𝕭𝖆𝖇 51

Mulai dari awal
                                    

Lex, terutama, terlihat pucat. Ree tidak tahu Lex akan sepeduli itu bila ia mati. Aku kira Lex membenciku?

"Kita memercayai yang ingin kita percayai," bisik Ree lebih pada dirinya sendiri.

"Ssshh.." bisik Kai, "Rosea baru saja membunuh Raja dan Ratu Andalas. Juga Madoff. Kalau kau bisa menyembunyikan dirimu dalam bayangan, aku bisa mengatasi semua orang ini. Selamatkan dirimu sendiri."

Dengan tangan satunya, Ree membelai wajah Kai, "Kenapa? Kau menolongku sekarang karena ingin memanfaatkan diriku juga nantinya?"

Raut wajah Kai berubah terluka. "Apakah itu yang kau percayai?"

Banyak orang yang Ree temui hanya memperalat Ree. Para dewa, Rangga, dan sekarang, Andreas. Dan mereka yang tulus menyayangi Ree... mereka selalu menjadi korban. Keluarganya, kemudian Pasukan Bayangan. 

Ree lelah. Sangat lelah. 

Hidupnya seakan seperti diatur oleh orang lain. Bagaimanapun Ree mendapatkan kebahagiaan, pasti akan ada pihak yang melemparkannya kembali ke masa lalunya. 

Seperti hidupnya adalah sebuah siklus. Siklus kehilangan.

Ree tidak tahu bagaimana merespon kepada Kai. Salahkah dia untuk tidak memercayai siapapun saat ini?

Dari atas koloseum, Rosea berbicara, "Para penonton, janganlah takut!" Suaranya lantang, penuh percaya diri. 

Rosea melepas topengnya, membuat para penonton terkesiap. 

"Ramalan sudah sangat dekat. Aku tidak punya maksud jahat untuk kalian, aku justru ingin menyelamatkan kalian semua. Menyelamatkan satu Pallaea."

Rosea melangkah ke udara tepat ketika sebuah batu gaib muncul di bawah kakinya. Batu gaib itu mengantarnya turun ke atas pasir arena, tepat di samping Madoff yang tersungkur di arena berpasir. Sepatu elegan Rosea melangkah di atas genangan darah pria buatan magis kuno itu. Ree bahkan tidak tahu Madoff dapat dibunuh.

Madoff meludahi sepatu Rosea, membuat putri itu membeku. "Kau adalah palsu." Rosea mengangkat satu kakinya untuk menginjak kepala Madoff. Pria itu merintih kesakitan, ia berusaha mengangkat kepalanya melawan pijakan Rosea, berusaha untuk bernapas. Tapi Madoff sudah kehilangan darah banyak, tenaganya pun melemah.

"Penonton!" panggil Rosea kembali, "Mungkin kau kaget kenapa aku bisa membunuh Madoff. Jawabannya adalah selama ini dia telah berbohong pada kita. Dia bukanlah buatan magis kuno. Dia sebenarnya adalah makhluk hidup yang terperangkap di koloseum ini. Dia tidak bisa keluar dari koloseum ini. Tapi dia bisa mereplika dirinya dengan magis, membuatnya dapat keluar dari koloseum. Madoff yang kita biasa lihat adalah replika dari dirinya yang asli. Apakah kalian tahu siapa dirinya yang sebenarnya?"

Rosea mengangkat kakinya. Madoff akhirnya dapat bernapas. 

"Lihatlah, dia adalah Wiseman, Binara, Kollos, dan semua pelayan koloseum. Dia juga menyebut dirinya Barro, Sang Mahatahu. Sebutan-sebutan itu adalah nama para dewa kuno, sebelum Sang Bunda membuat dunia kita sekarang. Mereka terperangkap menjadi sebuah makhluk yang saling memiliki koneksi di koloseum ini. Ia membangun koloseum ini, menyerap sedikit demi sedikit magis para kontestan selama lima ratus tahun untuk menambah kekuatannya sendiri."

"Ia adalah kehancuran yang diramalkan. Ia ingin menghancurkan dunia kita, ingin menginjak-injak nama Sang Bunda." Rosea berhenti untuk memberikan efek dramatis. 

"Tapi ramalan itu juga memunculkan sosok pahlawan."

Semua orang di koloseum terkesiap. Beberapa mengutarakan bahwa Rosea sudah menjadi gila. Beberapa hanya mematung, tidak tahu harus merespon apa.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang