"...tapi sarapannya dihabiskan dulu ya?"

Jackson mengangguk dengan sisa ingus di hidung mancungnya.

"Yeol, biar Jackson denganku saja. Nanti kau terlambat ke kantor. Ayo, sayang.. sama Mommy ya?"

Jackson menolak, semakin mempererat pelukannya di leher sang daddy.

"Sudah tidak apa-apa, sayang. Nanti aku bisa sarapan di kantor."

"Aku buatkan bekal saja ya untukmu?" tawar Baekhyun.

"Boleh."

Kurang lebih seperti itulah kegiatan yang Chanyeol lakukan setiap pagi sebelum berangkat ke kantor.

Berisik suara ketiga jagoannya itu tidak membuatnya merasa terganggu, justru itulah penyemangat.

Setengah jam kemudian, Jackson sudah tidur dikamar setelah sarapan dan mandi. Jesper dan Jiwon sedang bermain dengan pengasuh mereka.

"Kau tampak kelelahan sekali akhir-akhir ini, pasti gara-gara Jack yang selalu begadang. Nanti kau jangan pergi belanja bulanan, biar aku saja yang pergi ke supermarket setelah pulang dari kantor." pesan Chanyeol didekat pintu ketika akan berangkat ke kantor.

"Tidak apa-apa, aku 'kan nanti perginya dengan mama Park. Lagipula aku masih bisa tidur sebentar sebelum pergi ke supermarket."

"Ya sudah kalau begitu. Aku berangkat sekarang ya?"

Ciuman dikening dan dibibir secara singkat itu selalu menjadi pengantar Chanyeol sebelum berangkat ke kantor.

"Hati-hati di jalan.." pesan Baekhyun.

••••

"Loh, tumben ramai sekali?" seru Chanyeol heran melihat semuanya berkumpul disana saat dia baru saja memasuki pintu setelah pulang dari kantor.

Ada Siwon, Sooyoung, Heechul dan Haneul.

Jesper dan Jackson serta para pengasuh juga ada disana.

"Tadi lembur?" tanya Heechul.

Chanyeol mengangguk. "Iya appa Byun."

"..istriku dimana?"

"Dikamar." balas Haneul singkat.

Sudah pasti Baekhyun sedang bersama si bontot disana.

"Besok-besok jangan keseringan lembur ya, kasihan menantu ayah di rumah tidak ada yang membantu menjaga anak-anak, ya meskipun sudah ada para pengasuh berpengalaman disini tapi kehadiranmu jauh lebih penting untuk Baekhyun."

Secara tidak langsung Chanyeol sedang kena tegur Siwon.

"Ada apa sih?" tanya Chanyeol heran, merasa aneh saja dengan sikap para orang tua yang tidak biasanya.

"Tadi Baekhyun hampir pingsan di supermarket." beritahu Sooyoung.

Sudah pasti Chanyeol terkejut setengah mati mendengarnya.

"...untung saja aku yang menggendong Jiwon tadi, kalau tidak pasti mereka berdua akan jatuh membentur lantai."

Chanyeol yang semakin gusar memilih masuk kedalam kamar menemui sang istri secara langsung.

Ketika Chanyeol memasuki kamar, dia menemukan Baekhyun membuat gesture seperti 'jangan berisik' sembari menepuk-nepuk pantat Jiwon yang sudah terlelap diatas ranjang.

"Jiwon baru saja tidur, Yeol." ucap Baekhyun dengan suara lirih.

Chanyeol berjalan mendekat dengan langkah pelan.

"Ada apa?" tanyanya tak kalah lirih.

"...eomma bilang kau tadi hampir pingsan di supermarket."

"Aku baik-baik saja."

"Sudah pergi ke dokter?"

Baekhyun menggeleng. "Hanya sedikit merasa pusing. Mungkin karena aku kurang tidur."

"Sudah kukatakan untuk tidak pergi saja 'kan?"

Raut Chanyeol menunjukkan rasa khawatir namun Baekhyun malah tertawa. Dia bangun dari posisinya untuk duduk ditepi ranjang, disebelah sang suami.

"Aku hanya iseng mencobanya setelah menemukan beberapa sisanya didalam laci tadi setelah pulang dari supermarket,"

Chanyeol mengernyit heran, tidak mengerti apa yang sedang Baekhyun bicarakan. Sementara Baekhyun membuka laci nakas disamping tempat tidur, mengeluarkan sesuatu dari sana.

Baekhyun memberikan tiga buah benda yang lagi-lagi membuat Chanyeol terkejut setengah mati.

Semuanya dua garis merah..

"Calon anak ke-empat kita." bisik Baekhyun dengan senyum manis.

Chanyeol tiba-tiba merasakan air matanya jatuh mengalir, terharu dan bahagia tentu saja.

Sebelum Baekhyun meledeknya Chanyeol lebih memilih menenggelamkan tubuh istri mungilnya itu kedalam sebuah pelukan hangat.

Sejak Jiwon berusia delapan bulan mereka telah sepakat untuk memiliki anak ke-empat, sejak saat itu pula yang namanya pengaman sudah tidak berguna lagi.

Tapi Baekhyun tidak kunjung hamil hingga Chanyeol merasa curiga jika istrinya itu tengah meminum pil anti hamil tanpa sepengetahuannya.

Penantian selama tujuh bulan ini pada akhirnya terwujud juga.

"Terima kasih, sayangku.. dan maaf, aku sempat menuduhmu macam-macam beberapa waktu yang lalu."

Baekhyun tertawa didalam dekapan sang suami. "Ini anak kita yang ke-empat dan kau masih tetap saja menangis seperti itu? Sana! Adu tangis dengan Jackson saja!"

"Aku bahagia.."

Chanyeol melepaskan pelukan mereka, bibir keduanya beradu dengan lembut setelahnya.

"Aku juga bahagia.." balas Baekhyun setelah ciuman itu usai.

"Apa yang di luar sudah tau?" tanya Chanyeol, yang dia maksud adalah para orang tua.

"Belum. Aku mau kau jadi orang yang pertama kali mengetahuinya."

"Aku akan memberitahu mereka kalau begitu."

"Tapi jangan berisik, nanti Jiwon bangun."

"Iya, sayangku.."

"Baby.." Chanyeol berbicara dihadapan perut Baekhyun, mengusap-usap permukaannya yang masih rata dengan penuh rasa sayang.

"...jangan nakal didalam sana ya! Jangan buat mommy merasa sakit seperti mual dan muntah-muntah setiap hari. Tidak apa-apa jika daddy yang menanggung semua itu seperti saat mommy sedang mengandung kakakmu, Park Jiwon."

"Jangan! Aku tidak tega melihatmu seperti itu lagi." tolak Baekhyun dengan segera.

"Morning sickness yang di alami oleh kebanyakan orang yang sedang hamil itu wajar, Yeol. Yang penting 'kan baby didalam sana tetap tumbuh dengan sehat."

"...pokoknya kau jangan bicara yang aneh-aneh! Kalau kau yang mengalami morning sickness aku juga yang repot tau!"

"Iya, sayang.." balas Chanyeol gemas setiap kali melihat Baekhyun yang mengoceh.

"Ya sudah sana temui para orang tua. Dari tadi mereka khawatir terus-terusan padaku. Mendengar berita ini mereka pasti senang sekali, apalagi ibuku, sudah tidak sabar ingin punya cucu ke-empat." ucap Baekhyun.

"Aku akan keluar sekarang."

Baekhyun mengangguk.

Belum ada satu menit Chanyeol meninggalkan kamar, tiba-tiba suara berisik itu terdengar di luar, suara Sooyoung yang terdengar paling heboh sendiri kemudian disusul suara Haneul.

Jiwon mulai merengek pelan dalam tidurnya setelah tersentak kaget.

"Aish.. sudah kubilang untuk tidak berisik 'kan?" gumam Baekhyun sebal sendirian, kembali menepuk-nepuk pantat si bontot.

••••

HOUSEHOLD | CHANBAEK (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang