Dongpyo: The Story Behind

Mulai dari awal
                                    

Saat belajar di kelas pun, rasanya hampa. Biasanya Eunsang duduk di jendela yang sedang terbuka, sedangkan Junho menjahili teman-teman Chowon. Bahkan tak jarang dia juga menjahili Chowon. Memainkan rambutnya, menarik earphone-nya, dan banyak tingkah menyebalkan lainnya.

Chowon's POV

Si bawel itu kemana ya? Apa mungkin dia balik lagi ke trotoar itu? Ya tidak apa sih, aku malah senang kalau dia tidak jadi menghampiriku dan memenuhi kamarku. Tapi masalahnya, dia belum minta maaf atas insiden mug. Masa' main pergi begitu saja?

Aku pulang sekolah sambil membeli odeng yang dijual di pinggir jalan. Oh ya, katanya ibu Junho itu penjual street food? Tapi aku tidak tahu ibunya berjualan dimana. Bagaimana keadaan orang tuanya sekarang ya?

Hm, tiba-tiba aku jadi ingat suster Eunbi. Aku belum mencari tahu lagi dimana keberadaannya. Apa yang harus aku lakukan? Aku yang biasanya cuek terhadap lingkungan sekitar, mulai memperhatikan orang-orang yang satu bus denganku. Mana tahu aku satu bus dengan para perawat.

Eh, tapi kan, biasanya mereka tidak langsung memakai seragamnya saat pergi bekerja supaya seragamnya tetap steril. Astaga, aku kehilangan clue. Mana aku tahu kalau penumpang di sebelahku apakah seorang karyawati, atau perawat, atau sekretaris.

Saat di perjalanan pulang, aku membuka ponselku dan mencari informasi daftar rumah sakit yang kira-kira berada satu lokasi dengan rumah sakit tempat Junho dirawat itu. Siapa tahu, suster itu pindahnya tidak jauh. Lalu informasi itu aku screenshot, mungkin bila nanti ada waktu luang aku bisa mengunjunginya satu persatu.

Walaupun aku tidak tahu bagaimana mencari seorang perawat di rumah sakit yang besar.

Sampai di rumah, sepi. Seperti biasanya. Mereka belum kesini, atau bahkan tidak kesini?

"Nona, makan malam sudah siap. Silahkan nona mandi dahulu lalu makan", kata bibi kepadaku.

"Iya bi, terima kasih", jawabku singkat dan aku naik ke kamarku.

Eomma

Chowon, bagaimana kabarmu? Apa kegiatan sekolahmu lancar? 

Aku sehat, ma. Sekolahku juga lancar

Syukurlah. Lusa mama pulang. Apa kamu mau titip sesuatu?

Boleh aku titip mug ma? Mug ku pecah, jatuh dari meja...

Astaga..kok bisa? Baiklah, nanti mama belikan ya

Siipp

Sebuah pesan singkat masuk ke ponselku. Orang tuaku akan pulang, tapi tidak lama. Mereka hanya sesekali datang untuk menengokku dan kembali pergi melanjutkan pekerjaan mereka. Orang tuaku memiliki apartemen yang dekat dengan kantor dan proyek mereka dan otomatis menjadi rumah kedua.

Selesai makan malam, aku kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas. Biasanya, Eunsang membantuku mengerjakan soal-soal sulit ini. Dia tidak akan membiarkanku tidur kalau tugasku belum selesai. 

"Ayo, sisa dua soal lagi", katanya.

"Aku capek! Kan masih bisa besok pagi sebelum berangkat", jawabku.

"Nggak akan sempat. Pasti besok pagi kamu buru-buru berangkat. Mau dikerjain dimana? Di kelas?"

Aku terdiam. Sebal sih mendengarnya, tapi benar begitu adanya. "Ayo cepat", dia seakan-akan memerintahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

5 SOULSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang