4. Vidio Mesum

Mulai dari awal
                                    

"Emang udah berapa minggu?" tanyanya kepo

"Kagak tau gue, gue belom periksa ke dokter." Gue sesap rokok gue tapi keburu kena tabokan Doni yang super dasyat akhirnya rokok gue jatuh dengan tragisnya ke tanah.

"Apaan sih lo! Rokok gue tu, ganti kagak lu." Sayang banget rokok gue mengenaskan.

"Lo baca nih." Doni memperlihatkan bungkus rokoknya dibagian belakang yang bertuliskan perhatian. Gue mengernyitkan dahi bingung.

"Rokok bisa menyebabkan gangguan kehamilan. Mulai sekarang lo nggak boleh minta rokok lagi ke gua. Haram hukumnya."

"Apa?" Kali ini Doni yang biasa buat mood gue baik, hari ini dia sukses buat mood gue buruk seketika.

Lebih buruknya lagi Doni nekat nemuin Rama sepulang sekolah. Kali ini gue lihat Doni sangat marah, dia langsung menghampiri Rama yang keluar dari toko buku.

Bugh! Satu pukulan Doni membuat Rama tersungkur dengan darah keluar dari sudut bibirnya.

"Bangun lo pecundang!" Doni mencengkram kerah baju Rama dengan kasar.

"Don udah." Gue berusaha menariknya, gue nggak mau Rama kenapa-napa.

"Kali ini gue nggak akan beri ampun anak manja ini. Pukulan yang gue beri dulu cuma bisa ngebuat dia masuk UKS, kali ini gue akan buat dia masuk ke pemakaman." Gila emang si Doni! Dia mau anak gue jadi anak yatim nggak punya bapak, gue nggak akan biarin.

"Doni cukup!" Gue dorong Doni sekuat tenaga gue hingga dia terdorong jatuh.

Kali ini gue yang mendekati Rama, gue lihat dia berusaha berdiri menghadap gue. "Denger ya Ram, ini kesekian kalinya gue minta pertanggung jawaban lo."

"Dan ini kesekian kalinya gue nolak."

"Gue punya bukti vidio mesum kita malam itu." Ini kartu joker yang gue maksut.

Dia terkejut. "Gue semakin yakin kalau lo emang berniat menjebak gue."

"Terserah lo mau bilang apa." Gue nyilangin kedua tangan didepan dada dengan angkuh. "Kira-kira kalau vidio mesum ini tersebar, apa yang akan terjadi dengan tuan Rama yang terhormat seorang siswa paling teladhan dan paling dibanggakan di sekolah? Kalau gue nggak apa-apa di hujat karena kelakuan gue emang udah terkenal buruk, tapi kalau lo gue ragu lo bisa kuat dengerin cacian mereka. Nama lo pasti akan tercemar dimana-mana setelah itu."

"Mana vidio itu, gue mau lihat."

"Ohoo, rupanya tuan Rama ini nggak sabar pengen liat vidio bokep ya." Gue sengaja berlagak sok centil sambil merapikan kerah bajunya yang kusut karena ulah Doni, tapi Rama segera menampik menjauhkan tangan gue dengan perasaan jijik. "Ok fine. Gue bukan tipe manusia yang suka menunggu, tapi buat lo gue kasih waktu sampek nanti jam 9 malem. Semoga gue mendengar keputusan yang baik ntar malem karena kalau tidak, gue akan post vidio ini ke medsos.

"Lo emang perempuan licik!"

"Bukan licik baby, tapi perempuan pinter." Gue pergi dengan melambaikan tangan memberikan kissbay ke Rama.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Lo emang hebat Ris." Doni mengacungkan 2 jembol tangannya tepat didepan muka gue dengan takjub seolah-olah itu adalah sebuah prestasi.

"Jelas dong." Gue ngibasin rambut cetar gue dengan bangga. "Gue kalau nyelesain masalah itu pakek otak bukan pakek otot kaya lo." Hmm, gak ada gunanya juga njelasin ke monyet satu ini, nggak bakalan ngerti juga.

"Yaudah gue masuk, lo pulang sono!" gue sengaja ngusir Doni pulang, karena kalau tau bokap gue, gue bisa kena semprot pria tua bangka itu.

"Iye-iye, sabar. Nih montor susah dimundurin, bantuin dorong napa."

MY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang