kamu yaa.. Sudah sana masuk." Oik pun mengangguk. Sebelum keluar dari mobil, Oik mencium punggung tangan Ida terlebih dahulu.
Oik pun memasuki rumah sakit lalu mendekati resepsionis untuk menanyakan dimana tempat dokter memperiksa pasiennya.
"Ibu tinggal menaiki lift. Di lantai 2 ibu bisa keluar lalu belok kanan. Ruangan paling ujung." kata sang resepsionis.
"Terima kasih yaa.." Oik pun segera mengikuti apa kata sang resepsionis.
Sesaat sudah di periksa, sang dokterpun memandang Oik dengan serius.
"Apa ibu sudah menikah?" tanya sang dokter.
"Sudah dok, memangnya ada apa?"
"Bisa suami ibu dipanggil kesini?"
"Maaf dok, suami saya lagi di luar kota."
'Terpaksa buhong deh. Nih dokter apa susahnya sih ngomong gue sakit apa. Alay!' batin Oik kesal.
"Ibu hamil. Kira-kira usia kandungan ibu 2 bulan." kata sang dokter yang membuat Oik melongo kaget.
"Hamil? 2 bulan?" tanya Oik dengan muka shock.
"Iya, kalo ibu ingin lebih pasti, ibu bisa mendatangi dokter kandungan rumah sakit ini."
"Umm, tidak usah dok. Terima kasih. Saya permisi dulu dok." Oik pun berjalan keluar dari ruangan sang dokter.
'Dua bulan? Apa tuh dokter salah apa gimana? Bukannya terakhir aku 'gitu' kurang lebih tiga bulan yg lalu? Sudahlah, mungkin aku yg salah ngehitung.' batin Oik sambil terus berjalan hingga menabrak seseorang yang berjalan dengan tergesa-gesa.
Gubraaaak..
"Aduuh.." rintih Oik sambil memegangi jidatnya yag terantuk pada seseorang yang ditabraknya itu.
"Aduh mbaa.. Kalau jalan di lorong rumah sakit jangan sambil melamun." kata orang itu.
'Wait, kenapa gue familiar sama suara ini?'
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Number One
Romancepertama kali kalian dengar kalimat 'istri kedua' apa yang langsung dipikiranmu? menyebalkan? perusak rumah tangga orang? tapi gimana kalo disini dialah yang tersiksa?
You're Number One ~ 10
Mulai dari awal